Laman

Senin, 17 Februari 2014

KEHIDUPAN RUMAH TANGGA


Menarik untuk dicatat, bahwa penampilannya di
depan umum selaras dengan kehidupan
perkawinannya. Sampai Tahun 521 H, yakni pada
usia kelimma puluh satu, ia tak pernah berpikir
tentag perkawinan.

Bahkan ia menganggapnya
sebagai penghambat upaya ruhaniahnya. Tetapi,
begitu beliau berhubungan dengan orang-orang,
demi mematuhi perintah Rasul dan mengikuti
Sunnahnya, ia pun menikahi empat wanita,s
emuanya saleh dan taat kepadanya.

Ia
mempunyai empat puluh sembilan anak – dua
puluh putra, dan yang lainnya putri.

Empat putranya termasyhur akan kecendekian
dan kepakarannya :
Satu (1) Syeikh Abdul Wahab, putra tertua,a
dalah seorang alim besar, dan mengelola
madrassah ayahnya pada tahun 543 H. Sesudah
sang wali wafat, ia juga berkhutbah dan
menyumbangkan buah pikirannya, berkenaan
dengan masalah-masalah Syari’at Islam. Ia juga
memimpin sebuah kantor negara, dan demikian
termasyhur.

Dua (2) Syeikh Isa. Ia adalah seorang guru hadis
dan seorang hakim besar. Dikenal juga sebagai
seorang penyair. Ia adalah seorang khatib yang
baik, dan juga Sufi. Ia mukim di Mesir, hingga
akhir hayatnya.

Tiga (3) Syeikh Abdur Razaq. Ia adalag seorang
alim, sekaligus penghafal hadis. Sebagaimana
ayahnya, ia terkenal takwa. Ia mewarisi beberapa
kecenderungan spiritual ayahnya, dan
sedemikian masyhur di Baghdad, sebgaimana
ayahnya.

Empat (4) Syeikh Musa. Ia adalah seorang alim
terkenal. Ia hidrah ke Damaskus, hingga wafat.
Tujuh puluh delapan wacana sang wali sampai
kepada kita melalui Syeikh Isa. Namanya
termaktub pada mukadimah buku ini.

Dua
wacana terakhir, yang memaparkan saat-saat
terakhir sang wali, diriwayatkan oleh Syeikh
Abdul Wahab. Syeikh Musa termaktub pada akhir
buku ini, pada wacana ke tujuh puluh sembilan
dan kedelapan puluh. Pada dua wacana terakhir
ini disebutkan pembuatnya adalah Syeikh Abdul
Razaq dan Syeikh Abdul Aziz, dua pytra sang
wali, dengan di imlakkan oleh sang wali, pada
saat-saat terakhirnya.

Syaikh Abdul Qadir AJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar