Laman

Rabu, 06 Desember 2017

BEDA ANTARA TAHU, KENAL DAN PAHAM

Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa beda antara ‘tahu Tuhan’, ‘kenal Tuhan’ dan ‘paham Tuhan’?
Pertama kita kena paham maksud tahu, kenal dan faham dulu. Ketiganya berbeda. Kenal lebih tinggi dari tahu, dan mengerti adalah lebih tinggi dari kenal. Yang paling atas adalah faham, kemudian kenal dan kemudian barulah tahu.
Biasanya disebut ilmu yaqin, ainul yaqin dan haqqul yaqin. Ada juga yang menambahkan ke satu tingkat lagi yaitu kamal yaqin.
Contoh.
Seorang pelancong dari Barat yang datang ke Malaysia diberitahu tentang sambal tumis ikan bilis. Sebelum ini dia tidak pernah dengar pun masakan bernama ‘sambal tumis ikan bilis’. Ketika diberitahu, itulah kali pertama dia TAHU adanya masakan yang disebut ‘sambal tumis ikan bilis’.
Ilmu tingkat ini dinamakan ilmu tingkat TAHU atau ILMU YAQIN – tahu cerita tapi tidak pernah melihat dan belum pernah merasa.
Kemudian si pelancong diajak makan siang oleh hidangan orang-orang Melayu. Dalam hidangan itu ada sambal tumis ikan bilis. Orang lokal menunjukkan kepadanya, “This is sambal tumis ikan bilis”. Itulah kali pertama si pelancong melihat sambal tumis ikan bilis. Dilihatnya sebagai sejenis masakan lauk berkuah, berwarna merah dan ada ikan-ikan kecil di dalamnya.
Ilmu tingkat ini dinamakan ilmu tingkat KENAL atau AINUL YAQIN-tahu cerita dan sudah melihat tetapi belum merasa.
Selanjutnya si pelancong dipersilakan menjamu hidangan bersama sambal tumis ikan bilis. Barulah dirasanya pedas, manis, asin, lemak, asam dan lain-lain adonan rasa sambal tumis ikan bilis itu. Itulah sambal tumis sebenarnya.
Ketika ini ilmunya berada di tingkat FAHAM atau disebut haqqul yaqin-sudah tahu cerita, sudah disaksikan dan sudah dirasa / dialami.
Contoh kedua …
Datang beberapa orang berkata pada kita ada pohon tumbang merentang jalan raya. Kita hanya tahu ada pohon tumbang dari cerita mereka dan kita belum melihat pohon tumbang itu. Ilmu tingkat ini adalah ilmu tingkat TAHU atau ILMU YAQIN saja.
Kemudian kita pergi melihat pohon yang tumbang itu. Memang betullah ada pohon besar tumbang merentang jalan raya, kita lihat dengan mata sendiri. Ilmu tingkat ini adalah ilmu tingkat KENAL atau AINUL YAQIN saja, sudah melihat tapi belum tahu urusan ketumbangan pohon itu.
Kemudian kita meneliti perihal pohon tumbang itu sampai kita mengerti bagaimana ia boleh tumbang, bila ia tumbang, apa yang menyebabkannya tumbang, apa akibat dari tumbangnya itu, benarkah ia tumbang dan lain-lain. Ketika ini ilmu kita adalah di tingkat FAHAM atau haqqul yaqin.
Contoh ketiga …
Para sahabat berdakwah sampai ke negara Cina. Mereka perkenalkan Tuhan kepada orang-orang Cina-“Tuhan kita ada satu saja yaitu Allah”. Ada orang-orang Cina yang percaya. Ketika ini iman mereka adalah di tingkat TAHU atau ILMU YAQIN saja. Mereka baru tahu Siapa yang seharusnya disembah tetapi belum tahu bagaimana situasi yang Disembah itu.
Orang yang belajar ilmu Tauhid Uluhiyyah dan Tauhid Rubbubiyyah saja biasanya sampai ke tingkat ini.
Kemudian orang-orang Cina tadi belajar sampai mereka tahu situasi/keadaan yang Disembah itu. Mereka tahu Allah itu ada sejak awal, tidak boleh mati, tidak terpengaruh dengan warna, ruang, arah, bentuk dan tempat, menguasai segala-galanya, tidak sama dengan makhluk, menciptakan surga dan neraka, menciptakan semua makhluk, memberi wahyu dan sebagainya. Mereka juga tahu sifat-sifat yang mustahil untuk Allah. Iman tingkat ini adalah iman tingkat KENAL atau AINUL YAQIN.
Melalui penelitian atau pembelajaran mereka, mereka sudah menyaksikan bukti-bukti tentang Yang Disembah itu tetapi belum ‘MENYAKSIKAN’ Yang Disembah itu sendiri. Tingkat ini dinamakan FAHAM atau haqqul yaqin.
(* Kata ‘MENYAKSIKAN’ Yang Disembah dalam ayat tadi adalah istilah sufi yang tidak dapat dihurai dengan kata. Ia tidak sama dengan kata ‘menyaksikan’ sebagaimana yang biasa kita guna.
Orang yang belajar Tauhid Sifat 20 biasanya sampai ke tingkat ini.
Tingkat berikutnya, mereka yang dikaruniai kemampuan oleh Allah SWT dapat pula ‘MENYAKSIKAN’ Allah, atau ‘MEMANDANG WAJAH ALLAH’ atau ‘merasakan SENDIRI’ Allah. Inilah yang dikatakan beriman kepada Allah sampai ke tingkat Haqqul Yaqin.
(* Kata-kata berhuruf besar adalah istilah sufi yang tidak dapat dihurai dengan kata melainkan pemahaman. Maksud kata-kata itu tidaklah sama dengan maksud kata-kata yang biasa kita gunakan)
Orang yang belajar ilmu tasawuf atau ilmu hakikat BOLEH mencapai tingkat ini.
Sebab itu ada ungkapan berbunyi:
Ahli fiqh menemukan Allah dengan jalan mengkaji dalil-dalil al-Quran.
Anggota ilmu kalam menemukan Allah dengan jalan berpikir
Dan anggota tasawuf menemukan Allah dengan jalan ‘MERASA SENDIRI’.
Manakah yang terbaik?
Yang terbaik adalah yang mengambil ketiga jalan dan menguasai ketiganya.
Jadi, dengan penjelasan singkat lagi dhaif itu tadi, diharapkan dapatlah memahamkan para pembaca akan perbedaan antara tahu, kenal dan faham. Selanjutnya dapat pula memahamkan pembaca akan perbedaan antara ilmu yaqin, ainul yaqin dan haqqul yaqin.
Salam sayang selalu....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar