Laman

Minggu, 16 September 2018

INGAT MATI UNTUK KEMATIAN DIRI


Al-Jurairi menuturkan, “Aku hadir pada saat Imam Al-Junaid tengah menghadapi sakaratul-maut. Waktu itu hari Jum’at dan bertepatan dengan hari Nairuz (Tahun Baru kalender Persia). Dia sedang membaca Al-Qur’an dan ketika dia selesai membacanya, aku bertanya kepadanya: ‘Wahai Abu Qasim! Akankah engkau mati dalam keadaan begini?’ Lalu dia menjawab, ‘Akankah diriku lebih berhak memutuskan, padahal Dia-lah yang Maha Berkuasa menutup catatan amalku.”

Hatim Al-Asham berkata, “Barang siapa melewati perkuburan dan tidak berpikir tentang dirinya sendiri atau berdoa untuk para penghuninya, berarti dia telah menghianati mereka dan juga dirinya sendiri.”

Bakr al-‘Abid pernah berkata, “Wahai ibuku! Alangkah baiknya seandainya engkau mandul dan tidak pernah melahirkan aku, sebab anakmu ini akan terpenjara sangat lama di dalam kubur dan setelah itu, masih ada lagi perjalanan panjang.”

Yahya bin Muadz Ar-Razi berkata, “Wahai anak Adam! Tuhanmu telah memanggilmu ke negeri kedamaian, maka lihatlah, dari tempat mana engkau menjawab panggilan itu. Jika engkau menjawab panggilan itu sejak dari masa hidupmu di dunia dan menyibukkan diri demi perjalanan menuju negeri kedamaian itu, maka tentu engkau akan berhasil mencapainya. Namun, jika engkau menjawabnya dari alam kubur, maka engkau akan terhalang darinya.”

--Dikutip dari kitab Dzikrul-Maut, Ihya Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar