Laman

Rabu, 09 Agustus 2017

ERA ISLAM GLOBAL

Islam adalah ajaran Allah Subahanahu wata’ala yang diamanatkan kepada seluruh manusia di muka bumi ini untuk dilaksanakan /ditaati sepanjang kehidupan di segala aspeknya, demi keselamatan hidup dunia dan akhirat sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan lil ‘alamin). Allah Subahanahu wata’ala telah menawarkan Dien ini terlebih dahulu kepada selain manusia, sebagaimana Allah Subahanahu wata’ala berfirman,
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan meng khianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dzalim dan amat bodoh”. (QS. Al-Ahzab (33) : 72).
            Jika manusia tidak memprak tekkan ajaran yang sangat luas, sempurna dan universal ini, maka akan terjadi kerusakan di daratan maupun di lautan akibat dari karya manusia itu sendiri yang tidak berpedoman pada ajaran Islam (Al- Qur’an dan As Sunnah) dalam kehidupan mereka. Memang tidak sewajarnya mengelola sesuatu tanpa mengacu kepada ketentuan yang menciptakan sesuatu itu, karena pasti akan mengakibatkan terjadi kerusakan, sebagaimana Allah Subahanahu wata’ala berfirman,
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar Ruum (30) : 41).
            Allah Subahanahu wata’ala telah memberi akal kepada manusia untuk berfikir dalam upaya memenuhi keinginan dan kepentingannya, namun akal fikiran manusia tidak selamanya benar dan tak luput dari kesalahan, maka manusia harus menetapi standar kebenaran ajaran Maha Pencipta yang Maha Mengetahui yakni ajaran Islam yang sudah sangat sempurna tak perlu diragukan lagi kebenarannya agar manusia terhindar dari kekeliruan dan kesalahan dalam mengelola bumi ini sehingga menyelamatkan dunia ini dari kerusakan.
            Kecerdasan akal pikiran manusia memang sangat dibutuhkan untuk kesempurnaan pembuktian taat terhadap ajaran Islam dan hilangnya akal bernilai hilangnya Islam bagi seseorang dan hanya orang berakal saja yang dapat menerima ajaran Islam yang Haq bersama pengamalannya secara benar dan baik. Tidak ada penilaian ajaran ini terhadap pelakunya jika dilakukan tanpa ilmu pengetahuan yang diyakini benar secara rasional. Demikian pernghormatan Islam terhadap “kecerdasan akal” manusia yang mampu beramal menurut ilmu pengetahuan yang dimilikinya.
            Kini zaman serba canggih, segala fasilitas mudah terpenuhi, kecerdasan manusia semakin meningkat, ilmu pengetahuan di segala bidang sudah mumpuni, maka zaman ini adalah pertanda kemungkinan manusia pada umumnya untuk sampai pada kecerdasan memahami ajaran Allah dan Rasul-Nya (Islam) secara rasional, yang justru keterangan dan ketetapannya senantiasa sesuai dengan kenyataan alam semesta ciptaan Allah dan juga sangat masuk akal bagi siapapun yang mau berpikir sehat.
            Maka kenyataan zaman ini dengan segala kebebasan dan keluasan berpikir manusia adalah isyarat bagi kemudahan mengakui kebenaran ajaran Islam yang secara akal sehat dan ilmiah tak terbantahkan.
            Harapan kemungkinan dimaksud memprediksi masa depan zaman ini sebagai suatu peluang besar bagi wujud kesempurnaan kehidupan Islami dalam era globalisasi zaman kedepan. Demi kesuksesan masa depan tentunya butuh kesadaran orang beriman mengambil peran penting untuk menyambut kenyataan masa depan dimaksud agar berhimpun dalam suatu wadah kesatuan bagi seluruh kaum muslimin yang telah ditetapkan Allah dan Rasul-Nya dan telah lama pula dipraktekkan oleh para sahabat Anshor dan Muhajirin yaitu Berjama’ah dalam sistem Kekhalifahan Islam sebagai wadah kesatuan global kaum Muslimin dimuka bumi ini yang dipimpin oleh seorang Khalifah /Amirul Mukminin sebagai Ulil Amri yang wajib mereka taati, sebagaimana Allah Subahanahu wata’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”. (QS. An Nisa (4) : 59).
            Tanpa sistem kesatuan global dimaksud (Kekhalifahan setelah kenabian), mustahil syari’at Islam dapat ditegakkan dalam kehidupan nyata. Bersiap-siaplah wahai ummat Islam untuk menyambut masa depan menyongsong era Islam global. Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar