Laman

Selasa, 18 Juli 2017

"Manusia (juga) merupakan unsur tanah

"Manusia (juga) merupakan unsur tanah. Selain manfaat, unsur ini punya tabiat madhorot. Yaitu, manusia suka males, malesan, dan tidak punya inisiatif, statis. Ini sebabnya karena hatinya mandek, jumud: tak ubah seperti tanah yang suka mengeras sekeras batu, bahkan lebih. Jangankan tidak punya ilmu, punya ilmu pun (tentang Agama) belum tentu mau mengamalkan ilmu-nya. Yang seperti ini disebut para ulama: ia sedang kerasukan roh jamadi hingga membatu, jadi keras kepala, membandel, yang akhirnya ia tidak bisa menghasilkan sesuatu, apalagi mencapai tujuan (hidup). Tiada cara agar tanah jadi gembur dan subur, tanah yang bisa ditanami dan menghasilkan panen kecuali dengan istiqomah DZIKRULLOH."

 "Dalam diri manusia juga ada unsur air. Selain manfaat, unsur ini punya tabiat madhorot. Yaitu, suka nekad, khianat, bawaannya berani hasud kepada sesama. Tak peduli yang lain celaka asal dirinya selamat, yang lain terjatuh asal dirinya tidak, kadang suka mencelakai orang lain, seperti air banjir bandang yang menerjang tak berbelas kasih, menyapu dan menenggelamkan harta maupun benda siapa saja, bahkan seringnya manusia terbawa hanyut oleh derasnya arus... Para ulama menyebut yang demikian sedang kerasukan ruh Khewani, watak kehewanan. Tiada cara menstabilkan unsur air dalam diri manusia kecuali mendawamkan DZIKRULLOH."

 "Selain unsur api, dalam diri manusia ada unsur angin. Selain manfaat, unsur ini punya tabiat madhorot. Yaitu, manusia suka mudah berubah-ubah pendirian, berpindah-pindah haluan, mudah goyah oleh pengaruh (luar), gampang tergoda, tertarik ke sana kemari, dan seringkali tidak punya keteguhan. Akibat terbawa tabiat madhorot angin, manusia suka ingin dipuji, pengennya tenar, dan di-elu-elu-kan. Perilaku mudah terpengaruh inilah tabiat madhorot unsur angin. Tiada alat untuk mencegah madhorot unsur ini kecuali dengan menetapkan kalimat yang tetap (qoulu tsabit) yakni (Dzikir) LAA ILAAHA ILLALLOH."
 "Salah satu dari empat unsur dalam diri manusia adalah api. Selain tabiat manfaat, unsur ini mengandung tabiat madhorot. Yaitu, manusia suka menyerupa Syetan/Iblis, karena asal penciptaan mereka dari api. Tabiat Iblis itu takabur, sementara, takabur-lah yang menjadi sebab hancur-nya segala amal kebaikan manusia. Para ulama sering menunjuk manusia yang demikian, 'Sedang terkena ruh Syaithoni, sedang kerasukan pengaruh Iblis'. Syetan/Iblis, sebagaimana dinyatakan al-Quran, tabiatnya ingkar kepada ALLOH dan mengajak manusia ke jalan kemungkaran. Tiada cara untuk mengendalikan unsur ini kecuali dengan mandi tobat, hakikat mandi taubat yaitu DZIKRULLOH."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar