Laman

Minggu, 05 Desember 2021

A N A S I R - A N A S I R

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr wb..

Anasir ALLAH : Dzat, Sifat, Asma, Af’’al
Anasir MUHAMMAD : Awal, Akhir, Dzahir, Batin
Anasir HAMBA : Rasa, Nyawa, Hati, Tubuh
Anasir ADAM : Api, Angin, Air, Tanah
Anasir BAPAK : Urat, Tulang, Otak, Sumsum
Anasir IBU : Bulu, Kulit, Darah, Daging

MENG-ESA-KAN ALLAH DALAM RAGAM DIRI

Awal Muhammad itu Nurnya
Akhir Muhammad itu Ruhaninya
Dzahir Muhammad itu Rupanya
Batin Muhammad itu Dzatnya

SEKILAS TENTANG NUR MUHAMMAD

Bahwasanya kejadian Alam ini pada mulanya ialah dari pada “HAKEKATUL MUHAMMADIYAH” atau Nur Muhammad.
Nur Muhammad itulah asal segala kejadian.
Bahwa, Nabi Muhammad itu terjadi atas dua rupa.

Rupa yang Qadim dan Rupa yang Azali.

Pertama, Dialah yang telah terjadi sebelum terjadinya seluruh yang ada,
Dari padanya diserahi Ilmu dan irfan.

Kedua Dialah rupa sebagai manusia, sebagai seorang Rasul dan Nabi yang diutus Tuhan.
Rupa sebagai manusia itu menempuh Maut, tetapi rupanya yang Qadim tetap ada meliputi Alam.

Maka dari Nur rupanya yang Qadim itulah diambil segala Nur buat menciptakan segala Nabi nabi dan Rasul rasul dan Aulia-aulia..

Cahaya segala Kenabian dari pada Nur akan menyata dan Cahaya mereka dari pada Cahayanya, Tidaklah ada suatu cahaya yang bercahaya, dan lebihnya yang lebih Qadim dari cahaya yang Qadim itu yang mendahului Cahaya Beliau yang mulia.

Kehendaknya mendahului segala kehendak,
Ujudnya mendahului segala yang Adam.
Namanya mendahului akan Kalam-nya sendiri.
Karena dia telah terjadi sebelum terjadi apa yang terjadi.

Lautan Ilmunya diatas megah mengguruh, dibawah kilat menyinar dan memancar, menurunkan hujan dan memberikan subur,
Segala Ilmu adalah setetes dari air lautan.
Segala Hikmat hanyalah satu piala dari Sungainya,
Seluruh Zaman hanyalah satu sa’at kecil dari masanya yang jauh.
Dalam hal kejadian Dialah yang Awal,
Dalam Kenabian Dialah yang Akhir
“AL-HAQ” adalah dengan Dia, dan dengan Dia jualah HAKEKAT,
Dia yang pertama dalam hubungan,
Dia yang Akhir dalam Kenabian,
Dia yang Bathin dalam HAKEKAT, dan
Dialah yang dzahir dalam MAKRIFAT.

U R A I A N

Rasa hamba itu Batin Muhammad
Batin Muhammad itu Dzat Allah
Dzat Allah itu Rasa hamba

Nyawa hamba itu Awal Muhammad
Awal Muhammad itu Sifat Allah
Sifat Allah itu Nyawa hamba

Hati hamba itu Akhir Muhammad
Akhir Muhammad itu Asma Allah
Asma Allah itu Hati hamba

Tubuh hamba itu Dzahir Muhammad
Dzahir Muhammad itu Af’’al Allah
Af’’al Allah itu Tubuh hamba



PERLU DIINGAT :

Bila takut gelombang, mengapa berlayar …..? bila takut berkata cinta mengapa berikrar..

Yakin, sebelum datang ragu, sebagaimana engkau berikrar padaNya,

Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku adalah milik Allah..

Inilah cinta yang sesungguhnya, yang sanggup arungi gelombang kehidupan menuju pantai kedamaian.

Yang tiada panas tiada pula dingin..

Perahu adalah jasadmu, layar adalah iktiarmu, kuatkan tiang layarmu. mohon padaNya kekuatan, tuk arungi lautan kehidupan ini.

Jangan… perahumu tenggelam, menabrak karang nafsumu, berupa angan-angan dalam akal khayalmu, penyesalanpun tiada arti.

Yakinlah padaNya, sesungguhnya hidup dan mati ada dalam genggamannya, bersujud kening cium bumi ketulusan, senantiasa bumi memberi meski dihina dan dicaci, ibu bagi ragaku karena tanah asal daripadaNya.

MENGALIRLAH

Pandanglah jiwa sebagai pancuran, aliran kehidupanmu mengucur dari situ, semua bentuk yang engkau lihat, memiliki “mata air tetap” di alam tak bertempat. Tidak mengapa ketika bentuk musnah, karena aslinya selalu abadi.

Semua wajah cantik yang pernah kau lihat, semua kata penuh makna yang pernah kau dengar, janganlah berduka ketika semua itu hilang, karena sesungguhnya tidaklah demikian adanya

Ketika mata air menjadi sumber tak-terhenti, cabangnya terus mengalirkan air kemana-mana, lalu.., apa yang engkau keluhkan..? apa juga yang engkau risaukan…?

Pandanglah jiwa sebagai pancuran, dan semua ciptaan ini sebagai sungai, ketika pancuran mengucur, sungai pun mengalir dari situ.

Taruhlah kesedihanmu, dan teruslah minum air sungai ini, jangan pernah pikirkan kapan surutnya, aliran ini tiada hentinya.

Dari saat pertama engkau memasuki alam wujud ini, sebuah tangga sudah ada di hadapanmu, sehingga engkau dapat menapaki tangga ini untuk naik keatasnya.

Pertama engkau adalah mineral, lalu engkau berubah menjadi tetumbuhan, kemudian engkau menjadi hewan, hal ini semua telah kau lewati dan menjadi Rasa bagimu?

Kemudian engkau menjadi insan, dengan pengetahuan, akal dan keyakinan.

Pandanglah raga ini, yang tersusun dari tanah liat kering, pandanglah bagaimana dia telah tumbuh dengan sempurna. Ketika engkau berjalan terus dari insane, tiada diragukan lagi engkau akan menjadi malaikat.

Ketika engkau telah meninggalkan bumi ini, maka kedudukanmu adalah di langit, lewatilah kemalaikatanmu, masukilah samudra itu.sehingga tetesanmu menjadi lautan yang tak terhingga luasnya. tinggalkanlah kata “manusia” katakanlah “Yang Maha Esa” dengan seluruh jiwamu.

Tidak menjadi soal bila raga menjadi tua, lemah dan lusuh; ketika jiwa senantiasa muda.

Surah An-Nisa, (4 : 79)

“Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah (faminallah),, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari kesalahan dirimu sendiri (faminnafsika) . Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.”

Innalillahi wainnaillaihi rojiun
DariMu aku berasal , dariMu aku kembali
.
by : Hamin Tehupelasury

Tidak ada komentar:

Posting Komentar