Laman

Senin, 07 Mei 2018

KETIKA PENGLIHATAN DISINGKAPKAN.


Tadi malam temanku datang dan menceritakan kisahnya, “ Setelah sholat magrib saya duduk dzikir meditasi tidak bisa lama karena ada undangan kenduri/tahlilan di tetangga, sebelum dzikir selesai cakra mahkota di kepala terbuka cahaya ilahi masuk lewat ubun-ubun lalu turun ke bawah dari kening cahaya tersebut memancar keluar, sehingga yang kulihat adalah terang benderang.
Setelah selesai dzikir sayapun berangkat ke rumah tetangga yang punya hajat selamatan, ternyata sudah datang semuanya, kemudian saya salami satu-persatu lalu sayapun duduk. Ketika acara tahlil dimulai ada yang aneh, kulihat orang di depanku berubah menjadi hitam kotor, khawatir hanya gangguan penglihatanku, lalu kulihat-satu-persatu orang yang hadir, ternyata wajahnya berubah semuanya.
Ada empat orang mereka lulusan pesantren sebagaian ada yang menjadi takmir masjid, ada yang mempunyai musholla, mereka suka memimpin tahlil dan ngisi ceramah, tapi wajahnya mereka sangat kotor seperti orang yang tidak pernah mandi.
Lalu kulihat lagi di sekelilingku ada dua orang yang wujudnya sangat hitam jelek seperti orang gembel, kedua orang ini prilakunya sehari-hari main judi dan suka mabuk-mabukkan. Di antara tujuh puluh orang undangan yang kelihatan agak bersih dan ngganteng adalah di samping kiriku, dia dulu waktu mudanya suka mabuk-mabukan, setelah menikah berubah drastis dan rajin beribadah. Tolong anda jelaskan apakah yang saya alami hal tersebut...?”
Lalu sayapun menjelaskan, “ Apa yang kamu alami dna kamu lihat itu benar, ketika sebelum berangkat selamatan, kamu dalam kondisi dzikir lalu cahaya ilahi masuk ke dalam kepalamu dan turun kemudian keluar memancar di cakra ajna yaitu di kening, sehingga oleh Allah kamu dibukakan dan disingkapkan hakekat jiwa manusia.
Hakekat jiwa seseorang itu tergantung prilaku dan sifat-sifatnya/akhlaknya, jika mereka selalu mengikuti hawa nafsunya dan sifat-sifat yang negatif dalam dirinya maka wujudnya akan berubah menjadi jelek hitam seperti orang yang kotor tidak pernah mandi. Jika prilaku mereka semakin parah, maka wujudnya bisa berubah seperti hewan sesuai prilakunya masing-masing.
Jika prilaku dan sifat manusia itu baik dan akhlaknya terpuji serta rajin beribadah, maka wujud jiwanya akan bercahaya, walaupun fisiknya tidak ganteng, tapi wujud jiwanya akan ganteng bercahaya dan menyenangkan.”
“ Tapi mengapa empat orang yang ngajinya pintar sekali, pandai berceramah dan ahli agama , ibadahnya rajin wujud jiwanya juga kotor dan jelek...?” tanya temanku.
Sayapun menjawab, “ Walaupun seseorang rajin beribadah pandai mengaji, tetapi ibadahnya tidak masuk dan merubah sifat-sifat negatif dalam jiwanya, maka sholatnya hanya sebatas olah gerak, ngajinya hanya sebatas kulit, dzikirnya hanya sebatas olah suara. Tidak masuk ke dalam jiwa dan merubah sifat-sifat negatif dalam dirinya, coba kamu perhatikan mereka itu sifatnya dalam kehidupan sehari-harti kamu akan faham dengan sendirinya.
Makanya jangan mudah terjebak dengan penampilan, memakai surban, jubahnya panjang, tasbihnya besar-besar, kalau berbicara sangat fasih, ternyata semua itu hanya sebatas kulit dan aksoseris, maka jiwanyapun tidak bercahaya.”
Temanku bertanya kembali, “ waktu terbukanya hijab aku sempat bingung karena tidak bisa kututup, kubacakan sholawat nuril anwar masih tetap juga, bagaimana cara menutup kembali hal itu...?”
Sayapun menjawab, “ Jika kamu melihat penampakan lalu ingin menutup lagi, maka cukup kamu baca basamalah dengan niat menutup dan usaplah keningmu, maka cakra ajna di keningmu akan menutup kembali. Jika kamu membaca sholawat nuril anwar, maka penglihatanmu akan smeakin tajam dan jelas. Yang kamu alami itu bukan terbukanya mata ghaib, melainkan mukasyafah, tersingkap hijab/penghalang pandangan kita, sehingga kamu bisa melihat dari wujud jiwanya.
Malam jumat kemarin waktu kita duduk dzikir bersama, penglihatanmu juga disingkapkan dan kamu bisa melihat jiwa-jiwa teman kita yang berlatih tazkiyatun nafs (membersihkan Jiwa) kamu melihat jiwa-jiwa yang bersih dan bercahaya. Nah maka pada waktu kamu menghadiri selamatan, pandanganmu disingkapkan dan bisa melihat jiwa-jiwa yang tidak melakukan tazkiyatun nafs (pembersihan jiwa).
Hikmah yang kamu alami itu adalah bahwasanya jiwa seseorang itu hakekat wujudnya tergantung sifat dan prilakunya. Jika dalam sehari-hari kita selalu mengikuti hati nurani atau sejatidiri, maka jiwa kita akan semakin bercahaya semakin lama semakin terang cahayanya sesuai tingkatan ruhaniahnya.
Jika kita dalam sehari-hari mengikuti hawa nafsu, maka semakin lama jiwa kita semakin redup, semakin gelap dan semakin gelap, bahkan bisa berwujud hewan secara maknawi.”
فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ
“Maka Kami singkapkan daripadamu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam.” (Qs. Al-Qof :22)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar