Laman

Minggu, 11 Maret 2018

ANTARA SYARIAT DAN HAKIKAT

Imam Qusyairi menjelaskan bahwa syariat adalah perintah yang ditetapkan dalam ibadah, sedangkan hakikat adalah kesaksian akan kehadiran peran-serta ketuhanan dalam setiap sisi kehidupan. Kita sering mengenal istilah, musyahadah rububiyah, yakni melihat Tuhan dengan hati. Dikatakan demikian sebab syariat merupakan pengetahuan atau konsep merambah jalan menuju Allah, sedangkan hakikat adalah keabadian melihat-Nya. Sementara, thariqah merupakan perjalanan hamba meniti jalan syariat. Artinya, aktualisasi prinsip-prinsip syariat dengan ketentuan hukum yang sah.
Syariat datang dengan beban hukum dari Sang Maha Pencipta, sedangkan hakikat bersumber dari dominasi kreativitas Al-Haqq. Syariat merupakan penyembahan makhluk pada Al-Khaliq, sedangkan hakikat adalah kesaksian makhluk terhadap kehadiran-Nya.

Syariat adalah penegakan apa yang diperintahkan Tuhan, sedangkan hakikat adalah kesaksian terhadap sesuatu yang telah ditentukan dan ditakdirkan-Nya, serta yang disembunyikan dan yang ditampakkan.

Abu Ali Ad-Daqaq memberi penjelasan menarik tentang hal ini. Menurutnya, “Iyya ka na’budu (Hanya kepada-Mu kami menyembah)-[QS Al-Fatihah [1]: 4] adalah manifestasi dari syariat. Sedangkan “Iyya ka nasta’iin” (Hanya kepada-Mu kami memohon)- [QS Al-Fatihah [1]: 5 ] adalah manifestasi dari pengakuan (penetapan) hakikat.

Jadi, syariat adalah hakikat dari sisi mana kewajiban diperintahkan, dan hakikat sebenarnya juga merupakan syariat dari sisi mana kewajiban diperintahkan bagi ahli ma’rifat.

*Tujuh Tempat Tumpangan Jin Dan Syaitan*


*1. Di lubang mulut manusia*
Bahagian tubuh pertama yang menjadi tempat kesukaan jin syaitan *adalah lubang mulut* manusia. Dimana jin akan berusaha masuk ke lubang mulut manusia saat *sedang menguap.* Oleh sebab itu saat sedang menguap kita dianjurkan untuk menutup mulut.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Said bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Apabila seseorang dari kalian menguap letakkanlah tangannya pada mulutnya (tutuplah) kerana syaitan akan masuk bersama dengan orang yang menguap (yang mulutnya tidak ditutup)” (HR. Muslim)


*2. Dibawah kuku manusia*
Bahagian tubuh kedua yang menjadi tempat kesukaan jin adalah *dibawah kuku manusia. Oleh sebab itu kita dianjurkan untuk* memotong kuku. Kerana jin dan syaitan mengikat manusia melalui *kuku-kuku yang panjang*.
Sebagaimana disebutkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Potonglah (pendek) kuku-kukumu. Sesungguhnya syaitan mengikat (melalui) kuku-kuku yang panjang.” (HR. Ahmad)


*3. Lubang hidung manusia*
Bahagian tubuh ketiga yang disukai jin dan syaitan adalah lubang hidung. *Saat manusia tidur ternyata jin juga ikut menginap di batang* hidung manusia. Oleh sebab itulah saat bangun tidur kita dianjurkan untuk membasuh lubang hidung sebanyak tiga kali.
Rasulullah saw bersabda:
“Apabila salah seorang di antara engkau bangun tidur hendaklah *mengeluarkan air dari hidungnya (istinsya')* tiga kali kerana syaitan itu menginap di batang hidungnya.” (HR. Muslim).
*4. Lubang telinga manusia*


Bahagian tubuh manusia selanjutnya yang disukai oleh syaitan adalah lubang telinga. Bukan hanya bersembunyi di telinga manusia namun ternyata ketika seorang manusia tertidur hingga *pagi tanpa mengerjakan solat malam maka bererti telinganya itu* telah dikencingi oleh jin.

Sebagaimana diceritakan dari Abdullah bahwa di sisi Nabi saw ada seorang laki-laki yang selalu tidur sampai pagi tanpa mengerjakan solat (malam). Lalu beliau bersabda:
“Setan telah kencing di telinganya”. (HR. Muslim)
*5. Urat darah manusia*

Sebagaimana telah disebutkan bahwa jin atau syaitan menyusup ke dalam tubuh manusia melalui aliran darah manusia tersebut. Kemudian dari aliran darah itulah jin berusaha memperdaya manusia.
Hal ini dijelaskan oleh Shafiyyah binti Huyay bahwa Rasulullah saw bersabda:
“Sesungguhnya syaitan itu berjalan dalam tubuh anak Adam melalui peredaran darah dalam tubuhnya.” (HR. Muslim)
*6. Lubang pusat manusia*

Lubang pusa manusia merupakan tempat yang kotor. Sebab tidak banyak orang yang membersihkannya. Sebagaimana kita ketahui bahwa jin dan syaitan sangat menyukai tempat-tempat yang kotor. Bahkan saat seseorang diruqyah diketahui bahwa kebanyakan jin bersembunyi dan tinggal di bahagian lubang pusat manusia. Walaupun kita tidak dianjurkan untuk membersihkan lubang pusat hingga mengorek-koreknya. Untuk membersihkannya cukup dengan cara menyekanya secara lembut dengan air atau dengan kapas secara lembut.
*7. Lubang kemaluan manusia*

Bahagian tubuh terakhir yang menjadi tempat kesukaan jin adalah lubang kemaluan manusia. Dimana syaitan dan jin akan menambah rasa nikmat saat seseorang sedang berzina dengan cara meransang saraf kemaluan. Oleh sebab itulah dianjurkan untuk menjaga kebersihan organ intim baik pada lelaki mahupun wanita.
Selain itu kita dianjurkan untuk mengikuti sunnah Rasulullah saw iaitu dengan mencukur rambut kemaluan, memendekkan kumis, memotong kuku dan mencabut bulu ketiak. Sebab selain menjadikan *tubuh lebih bersih dan sihat, kita juga dapat menghalangi jin untuk* bersembunyi pada bahagian tubuh manusia.
Semoga bermanfaat..

Musibah atau bencana

Salam.. salim .. ya salamun alaik
Salam sejahtera, salam santun penuh persaudaraan 
Musibah atau bencana di bumi adalah dari manusia untuk manusia, dan merupakan suatu pelajaran agar manusia dapat menyadari kesalahannya dan kembali kepada jalan Tuhan. 
Perhatikan Surah Al-Rûm ayat : 41 sampai dengan 45,

41. "Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya ALLAH merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".
42. Katakanlah: “Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (ALLAH).”
43. "Oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (ISLAM) sebelum datang dari ALLAH suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatangannya): pada hari itu mereka terpisah-pisah".
44. "Barangsiapa yang kafir maka dia sendirilah yang menanggung (akibat) kekafirannya itu dan barangsiapa yang beramal saleh maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan)"
45. "agar ALLAH memberi pahala kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh dari karunia-NYA. Sesungguhnya DIA tidak menyukai orang-orang yang ingkar".
Simak kembali ke lima (5) ayat dalam surah Al-Rum di atas, lalu perhatikan penjabaran di bawah ini..

📝Ayat (41) :
Ketika ayat ini diturunkan,
daratan dan laut telah mengalami kerusakan, dan dinyatakan dengan tegas bahwa kerusakan itu akibat perbuatan manusia, bukan disebabkan oleh perilaku hewan atau yang lainnya.
Bahwa ternyata kerusakan di darat dan laut itu dibiarkan oleh ALLAH agar manusia (yang melakukan kerusakan itu) merasakan sebagian dari akibat perbuatannya.
Untuk apa ?
Agar yang pernah melakukan kerusakan itu mendapat pelajaran untuk kembali kepada jalan yang benar.
(maksudnya : yang akan merasakan akibat perbuatannya adalah yang pernah hidup pada masa lampau dan yang pernah berbuat kerusakan, bukan orang yang baru pertama kali dilahirkan di muka bumi ini)
Paham ??
Bukankah Tuhan telah menyatakan bahwa DIA tidak merugikan manusia sedikitpun ?
Tidak mungkin manusia yang tidak tahu apa-apa dan tidak berbuat suatu kesalahan dikenakan azab oleh ALLAH, itu suatu tuduhan yang “keji” dan sifat itu sangat mustahil dimiliki Tuhan..
Sebaliknya,
dengan sifat Rahman dan RahimNYA, maka manusia yang jelas-jelas sudah melakukan “kerusakan di muka bumi” ketika dibangkitkan lagi hanya merasakan sebagian saja dari akibat perbuatannya.
Manusia itu tidak merasakan seluruh akibat perbuatan buruknya.
Hal semacam inilah yang disebutkan pada ayat lain bahwa Tuhan itu memaafkan sebagian besar kesalahan manusia.
📝Ayat (42)
Bahwa, manusia diperintah Tuhan untuk melakukan perjalanan di muka bumi.
Pada ayat ini kita diperintah untuk memperhatikan akibat perbuatan buruk orang-orang yang hidup pada masa lalu.
Apa kata ayat tersebut ?
Bahwa : banyaknya kerusakan di darat dan laut itu ternyata dilakukan oleh orang-orang Musyrik. orang-orang yang menyekutukan Tuhan.
Orang yang menyekutukan Tuhan = Orang yang membuat kerusakan di bumi
Orang yang menyekutukan Tuhan bukanlah orang yang beribadah dan menyembah patung..!
📌Pahami dulu...
“Karena kemusyrikan terkait erat dengan amal perbuatan manusia”.
Jika amalan itu merusak bumi, maka itu namanya tindakan “Syirik”.
Jika perusakan bumi itu merupakan perilaku seseorang, maka orang itu disebut sebagai orang “Musyrik” = menyekutukan Tuhan.
Agar tidak terjerumus ke jurang kemusyrikan maka manusia diperintah untuk menghadapkan dirinya kepada AGAMA ( cara hidup yang benar ) yaitu : jalan hidup yang lurus yang tidak menimbulkan kerusakan dan merugikan orang lain dan dirinya sendiri. ~> ISLAM
Jalan hidup yang demikian inilah yang disebut “ISLAM”
(Maksudnya : ISLAM adalah jalan selamat dunia + akhirat, jalan ini sifatnya universal, jadi siapa saja orangnya yang mengunakan jalan ini dalam kehidupan aktual termasuk dia itu Yahudi = mau Kristen = mau Hindu = mau Buddha dia itu ISLAM juga )
ISLAM itu penyempurnaan dari semua ajaran nabi-nabi.
ISLAM artinya SELAMAT.
MUSLIM artinya ORANG YANG SELAMAT.
SALAM artinya KESELAMATAN.
KAFFAH artinya MENYELURUH
Itulah sebuah keadaan dimana Persemayaman yang penuh cinta dan damai, DIAlah Sang Abadi, DIAlah Dzat yang Maha Suci, DIAlah yang menduduki Kursi Kebesaran dalam Ruang yang Tak Terbatas, Dzat yang bila dibahasakan maka tidak akan ada satu kalimat pun yang tepat untuk membahasakannya, dan Para utusan langit membahasakannya dengan bijak, yakni ” ALLAH YANG MAHA ESA”
Yg jelas Rosululloh sudah memberikan suri tauladan yg luar biasa... kita tinggal mengikuti, Inshaa Allah mendapat syafaatnya.
Aamiin

Dalam SHOLAT, cermatilah gerakan maupun bacaannya.
1. Amarah = ALIF = Tubuh Yang Berdiri,
2. Lawamah/Aluwamah= LAM = Tubuh Yang Ruku,
3. Sufiyah/Supiyah = MIM = Tubuh Yang Sujud,
4. Muthmainah = DAL = Tubuh Yang Duduk/Diam.

Intinya disitu, kita itu hanya menjalankan dan memenuhi HAK-NYA ALLAH.
Karena apa ?
Karena kita sudah diberikan kenikmatan yg jika disuruh menghitung tidak akan bisa. Dan ALLAH hanya meminta HAK-NYA.. yaitu "SHOLAT"
"SHOLAT” yang secara naluriah mengembalikan manusia pada keadaan primordialnya dengan menjadikan seluruh alam sebagai tempat ibadah.
SHOLAT adalah untuk mengundang RAHMAT ALLAH
SHOLAT adalah untuk memohon SYAFA'AT RASULULLAH
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam berkata ;
"ALLAH tidak memandang RUPA dan HARTAmu tetapi ALLAH memandang HATI dan AMALANmu.
Jika sudah keluar dari patokan Islam, tidak ada sama sekali sucinya..
AGAMA adalah SUCI
AL-QUR'AN adalah SUCI
Kita Sebut AL QURAN ~> kata kata ALLAH
AL FURQAN ~> ALLAH Berkata-kata
Bahasa ARABnya ~> "QURA" - "ANNA" ~> Percakapan 'AKU'
SHOLAT adalah SUCI
RUH SHALAT adalah SUCI
tekad yang dilarang dalam Islam adalah : ujub, riya, takabur, menghina ke sesama manusia.
📝Ayat (43)
Bahwa : manusia harus berusaha berada di jalan yang lurus.
Dalam ayat lain disebut sebagai orang yang BerTAQWA.
Usaha ini harus ditempuh sebelum datangnya hari dari ALLAH yang disebut sebagai “hari yang tidak dapat ditolak”.
Hari apa gerangan ?
Itulah hari KEMATIAN dan sekaligus KEBANGKITAN bagi seseorang.
Seandainya dalam satu hari ini orang yang mati itu banyak, maka yang dibangkitkan/yang dilahirkan juga banyak, hal ini harus berjalan seimbang demi kelangsungan bumi ini.
Keadilan/ keseimbangan adalah ketetapan ALLAH bagi kosmos atau alam raya ciptaan-NYA, karena menurut ajaran Islam keadilan adalah prinsip yang merupakan hukum seluruh hajat jagat raya.
Oleh karena itu,
melanggar keadilan adalah melanggar hukum kosmos dan dosa ketidak adilan akan mempunyai dampak kehancuran tatanan masyarakat manusia. ( Nurcholish Majid ).
Setiap jenis ciptaan mengikuti jalannya masing-masing, melalui proses tersendiri.
Hal ini ada hubungan dengan :
- Proses terwujudnya,
- Susunannya/ Strukturnya,
- Kemampuan daya kesanggupannya,
- Cara mempertahankan eksistensi materi,
- Sifat-sifatnya dan Proses berakhirnya eksistensi materi itu sendiri ( Kematian ),
Kecuali Eksistensi yang Menciptakan dari Sang Maha Kekal Abadi yaitu TUHAN
Sampai akhir pembahasan ulasan artikel ini bahwa misteri perjalanan panjang manusia mulai Nabi ADAM sampai Akhir Zaman, Manusia terus mencari dan belajar untuk menemukan hakikat hidupnya sendiri sejalan dengan perkembangan menuju peningkatan peradabaan kehidupan manusia.
Dari ajaran animisme sampai datangnya Agama yang dibawa oleh Ruh-Ruh Suci Para Utusan ALLAH, Para Rasul, Nabi, Wali / Orang-Orang Suci yaitu Spiritualis SEJATI dari Pengajaran Agama
ISLAM dengan " Rahmatan Lil Alamin",
KRISTEN dengan " Cinta dan Damai ",
HINDU dengan "Budi Pekerti",
BUDHA dengan "Kebijaksanannya",
Hamba Tuhan semuanya menyampaikan "Kebaikan, Pesan dan makna kasih sayang, Perdamaian, Budi Pekerti dan kebijaksanaan"
dan
Semua menentang keburukan (Pertentangan) melalui jalan agama dan kepercayaan masing-masing, lalu menyempurnakan ajaran-ajarannya untuk menuntun kepada JALAN ” KESELAMATAN ”, demikian pula zaman terus berkembang wajah dunia terus berkembang dengan teknologi & ilmu pengetahuannya.
Demikian juga Setiap partikel di alam ini senantiasa bergerak menuju pendakian tingkatan (dimensi) yang lebih tinggi (sempurna)..
Demikian pula alam semesta dan seisinya, semuanya bergerak dari dimensi "eksistensi alam semesta fisik dalam ruang dan waktu" menuju pada dimensi Nafas Kehidupan yang menjadikan segala sesuatu itu menjadi HIDUP..
Inilah NAFAS KEHIDUPAN,
yaitu keseimbangan di atas jembatan Rahmat = Kasih Sayang bagi seluruh Alam ( RAHMATAN LIL ALAMIN ) sebagai penghubung antara dunia materi dan dunia ruhani yang terbebas murni dari "dualitas" yang akhirnya bermuara pada kesatuan yang abadi..
Semua sudah tersedia dari awalnya, tidak di-kurangi dan tidak di tambah-tambah lagi, itu-itu juga dari awalnya…
Yang MATI = Yang BANGKIT
Yang bangkit bisa jadi manusia juga..
Yang bangkit bisa jadi Malaikat
Yang bangkit bisa jadi hewan
Yang bangkit bisa jadi tumbuh-tumbuhan
Yang bangkit bisa jadi mineral = gentayangan
Inilah adalah pilihan-pilihan, dan silahkan memilih sendiri….😊
Di mana dibangkitkan ?
Ya, di bumi ini !!
Lihat kembali QS 7:25.
“Manusia dibangkitkan melalui kelahiran melalui ibunya masing-masing”
Dalam ayat ini mereka disebut menjadi terpisah-pisah.
📝Ayat (44)
Dan, disebutkan pada ayat ini bahwa, mereka yang kafir akan menanggung perbuatan kekafirannya, yaitu, dilahirkan ditempat “yang sengsara”, sedangkan yang dahulunya berbuat amal saleh, maka akan dilahirkan di tempat yang penuh anugerah Tuhan.
Sekarang perhatikan kata "Musyrik" dan "Kafir" pada ayat (44) diatas yaa…
Kalau yang dirujuk itu "sikap hidup",
maka namanya “Musyrik”,
tapi
Kalau yang dirujuk itu "keyakinan dan tindakannya" yang mengingkari kebenaran, maka namanya “Kafir”.
Jadi,
KAFIR itu tak ada kaitannya dengan agama yang dipeluk...!!
Agama apa saja yang dipeluknya,
kalau ia mengingkari kebenaran dan melakukan kerusakan maka ia termasuk orang KAFIR..!!!
📝Ayat (45)
ALLAH tidak mencintai orang-orang yang ingkar.
Perhatikan pernyataan “tidak mencintai” = “Lâ Yuhibbu”
Ayat ini tidak boleh diterjemahkan menjadi tidak menyukai...
itu Berbeda !
ALLAH tidak terlibat dalam suka atau tidak suka..!!
ALLAH juga tidak terlibat dalam soal membenci atau tidak membenci..!!
ALLAH itu bersifat Mahabbah, mencintai hamba-NYA.
Tetapi,
kalau si hamba itu mengingkari-NYA, maka DIA tidak mencintainya.
Apa bedanya “tidak mencintainya” dengan “membenci” ?
Benci adalah perasaan tidak suka.
Jadi,
kalau Tuhan membenci berarti dalam diri Tuhan itu terkandung perasaan tidak suka, hal ini tentu saja berlawanan dengan sifat-NYA yang Rahman dan Rahim.
Jelas, tidak mungkin terjadi sifat yang saling berlawanan pada diri-NYA.
Sifat Tuhan adalah CINTA..
Oleh karena itu para ahli Tasawuf menyebut Tuhan itu sendiri “CINTA”.
CINTA itu bukan suka yaa...!!
CINTA mengandung makna KARUNIA...
Artinya,
sesuatu yang dicintai niscaya mendapat perhatian atau karunia dari yang mencintai.
Kalau Tuhan mencintai seorang hamba, maka hamba itu akan mendapatkan cucuran Rahmat dan Karunia dari-NYA.
misalnya,
sang hamba yang dicintai Tuhan itu akan mendapatkan perlindungan, pertolongan dan kenikmatan.
Kalau Tuhan “tidak mencintai” orang kafir, artinya Tuhan akan membiarkan si kafir itu menerima akibat perbuatan-NYA.
Jadi,
sebenarnya apa yang kita harapkan..??
Tentu saja, Rahmat dan Perlindungan-NYA
Dengan rahmat dan perlindungan-NYA, maka seorang manusia dapat terus-menerus berusaha di jalan yang benar.
Jika kegelapan menutupi mata batin maka menyebabkan batin terpisah dari kebenaran.
BATINlah yang tertutup
sedangkan
KEBENARAN tidak tertutup.
Dalil atau bukti yang dicari, bukanlah untuk menyatakan kebenaran dan keyakinan,
tetapi
untuk mengeluarkan batin dari lembah kegelapan kepada cahaya yang terang benderang,
Keyakinan/IMAN di dapat melalui pengamalan, sehingga cahaya akan menerangi atau membuka hijab hati.
Kekuatan ilmu yang diperoleh di tentukan oleh kekuatan hati, wadahnya harus bersih, sebab ilmu tidak akan masuk ke dalam hati yang kotor.
Apabila hatinya bersih maka CAHAYA ILAHI semakin bersinar menerangi dan dia mendapat ilmu yang lebih jelas, lalu batinnya menghadap kepada yang lebih benar, sehingga dia menemui kebenaran hakiki, terbukanya mata batin memperlihatkan keberadaan ALLAH Ta’ala,
kesaksian mata batin memperlihatkan ketiadaan diri selain Wujud-NYA, kesaksian hakiki mata batin memperlihatkan bahwa hanya Dzat yang Wujud, tidak terlihat lagi ketiadaan dan wujud diri ~> hal ini disebut NAFI ISBAT.

BERSERAH DIRI DAN KUATKAN TAUHIDMU!

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani qaddasallahu sirrahu, memberi nasihat kepada kita agar berserahdiri kepada Allah secara total dan menguatkan keyakinan tauhid. Pengukuhan pada keesaan Allah harus menjadi gairah ruhani para salik. Beliau mengatakan, “Orang yang mengukuhkan keesaan Tuhan akan mengalami penyatuan (man wahhada tawahhada). Orang yang mencari (menuntut ilmu) dan berjuang sungguh-sungguh maka akan mendapatkan (man thalaba wa jadda wajada).

Jika seseorang menyerahkan dirinya dan tunduk serta patuh kepada-Nya, maka orang itu akan aman dan selamat (man aslama wa taslama, salima).
Jika seseorang menyesuaikan diri dengan kehendak-Nya, dia akan dibantu untuk berhasil (man wafaqa wuffiqa).

Namun, jika seseorang “bertengkar” dengan takdir (qadar), dia akan dipukul hingga binasa. Ketika Firʽaun bertengkar dengan takdir dan menginginkan agar ilmu Allah diubah, maka Allah lalu membinasakannya dan menenggelamkannya di laut, dan menjadikan Mûsâ dan Harun tetap hidup.

Ketika ibu Mûsâ merasa takut kepada algojo-algojo yang disuruh Firʽaun menyembelih setiap bayi yang baru lahir, maka Allah lalu memberinya ilham agar dia melemparkannya ke laut. Tetapi dia mengkhawatirkan keselamatan Mûsâ a.s. maka kepadanya dikatakan:
الْمُرْسَلِينَ [القصص :٧] وَلَا تَحْزَنِي ۖ إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ
“Janganlah engkau takut dan jangan bersedih, sebab Kami akan membawa dia kembali kepadamu,dan Kami akan menjadikannya salah seorang rasul,” (QS Al-Qashash (28):7).

(Dengan perkataan lain:) “Janganlah engkau takut, sebab hatimu akan ditenangkan, dan wujud terdalammu (sirr) akan diistirahatkan. Janganlah engkau takut bahwa dia akan tenggelam atau binasa, sebab Kami akan mengembalikan dia kepadamu. Melalui dia kami akan mengubah kemiskinanmu menjadi kekayaan.”

Karena itu, Ibu Mûsâ a.s. lalu mempersiapkan sebuah peti (tâbût) baginya, lalu meletakkannya di dalamnya, dan melemparkan peti itu ke laut. Lalu peti itu mengapung di atas air sampai mencapai istana, di mana ia diambil oleh pelayan-pelayan Firʽaun dan istrinya, Ȃsiyah.

Segera sesudah mereka membuka peti itu, mereka pun melihat bahwa peti itu berisi seorang bayi laki-laki. Mereka semua menyukainya, dan hati mereka penuh dengan rasa sayang kepadanya.

Maka mereka pun lalu menggosok bayi itu dengan minyak, mengganti popoknya dan memberinya baju baru. Dia menjadi salah seorang manusia yang paling dicintai oleh Ȃsiyah dan para pelayannya, dan dia juga dicintai oleh setiap anggota pengiring Firʽaun yang kebetulan melihatnya. Ini menjelaskan makna firman Allah Swt.:
وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي وَلِتُصْنَعَ عَلَىٰ عَيْنِي [طه: ٣٩]
“Dan aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku,” (QS Thâ Hâ (20) :39)

Dikatakan bahwa siapa pun yang memandang ke mata Mûsâ pasti jatuh cinta kepadanya. Kemudian Dia mengembalikannya kepada ibunya dan membesarkannya di istana Firʽaun, bertentangan dengan kehendak Firʽaun sendiri, yang terbukti tidak mampu membinasakannya. Apabila seseorang telah dipilih dan dipelihara oleh Tuhan untuk Diri-Nya sendiri, bagaimana bisa orang membinasakannya? Bagaimana bisa orang membantainya? Bagaimana bisa air menenggelamkannya?

Dia dijaga dalam penjagaan-Nya dan berbicara dengan-Nya secara langsung. Apabila seseorang dicintai oleh Tuhan Yang Maha Benar, siapa yang bisa membencinya? Siapa yang bisa mendatangkan bahaya kepadanya? Siapa yang mampu menelantarkannya? Siapa yang bisa menjadikannya kaya? Siapa yang bisa menjadikannya miskin? Siapa yang bisa mengangkatnya ke derajat yang tinggi? Siapa yang akan mampu memecatnya? Siapa yang bisa mendekatkannya? Siapa yang akan mampu menjauhkannya?

Ya Allah, bukakanlah untuk kami pintu kedekatan-Mu. Masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang mengabdi dan taat kepada-Mu, ke dalam kalangan mereka yang bertakwa sepenuhnya kepada-Mu, dan ke dalam kalangan tentara-Mu. Izinkanlah kami duduk di tikar dimana makanan anugerah-Mu disuguhkan, dan izinkanlah kami memuaskan dahaga kami dengan minuman persahabatan akrab-Mu. “Berilah kami kebaikan di dunia ini dan kebaikan pula di akhirat nanti, dan jagalah kami dari siksa neraka!” (QS Al-Baqarah (2) :201)

--Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir

Sabtu, 10 Maret 2018

RAHSIA NUR MUHAMMAD
Apabila kita hendak mengenal Diri maka hendaklah terlebih dahulu kita kenal akan Rahsia Nur Muhammad, kerana rahsia Nur Muhammad itulah yang dapat mengenalkan kita kepada Sebenar-benarnya Diri.
Adapun yang bernama diri itu terbagi kepada dua bahagian:
Pertama diri yang Zahir
Kedua diri yang Batin.
Diri kita yang zahir itu, adalah bayang-bayang diri kita yang batin, yang juga berhuruf dan berkalimah Allah.
Kemudian, sesudah kita ketahui diri yang zahir itu, kita ketahui pula diri kita yang batin.
Siapakah diri batin kita ?
Sebab diri yang batin itulah yang dapat mengenal Tuhannya, seperti kata ahli sufi:
Barang siapa mengenal dirinya, maka kenal ia Tuhannya.
Sebelum kita mengenal diri kita yang batin, hendak lebih dahulu kita matikan (fanakan) diri kita yang zahir, seperti sabda Rasullulah:
Matikan dirimu sebelum kamu mati.
Setelah mati (fana) diri kita yang zahir itu, barulah nyata diri kita yang batin yang disebut Sebenar-benarnya Diri.
Jika diri kita yang zahir itu sudah fana, berarti diri kita yang zahir sudah lebur (lenyap) kepada diri yang batin.
Diri kita yang zahir itu sesuai dengan maksud kata-kata: Daripada tiada menjadi ada, dan daripada ada kembali menjadi tiada.
Maksudnya: Diri yang zahir ini sudah tiada (fana), tetapi yang ada hanya diri yang batin yang bernama Muhammad, seperti yang disebut dalam hadits qudsi :
Kujadikan engkau (ya Muhammad) kerana aku, dan kujadikan sesuatu itu kerana engkau.
Jelaslah, yang bernama Muhammad itulah sebenarnya diri kita yang Batin, kerana Muhammad itulah yang ada mempunyai Tubuh, Hati, Nyawa, dan Rahsia.
Adapun Tubuh Muhammad itulah yang bernama Alam Insan, yakni syariat.
Adapun Hati Muhammad itulah yang bernama Alam Ijsin, yakni Tharikat.
Adapun Nyawa Muhammad itulah yang bernama Alam Misal, yakni Hakikat.
Adapun Sir Muhammad itulah yang bernama Alam Ruh, yakni Makrifat.
Sesudah demikian itu, Muhammad itu pulalah yang akan mengenal Tuhannya, Muhammad dapat mengenal Tuhannya setelah fana Tubuhnya, Hatinya, Nyawanya, Rahsianya, Zatnya, Sifatnya, Asmanya, dan Afalnya.
Firman Allah: Katakan olehmu (Muhammad) bahwasanya Allah taala itu Esa: Esa pada Dzatnya, Esa pada sifatnya, Esa pada Asmanya, dan Esa pada Afalnya.
Setelah kita mengenal diri yang batin, maka kita fanakan pula diri batin itu.
Sejajar dengan Firman Allah: Serahkan dirimu hai (Muhammad) pada Tuhan mu yang hidup dan tiada mati.
Mengenai Muhammad menyerahkan dan mengesakan diri kepada Allah adalah seperti yang diuraikan di bawah ini: (contohnya, apabila Muhammad memfanakan batinya maka baqa ia dalam Dzat Allah).
Adapun Batin Muhammad itu adalah Dzat kepada Allah, dan Rahsia (Sir) kepada hamba.
Adapun Awal Muhammad itu adalah Sifat kepada Allah, dan Nyawa kepada hamba.
Adapun Akhir Muhammad adalah Asma kepada Allah, dan Hati kepada hamba.
Adapun Zahir Muhammad adalah Afaal kepada Allah, dan Tubuh kepada hamba.
Adapun yang disebut hamba itu tiada lain dari Muhammad jua: dan jangan sekali-kali disangka hamba itu adalah kita (jasad), kerana kita ini pada ilmunya sudah tidak ada lagi (fana).
Rahsia, Nyawa, Hati, dan Tubuh Muhammad itu pun sudah fana kepada Dzatnya, sifatnya, asmanya dan afalnya (Allah), iaitu hanya Allah Taala jua adanya. Dan seperti firman Allah di dalam Al-quran:
Allah jua Tuhan yang Awal tiada baginya permulaan, dan ia jua yang Akhir yang tiada baginya berkesudahan, dan ia jua yang Zahir, serta ia jua yang Bathin.
Oleh itu, tubuh kita yang zahir dan batin fana kepada Allah jua adanya, iaitu Fana fillah dan Baqa billah maka:
Segala perbuatan adalah perbuatan Allah, si hamba sama sekali tidak memiliki perbuatan.
Segala asma pada hakikatnya adalah Asma Allah.
Nur (Nabi kita) Muhammad SAW dari pada Nur Dzat Allah Taala sekelian mahluk dan segala sesuatu dijadikan dari padanya.
Segala sifat pada hakikatnya adalah sifat Tuhan yang ada pada hamba adalah (makna) wujudnya.
Itulah mereka yang sebenar-benarnya marifat kepada Allah.

Jumat, 09 Maret 2018

Setiap Hari Rutin Membaca Al-Quran

Jadikanlah Al-Quran kebutuhan harian kita
Jika tidak makan dan minum sehari
Badan menjadi lemah
Demikian jika tidak membaca Al-Quran sehari
Bisa jadi hati dan jiwa menjadi lemah
Hati menjadi keras, mudah marah, mengeluh dan selalu miskin
Tidak qana’ah dan bersemangat menjalani hari
Tidak tersentuh dengan kebaikan dan hidayah

Sungguh benar khabar bahwa Al-Quran akan ditinggalkan

Allah berfirman,

ﻭَﻗَﺎﻝَ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝُ ﻳَﺎ ﺭَﺏِّ ﺇِﻥَّ ﻗَﻮْﻣِﻲ ﺍﺗَّﺨَﺬُﻭﺍ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥَ ﻣَﻬْﺠُﻮﺭﺍً

Berkatalah Rasul: “Wahai Rabbku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur’an ini suatu yang TIDAK DIACUHKAN/DITINGGALKAN.(Al Furqan: 30)

Bacalah Al-Quran beberapa juz sehari
Jika tidak mampu, beberapa halaman
Jika tidak mampu, setengah halaman
Jika tidak mampu, beberapa ayat
Jika tidak mampu, mohon ampun kepada Allah
Maksiat yang banyak telah mengeraskan hati
Cinta dunia telah melalaikan akhirat

Waktu itu selalu ada,
Setelah shalat subuh
Setelah magrib
Dalam perjalanan ke kantor
Ketika menunggu dan mengantri
Bukan banyak bacaan yang menjadi utama
Akan tetapi istiqamah setiap hari membaca
Walaupun hanya beberapa ayat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻭَﺇِﻥَّ ﺃَﺣَﺐَّ ﺍﻟْﺄَﻋْﻤَﺎﻝِ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣَﺎﺩَﺍﻡَ ﻭَﺇِﻥْ ﻗَﻞَّ

Sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dikerjakan secara terus-menerus (istiqamah) walaupun sedikit. (HR. Bukhari & Muslim)

Al-Quran adalah penyembuh penyakit fisik dan jiwa
Kuatkan hati dengan Al-Quran setiap hari

Allah berfirman

ﻭَﻧُﻨَﺰّﻝُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻘُﺮْﺁﻥِ ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺂﺀٌ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺔٌ ﻟّﻠْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ ﻭَﻻَ ﻳَﺰِﻳﺪُ ﺍﻟﻈّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﺇَﻻّ ﺧَﺴَﺎﺭﺍً

Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.(QS. Al-Israa’: 82).

Syaikh Muhammad Al-Amin Asy-Syinqith menjelaskan bahwa maksud obat dalam ayat ini adalah obat untuk penyakit fisik dan jiwa. Beliau berkata

ﻣَﺎ ﻫُﻮَ ﺷِﻔَﺎﺀٌ ﻳَﺸْﻤَﻞُ ﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﻘَﻠْﺐِ ﻣِﻦْ ﺃَﻣْﺮَﺍﺿِﻪِ ; ﻛَﺎﻟﺸَّﻚِّ ﻭَﺍﻟﻨِّﻔَﺎﻕِ ﻭَﻏَﻴْﺮِ ﺫَﻟِﻚَ ، ﻭَﻛَﻮْﻧَﻪُ ﺷِﻔَﺎﺀً ﻟِﻠْﺄَﺟْﺴَﺎﻡِ ﺇِﺫَﺍ ﺭُﻗِﻲَ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺑِﻪِ ، ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺪُﻝُّ ﻟَﻪُ ﻗِﺼَّﺔُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺭَﻗَﻰ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﺍﻟﻠَّﺪِﻳﻎَ ﺑِﺎﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔِ ، ﻭَﻫِﻲَ ﺻَﺤِﻴﺤَﺔٌ ﻣَﺸْﻬُﻮﺭَﺓٌ

Obat yang mencakup obat bagi penyakit hati/jiwa, seperti keraguan, kemunafikan, dan perkara lainnya. Bisa menjadi obat bagi jasmani jika dilakukan ruqyah kepada orang yang sakit. Sebagaimana kisah seseorang yang terkena sengatan kalajengking diruqyah dengan membacakan Al-Fatihah. Ini adalah kisah yang shahih dan masyhur. (Tafsir Adhwaul Bayan).

BATINIAH MEMPENGARUHI LAHIRIAH


"Apa yang tersimpan dalam keghaiban rahsia hati berbekas nyata pada zahirnya."
Allah s.w.t mengurniakan kepada hati hamba-hamba-Nya yang bahagia dengan Nur Zikir, Nur Kalbu, Nur Akal, Nur Iman dan Nur Makrifat. Kurniaan Allah s.w.t yang demikian itu merupakan rahsia-rahsia yang tidak diketahui oleh makhluk. Setiap hamba yang dibawa ke Hadrat-Nya mempunyai rahsia sendiri dan tidak diketahui oleh hamba-hamba yang lain, walaupun mereka berada pada tingkatan yang sama.

Seorang guru pun tidak tahu rahsia muridnya dengan Tuhannya.
Apa yang Allah s.w.t kurniakan kepada seorang hamba pilihan-Nya tidak serupa dengan yang dikurniakan kepada hamba pilihan yang lain. Kurniaan Allah s.w.t kepada seorang nabi berbeza daripada kurniaan terhadap nabi-nabi yang lain. Kurniaan Allah s.w.t yang tersimpan dalam keghaiban rahsia hati itu menjadi penggerak kepada pembentukan diri seseorang, hingga dia dapat dikenal dan dibezakan daripada orang lain.

Kurniaan Rahsia Allah s.w.t kepada Isa a.s menyebabkan beliau a.s dikenali sebagai Roh Allah. Kurniaan Rahsia Allah s.w.t kepada Musa a.s menyebabkan beliau a.s dikenali sebagai Kalim Allah. Kurniaan Rahsia Allah s.w.t kepada Ibrahim a.s menyebabkan beliau a.s dikenali sebagai Khalil Allah. Kurniaan Rahsia Allah kepada Muhammad s.a.w menyebabkan baginda s.a.w dikenali sebagai Habiballah.
Aulia Allah s.w.t juga menerima kurniaan Rahsia Allah s.w.t dan masing-masing memiliki keperibadian yang tersendiri
Nur Ilahi yang menyinari hati seseorang akan mengubah suasana hati itu dan sekaligus perwatakan dan perawakan orang itu. Perubahan pada perwatakan dapat dilihat pada tingkah-laku dan perbuatan.
**Sinaran Nur Zikir akan melahirkan seorang yang gemar berzikir, mengingati Allah s.w.t semasa duduk, berdiri, ketika sendirian dan juga ketika berada dalam perkumpulan. Lidahnya sentiasa basah dengan sebutan nama-nama Allah s.w.t.

**Sinaran Nur Kalbu akan membuat seseorang berlapang dada, tidak cemas menghadapi ujian dan gemar mendekati Allah s.w.t.
**Sinaran Nur Akal akan melahirkan sikap suka bertafakur sehingga terbukalah kepadanya Rahsia-rahsia ketuhanan yang menjadi penggerak kepada perjalanan alam maya ini. Muncullah dari lidahnya Kalam Hikmat yang mempesonakan sesiapa sahaja yang mendengarnya.
**Sinaran Nur Iman mengwujudkan keyakinan yang tidak berbelah bahagi kepada perkara ghaib yang dialaminya sekalipun fikiran tidak dapat menerimanya. Kepercayaan dan keyakinannya tidak bergoncang lantaran mendapat bantahan dan sindiran.
**Sinaran Nur Makrifat menerangi mata hati untuk mengenal Allah s.w.t, melihat-Nya pada semua kejadian. Tidak kabur pandangan mata hatinya lantaran kekeruhan-kekeruhan yang berlaku di dalam dunia ini. Tidak terbalik pandangan mata hatinya lantaran mendapat kemuliaan dan kekeramatan.
Nur Ilahi bukan sahaja mengubah perwatakan tetapi juga mengubah perawakan. Bukan rupa-bentuk muka yang berubah tetapi cahaya pada wajahnya yang berubah, menyebabkan siapa sahaja yang melihatnya akan berasa senang.

Misalnya, cahaya Nur Ilahi yang gilang gemilang menyinari wajah Yusuf a.s telah mempesonakan wanita-wanita Mesir sehingga mereka tidak sedar menghiris jari sendiri dan tidak merasai sakitnya akibat terpukau memandang keindahan wajah Yusuf a.s. Begitulah kuatnya kesan sinaran Nur Ilahi yang tersembunyi secara ghaib di dalam hati rohani hamba-hamba Allah s.w.t yang dipilih untuk memperolehinya.
Anugerah Allah s.w.t, iaitu nur-nur, kepada hati hamba-hamba-Nya yang beriman menjadi daya dan upaya bagi hati untuk berpegang kuat kepada tauhid, mencintai segala yang bersesuaian dengan Islam dan membenci segala bentuk kekufuran. Daya dan upaya nur yang pada hati ternyata melalui perbuatan dan juga wajah orang berkenaan.
Nabi Muhammad (s.a.w) ialah Rasul Allah; dan orang-orang yang bersama dengannya bersikap keras dan tegas terhadap orang-orang kafir yang (memusuhi Islam), dan sebaliknya bersikap kasih sayang serta belas kasihan sesama sendiri (umat Islam). Engkau melihat mereka tetap beribadat rukuk dan sujud, dengan mengharapkan limpah kurnia (pahala) dari Tuhan mereka serta mengharapkan keredhaan-Nya. Tanda yang menunjukkan mereka (sebagai orang-orang yang salih) terdapat pada muka mereka – dari kesan sujud (dan ibadat mereka yang ikhlas). ( Ayat 29 : Surah al-Fath )
Tanda nyata pada sifat pengikut-pengikut Nabi Muhammad s.a.w adalah mereka tidak bertolak-ansur pada perkara yang merosakkan akidah. Iman tidak boleh ditukar-ganti dengan harta, pangkat atau kemuliaan. Iman adalah cahaya dan kekufuran pula adalah kegelapan. Cahaya dan gelap tidak boleh bersepakat.

Mereka yang sangat keras menentang kekufuran itu sangat berlemah-lembut apabila bersama-sama dengan orang yang beriman. Hubungan hati-hati yang beriman adalah kasih sayang dan kerinduan.
Orang yang beriman inginkan kebaikan kepada saudaranya yang beriman. Mereka tidak merosakkan atau menjatuhkan sesama mereka. Kebaikan yang Allah s.w.t kurniakan digunakan untuk meringankan beban saudara-saudaranya yang beriman.
Mereka mengutamakan orang yang beriman daripada orang yang tidak nyata imannya atau yang nyata kekufuran dan kemunafikannya. Keselamatan iman adalah apabila ia dipertahankan daripada dicerobohi oleh kekufuran dan kemunafikan.
Akal mengenali kekufuran melalui tanda-tanda yang diceritakan oleh ayat-ayat al-Quran. Hati mengenali kekufuran melalui Nur Ilahi yang membuka kekufuran dan kemunafikan itu kepadanya.
Nur kurniaan Allah s.w.t yang menjadi daya dan upaya hati seterusnya mempunyai kekuatan untuk mengawal pancaindera orang yang beriman itu. Setiap anggota digunakan untuk berbakti kepada Allah s.w.t, enggan ia berbuat maksiat. Orang yang beriman tekun berbuat ibadat, mencari kurniaan dan keredhaan-Nya.

Nur yang dalam Rahsia hati itu juga memancarkan sinarnya sehingga kelihatan pada wajah orang yang berkenaan. Jika perasaan yang bersembunyi dalam hati, seperti marah dan riak, boleh ketara pada wajah, sinaran cahaya nur lebih kuat lagi berbekas pada wajah.
Barangsiapa yang jernih dalam batinnya, akan diperbaiki Allah apa yang nyata pada wajahnya. ( Ucapan Umar al-Khattab )

Kesucian hati seseorang memancarkan cahaya yang dapat ditangkap oleh cermin hati orang lain yang bersih. Apabila cahaya iman berjumpa dengan cermin hati orang yang beriman akan lahirlah rasa persaudaraan muslim yang sejati. Persaudaraan yang begini tidak ada kepentingan diri dan tidak ada perlumbaan untuk menduduki tempat yang lebih tinggi. Mereka saling bantu membantu dalam melakukan pengabdian kepada Allah s.w.t.

Allah s.w.t menentukan bahawa yang tersembunyi dalam hati mengeluarkan tanda pada zahir. Dalam banyak perkara Allah s.w.t menjelaskan tanda-tanda tersebut melalui wahyu-Nya.
Tuhan Yang Maha Pemurah berbuat demikian agar orang yang beriman tidak tertipu oleh kemanisan bahasa kemunafikan dan kekufuran. Mempertahankan iman daripada kemunafikan dan kekufuran adalah satu jihad yang besar.
Manusia tidak berdaya berbuat demikian tanpa pertolongan Allah s.w.t. Apabila Allah s.w.t memberi pertolongan dengan menunjukkan tanda-tanda sesuatu, ambillah manfaat daripadanya.