Laman

Jumat, 28 Februari 2020

Berdzikir untuk mencapai Cahaya Iahi

بسم الله الرحمن الرحيم ...
Tahukah engkau bahawa sebagian ummat Islam saat ini, sebetulnya belum mengenal akan Allah.
Kebanyakan masih meraba-raba, membuka-buka lembaran Ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits dalam rangka untuk mengenal Allah.
Akan tetapi, kenyataannya dalam kehidupan nyata kebanyakan Ummat Islam saat ini belum bisa menemukan Allah.
Bahkan terhadap segala amal ibadah yang dilakukannya sekalipun, kebanyakan ummat Islam saat ini tidak pasti apakah amal ibadahnya itu diterima dan diridhai Allah ataukah tidak ?
Kebanyakan ummat Islam saat ini tidak ada yang dapat memastikan apakah ibadah puasa sebulan lamanya di bulan Ramadhan, lalu diterima Allah ataukah tidak ?
Begitulah kondisi kita bahawa kebanyakan dari kita Ummat Islam saat ini adalah masih mencari-cari dimanaka Allah berada, dan bagaimana caranya bercakap (berdialog) dengan Allah ?
Sebaiknya guru kita mengajar kepada murid-muridnya bahawa dengan mengikuti pengajian selama ini,. Dan mengamalkan amalan dzikir sebanyak-banyaknya. Maka seharusnya kita bisa mengenal Allah lebih dekat lagi, dan sudah bisa membuka pintu komunikasi berupa petunjuk Allah Ta'ala.
Tulisan saya ini cuma sekedar sedikit pengalaman dalam melaksanakan ajaran dan perintah guru saya untuk mengamalkan amalan dzikir berupa Syahadah, istighfar dan shalawat sebanyak-banyaknya.
Guru kita pernah mengajarkan bahawa :
Didalam diri manusia itu sebetulnya bisa didapati Nur Muhammad dan Nur Ilahi, jadi bukan sahaja matahari atau bulan sahaja yang memancarkan cahyanya. Akan tetapi Nur Ilahi itu sudah pasti berbeza dengan Nur matahari atau bulan.
Cahya matahari atau bulan, dapat kita lihat dengan mata Jasmani kita dan heiwan. Akan tetapi Cahaya Ilahi itu tidak bisa dilihat oleh mata Jasmani, melainkan cuma dapat dilihat oleh mata Ruhani atau qalbu nurani kita.....
Dan itu pun tidak setiap mata Ruhani kita bisa melihat-Nya, hanya orang-orang dalam keadaan tertentu sahaja yang bisa kesempatan melihat Cahaya-Nya itu dan itupun tidak setiap saat. Hanya disaat-saat tertentu sahaja, apabila Allah menghendaki Cahaya-Nya itu bisa dilihat.
Bagi orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah, maka niscaya Allah akan menuntun Cahya-Nya itu. Tetapi sebaliknya pula bagi orang yang terbungkus oleh kekufuran, maka naungan atas mereka itu ialah syaitan yang akan membawanya dari Cahya menuju kegelapan.
الله ولي الذين امنوا يخرجهم من الظلمات الى النور° والذين كفروا او لياؤهم الطاغوت يخرجنهم من النور الى الظمات° أولئك اصحان النار °هم فيها خالدون
" Allah pelindung orang-orang yang beriman. Dia- mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada Cahya. Dan orang-orang yang kufur, pelindung- pelindungnya adalah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada Cahya Kepada kegelapan. Mereka itu seperti penghuni neraka. Mereka kekal didalamnya."
(Qs 2 : 257l)
Bagi kebanyakan orang ummat Islam saat ini, mereka mengira bahawa Cahya dalam ayat tersebut adalah sekedar kata kiasan semata, kerana kebanyakan dari ummat Islam saat ini, tidak pernah, dan tak tahu caranya berjumpa dengan Cahya Allah itu. Tetapi berdasarkan informasi dari guru kita. Cahya Allah itu adalah nyata, bukan sekedar kata kiasan belaka ....
------------------------------------------
Pada saat kita tengah khusyuk berzikir, dimana seluruh urusan dunia sudah kita lupakan sementara.
Seluruh hiruk pikuk suara disekitar lingkungan kita sudah kita abaikan sejenak. Dimana suasana hati kita, benar-benar hening dan tenang.
Sejenak tidak memikirkan apa-apa dan tidak merasakan apa-apa .......
Cuma alunan suara desuh nafas kita yang berdzikir kita dengar saat itu. Maka disaat-saat seperti itulah bila memejamkan mata jasmani, melihat kedalam mata batin kita sendiri.
Kadang-kadang Allah memberi kesempatan pada kita untuk melihat Cahya Putih bersinar dari dalam diri.
Cahya itu bersinar berpendar dari dalam diri menyinari kita.
Cahya putih yang redup , redup kerana ternyata hati dan diri kita masih penuh dengan kotoran dan dosa. Sehingga sulit untuk dapat melihat Cahya dengan jernih. Akan tetapi, Cahya putih itu, itulah yang disebut dengan " Nur Allah " bukan Allah, tetapi itu adalah Cahya-Nya, Bayangan - Nya.
Apabila disuatu waktu diri kita ini berada dalam kondisi yang sangat bersih dari kotoran hati dan dosa. Apabila pada saat itu perut dalam keadaan Kosong (paling tidak 8 jam setelah terakhir kali kita makan) ...... Maka cahya itu akan tampak lebih terang, sehingga qalbu kita bisa merasakan kehadiran Cahya putih tersebut.
Dan apabila perut Kita benar-benar dalam keadaan kosong Lebih 18 jam, dan badan kita terasa lemas, maka saat itulah badan jasmani bersama seluruh organ-organ badan akan mengarungi aktivitasnya sampai ke level minimum.
Kemudian getaran badan melemah, dan memasuki tahapan getaran tubuh yang semakin halus.
Maka kadang-kadang ketika berzikir, kita akan melihat Cahya putih tadi bersinar dengan sangat terang didalam Batin kita.
Sedemikian terangnya .....
Melebihi terangnya sinar Matahari.
Cahya yang teramat terang -benderang bersinar dari dalam. Dan dibalik sinarnya itu, ada sumber sinar lagi, dan begitu seterusnya...............
" Cahya diatas Cahya "
Sehingga mata hati kita menjadi silau kerana-Nya.
Akan tetapi, mata hati berbeza dengan mata jasmaniah, tak ada kelopak mata untuk menutupi silaunya Sinar Yang Teramat Benderang.
Akibatnya adalah .......
Hati kita akan terbakar oleh Cahya itu, dan qalbu kita akan bergetar hebat ...
Sejenak kita bisa melupakan diri kita sendiri dan setelah itu barulah kita sedar, ternyata kita tengah menangis sejadi-jadinya .....
الله نور السماوات والأرض° مثل نوره كمشكاة فيه مصباح °المصباح في زجاجة الزجاجة كأنها كو كب دري يوقد من شجرة مباركه زيتونه لا شرقية ولاغربية يكاد زيتها يضيء ولولم تمسسه نار°
° نور على نور ° يهدي الله لنوره من يشاء ويضرب الله الأمثال للناس° والله بكل شيئ عليم
" Allah (Pemberi) Cahya (kepada) langit dan bumi.
Perumpamaan Cahya Allah adalah seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang didalamnya ada pelita besar.
Pelita itu didalam kaca, kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahya) seperti mutiara yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya (yaitu), pohon zaitun yang tumbuh tidak disebelah timur, dan tidak pula disebelah barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walaupun tidak dosentuh api. Cahya diatas Cahya (berlapis-lapis).
Allah membimbing Cahya-Nya itu pada siapa yang Dia- kehendaki.
Dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
(Qs. An-Nur 24 : 35)
Demikianlah sekedar dalam pemahaman akan berzikir dalam rangka untuk menggapai Cahya Ilahi yang apabila Dia- menghendaki .......
Bisa dijumpai pada saat- saat kita tengah khusuk berzikir. Asalkan perut dalam keadaan kosong, badan dalam keadaan berpuasa, fikiran serta hati dalam keadaan hening dan tenang ...........
Maka Insyaa Allah ....
Mudah-mudahan sahaja disaat itu Allah akan menampakkan Cahya-Nya
" Cahya diatas Cahya "
Semua itu adalah kehendak Allah Azza wa Jalla ....°
Salam dari :
Da'wah Tauhid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar