Laman

Jumat, 14 Juni 2013

::: APAKAH IHSAN ? :::



Rasulullah menjelaskan tentang Ihsan iaitu:

“Kamu takut (khasyyah) kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR Muslim 11)

Norma, adab, perilaku, akhlak ada didalam Ihsan. Mereka yang bergunjing, berkeluh kesah, berkata dengan kasar, bahkan masih ada yang berputus asa adalah karena mereka minimal tidak meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla melihat mereka, mereka tidak meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla mengurus ciptaanNya dan Dia tidak tidur. (Al Baqarah: 255)

Muslim yang meyakini diawasi/dilihat oleh Allah Maha Agung sifatNya atau mereka yang dapat melihat Rabb dengan hati (‘ain bashirah) atau muslim yang Ihsan atau muslim yang bermakrifat maka ia mencegah dirinya dari melakukan sesuatu yang dibenciNya, mencegah dirinya dari perbuatan maksiat, mencegah dirinya dari melakukan perbuatan keji dan mungkar. Sehingga terwujud dalam berakhlakul karimah. Inilah tujuan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam diutus oleh Allah Subhanahu wa ta’ala.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

♥ ♥ ♥ ♥ “Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak.” (HR Ahmad)

Oleh karenanya seorang ustadz sebaiknya menyampaikan ketiga pokok agama yakni Islam, Iman, Ihsan agar terbentuk muslim yang berakhlakul karimah, muslim yang ihsan atau muslim yang bermakrifat yakni muslim yang dapat menyaksikan Allah dengan hati mereka (‘ain bashiroh).


||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||

ISLAM DAN IMAN DIKENAL DENGAN SYARIAT SEDANGKAN IHSAN DIKENAL DENGAN TASAWUF

Imam As Syafi’i rahimahullah menasehatkan kita untuk menjalankan perkara syariat sebagaimana yang mereka sampaikan dalam kitab fiqih sekaligus menjalankan tasawuf untuk mencapai muslim yang baik, muslim yang sholeh, muslim yang berakhlakul karimah atau muslim yang Ihsan.

Imam Syafi’i rahimahullah menyampaikan nasehat (yang artinya),

|| ”Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik (ihsan)?” [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]

Begitupula dengan nasehat Imam Malik rahimahullah bahwa menjalankan tasawuf agar manusia tidak rusak dan menjadi manusia berakhlak baik.

Imam Malik rahimahullah menyampaikan nasehat (yang artinya):

|| “Dia yang sedang tasawuf tanpa mempelajari fiqih (perkara syariat) rusak keimanannya , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawuf rusaklah dia, hanya dia siapa memadukan keduanya terjamin benar.”

Imam Nawawi rahimahullah berkata:

|| “Pokok-pokok metode ajaran tasawwuf ada lima: Taqwa kepada Allah di dalam sepi maupun ramai, mengikuti sunnah di dalam ucapan dan perbuatan, berpaling dari makhluk di dalam penghadapan maupun saat mundur, ridha kepada Allah dari pemberian-Nya baik sedikit ataupun banyak dan selalu kembali pada Allah saat suka maupun duka.“ (Risalah Al-Maqoshid fit Tauhid wal Ibadah wa Ushulut Tasawwuf halaman: 20, Imam Nawawi)


||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||

Jika mereka menjalankan perkara syariat tidak diikuti dengan menjalankan tasawuf atau mereka tidak memperhatikan amalan batin mereka maka mereka akan sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah sampaikan sebagai

♥ ♥ ♥ ♥ “Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan” (HR Muslim 1773)

Maknanya sholat mereka sebatas dzahirnya saja atau amalan lahirnya saja, tidak sampai kepada bathin (qalbu) mereka atau tidak bermanfaat atau mempengaruhi kepada hati atau bathin mereka yang mengatur jasad lahir sehingga sholat mereka tidak mencegah perbuatan keji dan mungkar, sholat mereka tidak mencegah mereka dari bergunjing, berkeluh kesa , berkata dengan kasar, bahkan masih ada yang berputus asa.

Selengkapnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

♥ ♥ ♥ ♥ “akan muncul suatu firqah/sekte/kaum dari umatku yang pandai membaca Al Qur`an. Dimana, bacaan kalian tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan bacaan mereka. Demikian pula shalat kalian daripada shalat mereka. Juga puasa mereka dibandingkan dengan puasa kalian. Mereka membaca Al Qur`an dan mereka menyangka bahwa Al Qur`an itu adalah (hujjah) bagi mereka, namun ternyata Al Qur`an itu adalah (bencana) atas mereka. Shalat mereka tidak sampai melewati batas tenggorokan. Mereka keluar dari Islam sebagaimana anak panah meluncur dari busurnya” (HR Muslim 1773)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

♥ ♥ ♥ ♥ “Barangsiapa yang shalatnya tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, maka ia tidak bertambah dari Allah kecuali semakin jauh dariNya” (diriwayatkan oleh ath Thabarani dalam al-Kabir nombor 11025, 11/46)

Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,

♥ ♥ ♥ ♥ “Sesungguhnya shalat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar” (al Ankabut: 45)

Sholat mereka tidak menumbuhkan keyakinan akan pengawasan Allah atau pengawasan Allah tidak tertanam dalam jiwanya atau qalbunya.


||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||¦¦¦¦||||

Segelintir kaum muslim, ibadah sholat mereka sekedar upacara keagamaan (ritual) atau gerakan-gerakan yang bersifat mekanis (amal) yang sesuai syarat dan rukun-rukunnya (ilmu), sebagaimana robot sesuai programnya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

♥ ♥ ♥ ♥ “Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian, tetapi Allah melihat kepada hati kalian.” (HR Muslim)

Tidaklah mereka mencapai sholat yang dikatakan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bahwa “Ash-shalatul Mi’rajul Mu’minin“, ‘sholat itu adalah mi’rajnya orang-orang mukmin’ yaitu naiknya jiwa meninggalkan ikatan nafsu yang terdapat dalam fisik manusia menuju ke hadirat Allah.

Dalam sebuah hadist Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

♥ ♥ ♥ ♥ “Sesungguhnya kalian apabila sholat maka sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan Tuhannya, maka hendaknya ia mengerti bagaimana bermunajat dengan Tuhan.”

Allah berfirman yang artinya,

♥ ♥ ♥ ♥ “Sesungguhnya sembahyang (Sholat) itu memang berat kecuali bagi mereka yang khusyu’ yaitu mereka yang yakin akan berjumpa dengan Tuhan mereka, dan sesungguhnya mereka akan kembali kepadaNya.” (Al-Baqarah: 45)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar