Laman

Senin, 21 Oktober 2013

Keabadian


Salik,

Saat dia telah mengenal dirinya yang sejati,

makrifatullah,

maka dia bukan lagi selonggok daging,

atau sekujur tubuh,

Apabila saat perkenalan itu telah tiba,

maka dzikirnya tidak lagi dengan suara atau dengan gerak,

tetapi dzikirnya adalah melihat siapa yang dia ingat,

Allah,

Dia melihat wajah Allah,

di manapun dia berada,

dan,

dia tidak lagi melihat mati itu, suatu kematian,

kerana,

sesungguhnya,

ketika itu,

Dia menyusuri ruang waktu,

milik Allah,

dan bersama Allah.

Ketika itu,

Salik adalah Cahaya Allah di bumi ini,

dan dia tetap menjadi Cahaya milik Allah,

saat di akhirat nanti,

dan,

sesungguhnya,

kerana,

dia adalah milik Allah,

terserah kepada Allah,

mahu dibuat apa,

Salik itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar