Laman

Selasa, 14 Januari 2014

Kebenaran yang sejati tentang Tuhan dan cara menyembah-Nya hanya bisa diperoleh dari/ melalui wahyu.


Kebenaran yang turun melalui wahyu itulah
kebenaran yang sejati, yang paling benar, tidak
Bisa di nalar oleh fikiran, ilham dan kasyaf.

Tugas fikiran, ilham dan kasyaf adalah
membuktikan kebenaran wahyu bukan mencari
kebenaran yang lain.

Bangsa manusia telah memilih seorang wakil
yang paling sempurna dari kalangan mereka,
seorang insan yang paling tinggi kecerdasan
akalnya, paling luas ilhamnya dan paling
terang seluruh kasyafnya.

Wakil yang sempurna
itu tiada lain adalah Nabi Muhammad s.a.w. Sebelum
wahyu datang wakil yang sempurna itu telah
menjalani latihan khalwat di Gua Hiraa.

Melalui
proses tersebut kesempurnaan baginda s.a.w
menjadi lebih sempurna tetapi kesempurnaan
yang paling sempurna itu pun tetap tunduk
kepada hukum Allah s.w.t.
.. yaitu berhajat kepada
jawaban dan bimbingan yang langsung
dariNya, tidak mampu dcapai oleh akal, tidak
mampu
diuraikan oleh ilham dan tidak mampu dilihat oleh
kasyaf, walaupun kesemua itu
beradadalam kesempurnaan. Apabila Allah
s.w.t mendatangkan jawaban dengan wahyu-
Nya
barulah hilang segala kesamaran dan
kekusutan dan tersingkaplah hijab yang
menutupi

Yang Haq!
Fikiran, ilham dan kasyaf wajib menerima
dengan apa yang di bawa oleh wahyu karena wahyu
Adalah Kalam al-Haq.

Pada tanggal 17 Ramadan,
tahun ke 41 usia Nabi Muhammad s.a.w,
wahyu yang pertama menyinari fitrah suci
baginda s.a.w.

Terbukalah era baru di dalam
kehidupan manusia dan penduduk seluruh alam.
Yang samar menjadi terang. Yang tertutup menjadi
terbuka.
Yang terhijab telah tersingkap.
Yang Haq telah nyata tanpa keraguan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar