Kebenaran Hadis QUDSI:
Hadits Qudsi berasal dari kata qudsi/suci yang berarti menyucikan ALLOH 
SWT. hadits Qudsi ialah hadits yang oleh Rasululloh SAW disandarkan 
kepada ALLOH SWT. Maksudnya Rasululloh SAW meriwayatkannya bahwa itu 
adalah kalam ALLOH SWT. Maka rasul menjadi perawi kalam ALLOH SWT ini 
dari lafal Nabi sendiri. Bila seseorang meriwayatkan hadits qudsi maka 
dia meriwayatkannya dari Rasululloh SAW dengan disandarkan kepada ALLOH 
SWT, dengan mengatakan:
`Rasululloh SAW mengatakan mengenai apa yang diriwayatkannya dari Tuhannya`,
atau ia mengatakan:Man arafa napsahu Faqat Arafa rabbahu (hadis qudsi)
`Rasululloh SAW mengatakan: ALLOH SWT telah berfirman atau berfirman ALLOH SWT .`
Contoh yang pertama:
`Dari Abu Hurairah Ra. Dari Rasululloh SAW mengenai apa yang 
diriwayatkannya dari Tuhannya Azza Wa Jalla, tangan ALLOH SWT itu penuh,
 tidak dikurangi oleh nafkah, baik di waktu siang atau malam hari.`
Contoh yang kedua:
`Dari Abu Hurairah Ra, bahwa Rasululloh SAW berkata: ` ALLOH SWT 
berfirman: Aku menurut sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku. Aku bersamanya 
bila ia menyebut-Ku.bila menyebut-KU di dalam dirinya, maka Aku pun 
menyebutnya di dalam diri-Ku. Dan bila ia menyebut-KU dikalangan orang 
banyak, maka Aku pun menyebutnya di dalam kalangan orang banyak lebih 
dari itu.`
Perbedaan Qur’an dengan hadits Qudsi
Ada beberapa perbedaan antara Qur’an dengan hadits qudsi yang terpenting di antaranya ialah:
a. Al-Qur’anul Karim adalah kalam ALLOH SWT yang diwahyukan kepada 
Rasululloh dengan lafalnya. Selain sebagai MUKJIZAT, Al Qur’an menantang
 orang2 arab (bahkan seluruh dunia) untuk membuat yang seperti Al Qur’an
 bahkan satu surah sekalipun (Al Israa’(17):88,“Katakanlah: 
“Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa 
Al Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa 
dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian 
yang lain”.). Sedang hadits qudsi tidak untuk menantang dan tidak pula 
untuk mukjizat.
b. Al- Qur’anul karim hanya dinisbahkan kepada ALLOH SWT, sehingga 
dikatakan: ALLOH SWT telah berfirman, sedang hadits qudsi terkadang 
diriwayatkan dengan disandarkan kepada ALLOH SWT, sehingga nisbah hadits
 qudsi kepada ALLOH SWT itu merupakan nisbah yang dibuatkan. Maka 
dikatakan: `ALLOH SWT telah berfirman atau ALLOH SWT berfirman.` Dengan 
kata lain, Al Qur’an adalah tidak lang sung dari
  ALLOH SWT,Melewati Perantara Jibril As sementara hadits qudsi adalah 
firman ALLOH SWT yg Lansung disampaikan kepada Rasululloh SAW.
c. Seluruh isi Qur’an dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya
 sudah mutlak. Sedang hadits-hadits qudsi kebanyakannya adalah khabar 
ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Ada kalanya hadits 
qudsi itu sahih, terkadang hasan (baik ) dan terkadang pula da`if 
(lemah). ***untuk mengetahui hadits lebih lengkap, bisa dibaca di sini, 
sedangkan untuk pembagian hadits bisa dibaca di sini.***
d. Al-Qur’anul Karim dari ALLOH SWT, baik lafal maupun maknanya. Maka
 dia adalah wahyu, baik dalam lafal maupun maknanya. Sedang hadits qudsi
 maknanya saja yang dari ALLOH SWT, sedang lafalnya dari Rasululloh SAW.
 hadits qudsi ialah wahyu dalam makna tetapi bukan dalam lafal. Oleh 
sebab itu, menurut sebagian besar ahli hadits diperbolehkan meriwayatkan
 hadits qudsi dengan maknanya saja. Dengan kata lain, untuk Al Qur’an 
kita mesti kutip ayatnya sebelum memberikan penjelasan ttg makna. 
Sedangkan untuk hadits qudsi, kita bisa menyampaikan maknanya saja.
e. Membaca Al-Qur’anul Karim merupakan ibadah, karena itu ia dibaca 
di dalam salat. `Maka bacalah apa yang mudah bagimu dari Qur`an itu`. 
Hal ini tertera jelas di QS. Al-Muzzammil(73):20,“Sesungguhnya Tuhanmu 
mengetahui bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga 
malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) 
segolongan dari orang-orang yang bersama kamu. Dan Allah menetapkan 
ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak 
dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi 
keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al 
Qur’an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang 
sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian 
karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan 
Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Qur’an dan 
dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada 
Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk 
dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai 
balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah 
ampunan kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha 
Penyayang.“
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar