Pertama kita akan jelaskan tentang ruh dahulu.....
Ketika belum bersatu/dalam keadaan terpisah dengan jasadnya ini keadaannya disebut sebagai "RUH".....
Ketika sudah bersatu dengan tubuhnya keadaannya disebut sebagai "NAFS" atau "JIWA".....
Ini penting dimengerti, sebab akan memudahkan memahami Qur'an, langsung
mengerti ketika disebut ruh, ketika disebut nafs/jiwa, maksudnya
apa......
Nah sampai disini sudah tahukan beda sebutan ruh dengan nafs (jiwa)?.
Saat dalam keadaan sebagai nafs/jiwa inilah, memunculkan "pertalian2
baru" atau melahirkan "efek samping" menyatunya ruh dengan tubuh......
Setelah menjadi Nafs (jiwa), lalu akan memunculkan "nafas", memunculkan
"nafsu", memunculkan akal fikiran, memunculkan perasaan hati dsb.....
hal2 tersebut adalah hal2 baru yang menjadi efek samping adanya nafs
(jiwa).....
Adanya hal2 baru sebagai mata rantai efek adanya
nafs, acapkali mengaburkan pandangan batin dari nafs (jiwa) manusia,
mencemari jiwa itu sendiri, lalu melilitnya dengan keterikatan2 hawa
nafsu..... disinilah jiwa itu menjadi tercemar dan kotor...... Maka
ketika mati dan kembali, ia kembali dalam keadaan yang lain/tidak
original yang penuh kotoran, tidak suci lagi sebagaimana asalnya......
maka nafs/jiwa kotor ini menjadi ruh kotor ketika mati, menjadi "setan"
dari bangsa manusia.....
ruh kotor itu akan dibangkitkan kembali
bersatu dengan tubuhnya kelak, kembali menjadi nafs/jiwa, lalu memikul
segala konsekuensi atas perbuatannya yang telah lalu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar