Laman

Rabu, 25 Oktober 2017

Diciptakan dan ditiupkan itu memiliki kesan

Lebih tepatnya ruh itu ditiupkan, seperti yang sudah saya ulang2..... saya mengatakan ruh itu diciptakan hanya sebagai pendekatan fikir saja, namun saya katakan lebih tepatnya ditiupkan, sebab disebutkan "KU tiupkan ruhKU"....
diciptakan dan ditiupkan itu memiliki kesan yang berbeda, bilamana diciptakan itu mengesankan proses diluar diri, tetapi jika dikata ditiupkan itu mengesankan sesuatu yang berasal dari dalam diri lalu dihembuskan keluar...... kesannya bagian dari diri.....
Lalu saya akan menerangkan tentang penciptaan segala sesuatu.....
Ada 3 hal yang perlu diketahui dahulu, yaitu:
1. qodim
2. azali
3. muhadast
qodim itu saya umpamakan keadaan sebelum adanya angka (sebelum adanya sebutan "awal"), azali itu saya umpamakan angka nol (0), yakni awal dari semua angka, awal dari segala hal yang ada, sedang muhaddast itu adalah angka angka dari 1,2 dstnya......
yang disebut muhadast atau baru itu, sebenarnyalah "BUKAN" baru dalam hal dzatnya, tetapi baru dalam hal "BENTUK RUPANYA". Saya contohkan adanya manusia, itu sesuatu yang baru, sebelumnya adanya dinosaurus...... Jadi adanya manusia itu baru apanya??..... baru bentuk rupanya, sedang dzat penyusun tubuhnya, bukanlah sesuatu yang baru melainkan sesuatu yang kuno, yaitu dari dzat tanah ini, yang berasal dari bumi ini juga.....
demikian dengan alam semesta ini, yang bersifat "BARU" itu bentuk rupanya, bukan dzatnya..... alam semesta raya ini secara dzatnya, berasal dari atom, atom berasal dari sub atomik, sub atomik adalah bentukan energi yang berpola, energi itu berasal dari nur, nur dari nur yang lebih tinggi, dan semuanya dari nur Allah, lalu nur Allah itu dari sifat Allah......
Maka menilik prosesnya, segala sesuatu pada alam semesta ini adalah hasil mata rantai aksiden dan proses yang berasal dari sifat Tuhan sendiri, yang mengalami semacam proses recycle/pembentukan ulang melalui mekanisme/mata rantai proses tertentu.......
Jadi alam semesta ini hanya bersifat muhadast/baru dalam hal bentuk rupanya saja, namun dzatnya bukan baru, berasal dari sesuatu yang azali..... suatu yang kuno/ancient yang berproses/didaur ulang......
Lalu pertanyaanmu tentang ruh, peniupan ruh apakah melalui sebuah proses?.....
Iya, semuanya itu melalui proses, proses itu terdiri dari 3 tahapan proses, yaitu "KUN" ==> "FA" ==> "YAKUN"..... Kalau saya sederhanakan dalam bahasa yang lebih manusia fahami, proses itu menjadi "PENGIN" ==> "MIKIR" ==> "BERBUAT"
Jadi proses itu:
1. Tuhan pengin/berkehendak atas sesuatu hal
2. Tuhan memikirkan atau mengkreasikan atas ide ciptaNya, diangan-angankanNYA
3. Tuhan menuangkan ide itu dalam alam ciptaNYA
Setelah proses itu, maka muncullah ciptaan..... Dan kemunculan ciptaan juga tidak dimana-mana, melainkan dalam alam ciptaNYA sendiri..... Jadi kita ini semua, berada didalam Allah itu sendiri, tidak pernah keluar dan lepas dari Allah......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar