Laman

Jumat, 22 Februari 2019

HARIMAU TERJEBAK


“Hai Abu Nawas,” seru Khalifah Harun Al-Rasyid. “Sekarang juga kamu harus dapat mempersembahkan kepadaku seekor harimau berjenggot, jika gagal, aku bunuh kau.”
Kata-kata itu merupakan perintah Baginda yang diucapkan dengan penuh tegas dan kegeraman. Dari bentuk mulutnya ketika mengucapkan kalimat itu jelas betapa Baginda menaruh dendam kesumat kepada Abu Nawas yang telah berkali-kali mempermainkan dirinya dengan cara-cara yang sangat kurang ajar. Perintah itu merupakan cara Baginda untuk dapat membunuh Abu Nawas.
“Ya tuanku Paduka,” jawab Abu Nawas. “Semua perintah paduka akan hamba laksanakan, namun untuk yang satu ini hamba mohon waktu delapan hari.”

“Baik,” kata Baginda.
Alkisah, pulanglah Abu Nawas ke rumah. Agaknya ia sudah menangkap gelagat bahwa Raja sangat marah kepadanya, dicarinya akal supaya dapat mencelakakan diriku, agar terbalas dendamnya,” pikir Abu Nawas. “Jadi aku juga harus berhati-hati.”

Sesampainya di rumah dipanggilnya empat orang tukang kayu dan disuruhnya membuat kandang macan. Hanya dalam waktu tiga hari kandang itu pun siap sudah. Kepada istrinya ia berpesan agar menjamu orang yang berjenggot yang datang kerumah. “Apabila adinda dengar kakanda mengetuk pintu nanti, suruh dia masuk kedalam kandang itu,” kata Abu Nawas sambil menunjuk kandang tersebut. Ia kemudian bergegas pergi ke Mushala dengan membawa sajadah.
“Baik,” kata istrinya.

“Hai Abu Nawas, tumben shalat di sini?” bertanya Imam dan penghulu mushalla itu.
Sebenarnya saya mau menceritakan hal ini kepada orang lain, tapi kalau tidak kepada tuan penghulu kepada siapa lagi saya mengadu,” jawab Abu Nawas. “Tadi malam saya ribut dengan istri saya, itu sebabnya saya tidak mau pulang ke rumah.”
“Pucuk dicinta, ulam tiba,” pikir penghulu itu. “Kubiarkan Abu Nawas tidur disini dan aku pergi kerumah Abu Nawas menemui istrinya, sudah lama aku menaruh hati kepada perempuan cantik itu.”
“Hai Abu Nawas,” kata si penghulu, “Bolehkah aku menyelesaikan perselisihan dengan istrimu itu?”
“Silakan,” jawab Abu Nawas. “Hamba sangat berterima kasih atas kebaikan hati tuan.”
Maka pergilah penghulu ke rumah Abu Nawas dengan hati berbunga-bunga, dan dengan wajah berseri-seri diketuknya pintu rumah Abu Nawas. Begitu pintu terbuka ia langsung mengamit istri Abu Nawas dan diajak duduk bersanding.
“Hai Adinda,,,” katanya. “Apa gunanya punya suami jahat dan melarat, lagi pula Abu Nawas hidupnya tak karuan, lebih baik kamu jadi istriku, kamu dapat hidup senang dan tidak kekurangan suatu apa.”

“Baiklah kalau keinginan tuan demikian,” jawab istri Abu awas.
Tak berapa lama kemudian terdengar pintu diketuk orang, ketukan itu membuat penghulu belingsatan, “Kemana aku harus bersembunyi ia bertanya kepada nyonya rumah.
“Tuan penghulu….” Jawab istri Abu Nawas, “Silahkan bersembunyi di dalam kandang itu,” ia lalu menunjuk kandang yang terletak di dalam kamar Abu Nawas.
Tanpa pikir panjang lagi penghulu itu masuk ke dalam kandang itu dan menutupnya dari dalam, sedangkan istri Abu Nawas segera membuka pintu, sambil menengok ke kiri-kanan, Abu Nawas masuk ke dalam rumah.

“Hai Adinda, apa yang ada di dalam kandang itu.?” Tanya Abu Nawas.
“Tidak ada apa-apa,” jawab Istrinya. “Apa putih-putih itu?” tanya Abu Nawas, lalu dilihatnya penghulu itu gemetar karena malu dan ketakutan.
Setelah delapan hari Abu Nawas memanggil delapan kuli untuk memikul kandang itu ke Istana. Di Baghdad orang gempar ingin melihat Harimau berjenggot. Seumur hidup, jangankan melihat, mendengar harimau berjenggot pun belum pernah. Kini Abu Nawas malah dapat seekor. Mereka terheran-heran akan kehebatan Abu Nawas. Tetapi begitu dilihat penghulu di dalam kandang, mereka tidak bisa bilang apa-apa selain mengiringi kandang itu sampai ke Istana hingga menjadi arak-arakan yang panjang. Si penghulu malu bukan main, arang di muka kemana hendak disembunyikan. Tidak lama kemudian sampailah iring-iringan itu ke dalam Istana.
“Hai Abu Nawas, apa kabar?” tanya Baginda Baginda, “Apa kamu sudah berhasil mendapatkan harimau berjenggot?”

“Dengan berkat dan doa tuanku, Alhamdulillah hamba berhasil,” jawab Abu Nawas.
Maka dibawalah kandang itu ke hadapan Baginda, ketika Baginda hendak melihat harimau tersebut, si penghulu memalingkan mukanya ke arah lain dengan muka merah padam karena malu, akan tetapi kemanapun ia menoleh, kesitu pula Baginda memelototkan matanya. Tiba-tiba Baginda menggeleng-gelengkan kepala dengan takjub, sebab menurut penglihatan beliau yang ada di dalam kandang itu adalah penghulu Musalla. Abu Nawas buru-buru menimpali, “Ya tuanku, itulah Harimau berjenggot.”
Tapi baginda tidak cepat tanggap, beliau termenung sesaat, kenapa penghulu dikatakan harimau berjenggot, tiba-tiba baginda bergoyang kekiri dan ke kanan seperti orang berdoa. “Hm, hm, hm oh penghulu…”

“Ya Tuanku Paduka,” kata Abu Nawas, “Perlukah hamba memberitahukan kenapa hamba dapat menangkap harimau berjenggot ini di rumah hamba sendiri ?”
“Ya, ya,” ujar Baginda sambil menoleh ke kandang itu dengan mata berapi-api. “ya aku maklum sudah.”

Bukan main murka baginda kepada penghulu itu, sebab ia yang semestinya menegakkan hukum, ia pula yang melanggarnya, ia telah berkhianat. Baginda segera memerintahkan punggawa mengeluarkan penghulu dari kandang dan diarak keliling pasar setelah sebelumnya di cukur segi empat, agar diketahui oleh seluruh rakyat betapa aibnya orang yang berkhianat.

HALAL BUAT KAMI, HARAM BUAT TUAN


Adalah ulama Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al Marwazi
Ulama terkenal di makkah yang menceritakan riwayat ini. Suatu ketika, setelah selesai menjalani salah satu ritual haji, ia beristirahat dan tertidur.

Dalam tidurnya ia bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit. Ia mendengar percakapan mereka, “Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya. “Tujuh ratus ribu,” jawab malaikat lainnya. “Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?” “Tidak satupun” Percakapan ini membuat Abdullah gemetar. “Apa?” ia menangis dalam mimpinya.
“Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?”

Sambil gemetar, ia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu. “Namun ada seseorang, yang meskipun tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni . Berkat dia seluruh haji mereka diterima oleh Allah.” “Kok bisa” “Itu Kehendak Allah”

Siapa orang tersebut?
Sa’id bin Muhafa tukang sol sepatu di kota Damsyiq (damaskus sekarang) Mendengar ucapan itu, ulama itu langsung terbangun. Sepulang haji, ia tidak langsung pulang kerumah, tapi langsung menuju kota Damaskus, Siria.

Sampai disana ia langsung mencari tukang sol sepatu yang disebut Malaikat dalam mimpinya. Hampir semua tukang sol sepatu ditanya, apa memang ada tukang sol sepatu yang namanya Sa’id bin Muhafah. “Ada, ditepi kota” Jawab salah seorang sol sepatu sambil menunjukkan arahnya.
Sesampai disana ulama itu menemukan tukang sepatu yang berpakaian lusuh, “Benarkah anda bernama Sa’id bin Muhafah?” tanya Ulama itu “Betul, siapa tuan?” “Aku Abdullah bin Mubarak” Said pun terharu, "bapak adalah ulama terkenal, ada apa mendatangi saya?"

Sejenak Ulama itu kebingungan, dari mana ia memulai pertanyaanya, akhirnya iapun menceritakan perihal mimpinya. “Saya ingin tahu, adakah sesuatu yang telah anda perbuat, sehingga anda berhak mendapatkan pahala haji mabrur?” “Wah saya sendiri tidak tahu!” “Coba ceritakan bagaimana kehidupan anda selama ini Maka Sa’id bin Muhafah bercerita. “Setiap tahun, setiap musim haji, aku selalu mendengar : Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syarika laka. Ya Allah, aku datang karena panggilanMu. Tiada sekutu bagiMu. Segala ni’mat dan puji adalah kepunyanMu dan kekuasaanMu. Tiada sekutu bagiMu.
 Oleh karena itu, sejak puluhan tahun yang lalu setiap hari saya menyisihkan uang dari hasil kerja saya, sebagai tukang sol sepatu. Sedikit demi sedikit saya kumpulkan.
Akhirnya pada tahun ini, saya punya 350 dirham, cukup untuk saya berhaji. “Saya sudah siap berhaji” “Tapi anda batal berangkat haji” “Benar” “Apa yang terjadi?” “Istri saya hamil, dan sering ngidam. Waktu saya hendak berangkat saat itu dia ngidam berat” “Suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini? “ya sayang” “Cobalah kau cari, siapa yang masak sehingga baunya nikmat begini. Mintalah sedikit untukku”

Ustadz, sayapun mencari sumber bau masakan itu. Ternyata berasal dari gubug yang hampir runtuh. Disitu ada seorang janda dan enam anaknya. Saya bilang padanya bahwa istri saya ingin masakan yang ia masak, meskipun sedikit. Janda itu diam saja memandang saya, sehingga saya mengulangi perkataan saya Akhirnya dengan perlahan ia mengatakan “tidak boleh tuan” “Dijual berapapun akan saya beli” “Makanan itu tidak dijual, tuan” katanya sambil berlinang mata.
Akhirnya saya tanya kenapa? Sambil menangis, janda itu berkata “daging ini halal intuk kami dan haram untuk tuan” katanya. Dalam hati saya: Bagaimana ada makanan yang halal untuk dia, tetapi haram untuk saya, padahal kita sama-sama muslim?

Karena itu saya mendesaknya lagi “Kenapa?” “Sudah beberapa hari ini kami tidak makan. Dirumah tidak ada makanan. Hari ini kami melihat keledai mati, lalu kami ambil sebagian dagingnya untuk dimasak. “Bagi kami daging ini adalah halal, karena andai kami tak memakannya kami akan mati kelaparan.

Namun bagi Tuan, daging ini haram". Mendengar ucapan tersebut spontan saya menangis, lalu saya pulang. Saya ceritakan kejadian itu pada istriku, diapun menangis, kami akhirnya memasak makanan dan mendatangi rumah janda itu. “Ini masakan untuk mu” Uang peruntukan Haji sebesar 350 dirham pun saya berikan pada mereka.” Pakailah uang ini untuk mu sekeluarga. Gunakan untuk usaha, agar engkau tidak kelaparan lagi” Ya Allah……… disinilah Hajiku Ya Allah……… disinilah Mekahku.
Mendengar cerita tersebut Abdullah bin Mubarak tak bisa menahan air mata. “Kalau begitu engkau memang patut mendapatkannya"

SALAM KOPI SORE untuk SAHABAT SUFI.


Bacalah secara seksama dengan tenang untuk dapat menangkap pesan nya dari sebuah cerita ini..
Suatu hari Raja Muzaffar yang masih kanak-kanak bertanya kepada bundanya tentang ALLAH.
“Bunda.. Dimana ALLAH dan bolehkah ananda melihatNya?”
“Oh.. ALLAH itu di Arasy wahai ananda dan ananda tidak dapat melihatNya karena ALLAH berada nun jauh diatas 7 lapisan langit. Sedangkan langit kedua pun manusia tidak nampak bagaimana hal keadaan zatnya lantas bagaimana mungkin ananda akan dapat melihat ALLAH yang berada di Arasy yang terletak lebih atas dan jauh daripada 7 lapisan langit?”
“Oh begitu… Bagaimana dengan dalilnya bunda?”
“Dalilnya begini.. “

Allah SWT berfirman:
إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِى خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضَ فِى سِتَّةِ أَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ ۖ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ ۖ مَا مِنْ شَفِيعٍ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ إِذْنِهِۦ ۚ ذٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ فَاعْبُدُوهُ ۚ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
inna robbakumullohullazii kholaqos-samaawaati wal-ardho fii sittati ayyaamin summastawaa 'alal-'arsyi yudabbirul-amr, maa min syafii'in illaa mim ba'di iznih, zaalikumullohu robbukum fa'buduuh, a fa laa tazakkaruun
"Sesungguhnya Tuhan kamu Dialah Allah yang menciptakan langit dan Bumi dalam enam masa kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy (singgasana) untuk mengatur segala urusan. Tidak ada yang dapat memberi syafaat kecuali setelah ada izin-Nya. Itulah Allah, Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Apakah kamu tidak mengambil pelajaran?"
(QS. Yunus 10: Ayat 3)

Maka giranglah hati Raja Muzaffar karena telah mendapat jawaban dari persoalan yang selama ini sentiasa dibenak difikirannya.
Masa pun berlalu.....hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun, maka telah remajalah Raja Muzaffar. Suatu hari Raja Muzaffar diperintahkan ayahandanya supaya belajar ilmu-ilmu agama dari Syeikh Abdullah selaku Mufti di negeri ayahandanya itu.
Maka tidak sabar-sabarnya lagi Raja Muzaffar mau berguru dengan Syeikh Abdullah sementara pelajaran agama adalah yang paling diminatinya.
Suatu hari sambil duduk-duduk santai dengan Syeikh Abdullah tiba-tiba Raja Muzaffar ditanyai Syeikh Abdullah dengan 2 persoalan yang tidak asing baginya.
“Wahai ananda Putera Raja..
Dimana ALLAH dan bolehkah ananda Putera
Raja melihatNya?”
Sambil tersenyum Raja Muzaffar menjawab sebagaimana yang telah diajarkan
bundanya dahulu.
“ALLAH itu di Arasy wahai Syeikh Guru dan aku tidak boleh melihatNya karena ALLAH berada nun jauh diatas 7 petala langit.”
Tersenyum kecil Syeikh Abdullah mendengar jawapan muridnya itu dan sejenak selepas menghela nafasnya Syeikh Abdullah lalu bersuara.....
“Begini ananda Putera Raja…...ALLAH itu bukannya makhluk seperti kita lantaran itu ALLAH tidak seperti kita. Apa saja hukum yang terjadi pada makhluk tidak berlaku seperti itu atas ALLAH. Oleh itu ALLAH tidak bertempat karena bertempat itu hukum bagi makhluk.”
“Lantas dimana ALLAH itu wahai Syeikh Guru?”
“ALLAH itu tidak bertempat karena Dia bersifat Qiammuhu Binafsihi yang bermaksud ALLAH tidak berhajat pada sesuatu zat lain untuk ditempati. Jika kita mengatakan ALLAH berhajat pada sesuatu zat lain untuk ditempati maka ketika itu kita telah menyerupakan ALLAH dengan keadaan makhluk.
Ketahuilah, ALLAH tidak serupa dengan makhluk berdasarkan kepada dalil dari
Allah SWT berfirman:
فَاطِرُ السَّمٰوٰتِ وَالْأَرْضِ ۚ جَعَلَ لَكُمْ مِّنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوٰجًا وَمِنَ الْأَنْعٰمِ أَزْوٰجًا ۖ يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ ۚ لَيْسَ كَمِثْلِهِۦ شَىْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
faathirus-samaawaati wal-ardh, ja'ala lakum min anfusikum azwaajaw wa minal-an'aami azwaajaa, yazro`ukum fiih, laisa kamislihii syaii`, wa huwas-samii'ul-bashiir
"(Allah) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu pasangan-pasangan dari jenis kamu sendiri, dan dari jenis hewan ternak pasangan-pasangan (juga). Dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia Yang Maha Mendengar, Maha Melihat."
(QS. Asy-Syura 42: Ayat 11)
“Dia tidak menyerupai segala sesuatu.” ALLAH tidak berdiam di Arasy karena Arasy itu adalah makhluk.
Bagaimana mungkin makhluk dapat menanggung zat ALLAH sedang bukit dihadapan Nabi Musa pun hancur karena tidak dapat menanggung pentajalian ALLAH.”
Raja Muzaffar mengangguk-anggukkan kepalanya tanda faham. Kemudian Syeikh
Abdullah menambah....
“Berkenaan tentang ananda Putera Raja tidak boleh melihat ALLAH itu adalah betul namun bukanlah kerana ALLAH itu jauh maka ananda Putera Raja tidak boleh melihatNya.”
“Jika bukan begitu lantas bagaimana Syeikh Guru?” Tanya Raja Muzaffar berusaha ingin tahu.
“Sebenarnya kita tidak dapat melihat ALLAH bukanlah kerana faktor jarak tetapi karena keterbatasan kemampuan penglihatan mata manusia yang tidak mampu melihat zatNya. Ini bersesuai dengan
Allah SWT berfirman:
لَّا تُدْرِكُهُ الْأَبْصٰرُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصٰرَ ۖ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
laa tudrikuhul-abshooru wa huwa yudrikul-abshoor, wa huwal-lathiiful-khobiir
"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah Yang Maha Halus, Maha Mengetahui."
(QS. Al-An'am 6: Ayat 103)
Terdiam Raja Muzaffar mendengar hujah gurunya itu. Barulah beliau sadar bahwa apa yang menjadi pegangannya selama hari ini adalah salah. Pegangan yang mengatakan bahwa ALLAH itu di Arasy dan ALLAH tidak boleh dilihat karena faktor jarak adalah satu kesilapan.
Uraian daripada gurunya melalui ilmu Kalam membuat Raja Muzaffar begitu kagum dengan kekuasaan akal yang dapat menguraikan segala-galanya tentang Tuhan. Bermula dari hari itu Raja Muzaffar berpegang dengan hujah gurunya bahawa ALLAH itu tidak bertempat
dan manusia tidak boleh melihat ALLAH kerana keterbatasan kemampuan penglihatan mata manusia. Akhirnya dengan berkat ketekunan dan kesungguhan, Raja Muzaffar telah berhasil menguasai ilmu-ilmu ketuhanan menurut peraturan ilmu Kalam sebagaimana yang diajarkan oleh Syeikh Abdullah hingga mahir.

Masa terus berjalan dan kini Raja Muzaffar telah dewasa. Oleh karena begitu
minatnya yang mendalam tentang ilmu-ilmu ketuhanan maka beliau meminta izin
Kpd ayahandanya untuk menperdalamkan lagi ilmu pengetahuannya dengan belajar dari guru-guru yang berada diluar istana sementara Syeikh Abdullah telah meninggal dunia. Ayahandanya memberi izin lalu tanpa berlengah Raja Muzaffar menemui sahabat-sahabat sealiran almarhum Syeikh Gurunya untuk
melanjutkan pelajaran.

Raja Muzaffar mempunyai sikap yang pelik. Saban hari apabila beliau melalui pasar-pasar kecil untuk sampai ke rumah guru-gurunya, beliau akan bertanya kepada setiap orang yang ditemuinya dengan soalan yang pernah ditanya

kepada bundanya yaitu dimana ALLAH dan bolehkah manusia melihatNya?.
Bagi sesiapa yang menjawab soal itu sebagaimana yang pernah dijawab oleh
bundanya maka beliau akan membetulkan kefahaman orang itu dengan hujah
almarhum gurunya Syeikh Abdullah.

Jika orang itu tidak mau tunduk dengan
hujahnya maka orang itu akan dipukulnya sebelum diusir dari negerinya itu.
Begitulah sikap Raja Muzaffar setiap hari sehingga pada suatu hari beliau bertemu dengan seorang tua yang sedang bertungkus-lumus menyediakan air minuman untuk diberi minum kepada orang yang lalu-lalang disebuah pasar tanpa mengambil upah. Melihat kelakuan orang tua itu lantas Raja Muzaffar mendekatinya.
“Hei orang tua.. mengapa kamu tidak mengambil upah atas usahamu itu?”
Tanya Raja Muzaffar tegas. Orang tua yang sedari tadi begitu khusyuk mengagih-agihkan minumannya itu terkejut dengan pertanyaan Raja Muzaffar lalu meminta Raja Muzaffar memperkenalkan dirinya.

“Siapakah tuan ini?” Tanya si Tua.
Aku adalah Putera Raja negeri ini!” Jawab Raja Muzaffar tegas.
“Oh kalau begitu tuan ini tentu Raja Muzaffar yang terkenal dengan ketinggian ilmu ketuhanan itu. Tapi sayang, tuan hanya tahu ilmu tentang ALLAH tetapi tuan sendiri belum mengenal ALLAH. Jika tuan telah mengenal

ALLAH sudah pasti tuan tidak akan bertanya kepada saya soal tuan tadi.”
Berkaca kaca mata Raja Muzaffar mendengar kata-kata si Tua itu. Hatinya terpesona dengan ungkapan ‘mengenal ALLAH’ yang diucapkan orang tua itu.
Lantas beliau bertanya kepada orang tua itu.
“Kemudian apa bedanya antara ‘TAHU’ dengan ‘KENAL’?”
Dengan tenang si Tua itu menjawab..

“Ibarat seseorang yang datang kepada tuan lantas menceritakan kepada tuan tentang ciri-ciri buah nangka tanpa menunjukkan zat buah nangka, maka ini martabat ‘tahu’ karena ia hanya sekadar maklumat dan orang yang berada pada martabat ini mungkin akan menyangka bahwa buah cempedak itu adalah
nangka karena ciri-cirinya seakan sama.

Berbanding seseorang yang datang kepada tuan lantas menghulurkan sebiji buah nangka, maka ini mertabat ‘kenal’ karena zatnya terus dapat ditangkap dengan penglihatan mata dan
orang yang berada pada martabat ini pasti dapat mengenal mana cempedak dan
mana nangka dengan tepat.”
Raja Muzaffar mendengar dengan teliti uraian si Tua itu. Diam-diam, hatinya membenarkan apa yang diperkatakan si Tua itu. Kemudian terlintas
dihatinya untuk bertanya soal yang lazim ditanyakan kepada orang lain.
“Kalau begitu wahai orang tua silakan jawab persoalanku ini....Dimana ALLAH dan bolehkah manusia melihatNya?”

“ALLAH berada dimana-mana saja dan manusia boleh melihatNya.” Jawab si Tua dengan tenang.
Tercengang Raja Muzaffar mendengar jawaban orang tua itu. Seketika kemudian terus saja orang tua itu dipukulnya sehingga jatuh tersungkur. Melihat orang tua itu tidak coba mengelak pukulannya bahkan langsung tidak

menunjukkan reaksi takut maka Raja Muzaffar pun lantas bertanya..
“Kenapa kamu tidak mengelak pukulanku wahai orang tua?”
“Bukankah tadi sudah saya bilang.. tuan ini hanya orang yang tahu tentang ALLAH tetapi bukannya orang yang benar-benar mengenal ALLAH.”
Terdiam Raja Muzaffar mendengar kata-kata si Tua itu. Kemudian beliau menenangkan dirinya lantas bersegera duduk diatas tanah dihadapan orang tua itu.
“Baiklah orang tua. Silakan uraikan jawabanmu tadi sebab aku berpegang bahwa ALLAH itu tidak bertempat dan manusia tidak boleh melihat ALLAH.”
“ALLAH itu tidak bertempat adalah menurut pandangan hukum akal saja sedang pada hakikatnya tidak begitu.”
Ujar orang tua itu sambil membersihkan bibirnya yang berdarah. Kemudian beliau menyambung....
“Bukankah ALLAH itu wujudNya esa?”
“Benar.” Jawab Raja Muzaffar.
“Jika ALLAH itu wujudNya esa maka sudah barang tentu tidak ada wujud sesuatu bersertaNya.”
“Benar.” Jawab Raja Muzaffar.

“Lantas bagaimanakah kedudukan wujud alam ini jika ALLAH itu diyakini wujud tanpa ada selain zat yang wujud bersertaNya dengan pandangan mata hati?”
Raja Muzaffar memejamkan matanya rapat-rapat lantas dikerahkan pandangan
mata hatinya untuk memahami persoalan yang ditanyai orang tua itu.
Tiba-tiba akalnya dapat menangkap dan memahami hakikat alam ini jika hanya
merujuk kepada ruang lingkup keesaan wujud ALLAH. Lantas beliau membuat satu kesimpulan..
“Jika dipandang dari sudut esanya wujud ALLAH maka alam ini tidak lain
melainkan diriNya sendiri… Tiba-tiba sahaja perkataan itu terpacul keluar dari bibirnya. Terkebil-kebil matanya apabila mendengar ucapannya sendiri. Maka lidahnya kelu dan akalnya lumpuh. Terkejut. Terpukai. Terbungkam.

“Jadi kalau begitu ketika tuan memandang alam ini, siapa yang tuan pandang pada hakikatnya?” pertanyaan kembali diajukan kepada Raja Muzaffar.
“Pada hakikatnya aku memandang ALLAH!”
“Nah kalau begitu bukankah ALLAH ada berfirman yang bermaksud :
Allah SWT berfirman:
وَلِلَّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ ۚ فَأَيْنَمَا تُوَلُّوا فَثَمَّ وَجْهُ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ وٰسِعٌ عَلِيمٌ
wa lillaahil-masyriqu wal-maghribu fa ainamaa tuwalluu fa samma waj-hulloh, innalloha waasi'un 'aliim
"Dan milik Allah Timur dan Barat. Ke mana pun kamu menghadap, di sanalah wajah Allah. Sungguh, Allah Maha Luas, Maha Mengetahui."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 115)
Allah SWT berfirman:
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْأَاخِرُ وَالظّٰهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
huwal-awwalu wal-aakhiru wazh-zhoohiru wal-baathin, wa huwa bikulli syai`in 'aliim
"Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 3)
Kemudian orang tua itu bertanya lagi..
“Dan sekarang dapat atau tidak tuan melihat ALLAH saat ini”
“Ya.. aku menyaksikan dengan ainul basyiroh.”
Perlahan-lahan bercucuran air mata dari mata Raja Muzaffar. Beliau menahan sebak karena sekarang beliau sudah faham kenapa orang tua itu tidak mengambil upah atas usahanya dan tidak mengelak ketika dipukul. Semuanya
karena yang dipandangnya adalah pentajallian ALLAH. Dalam hati perlahan-lahan beliau berkata.... “Memang benar sesungguhnya pada sudut ini, ALLAH berada dimana-mana saja dan manusia boleh melihat ALLAH.”

“Makanya wahai Putera Raja.... inilah yang dinamai sebagai Ilmu Hakikat.”
Semenjak hari itu, Raja Muzaffar terus mendampingi orang tua itu untuk mempelajari lebih dalam seluk-beluk ilmu hakikat hingga diangkat beliau oleh gurunya menduduki kedudukan Syeikh ilmu hakikat.
Demi mempraktikkan ilmu-ilmu hakikat yang halus, Raja Muzaffar telah menjadi seorang ahli
ibadah yang alim. Beliau tidak lagi berpegang dengan faham almarhum gurunya yaitu Syeikh Abdullah kerana baginya jalan yang boleh membuat seseorang itu dapat mengenal ALLAH dengan haqqul yaqin ialah dengan ilmu
hakikat.

Beliau telah menepikan duduk didalam peraturan hukum akal sama sekali dan mulai duduk didalam peraturan musyahadah. Bagi beliau, ilmu Kalam yang dituntutnya selama ini adalah semata-mata salah.

Setelah kemangkatan ayahandanya maka Raja Muzaffar diangkat menjadi sultan dinegerinya dan sekarang beliau menyandang gelar Sultan Muzaffar Syah pada usia 50 tahun. Beliau memerintah negerinya dengan adil dan
saksama namun sikap peliknya yang dahulu masih diteruskannya. Dimana saja beliau pergi beliau tetap akan bertanya soal yang lazim itu.
Jika orang yang ditanya tidak dapat menjawab maka akan diajarkan jawabannya menurut ilmu hakikat dan jika orang itu membangkang akan dihukum bunuh. Akhirnya kelaziman Sultan Muzaffar Syah ini membuat seluruh rakyat
jelatanya menganut faham hakikat. Justru itu rakyat jelata dinegerinya hidup aman dan makmur.
Suatu petang Sultan Muzaffar Syah yang terkenal sebagai Mursyid ilmu hakikat itu berjalan-jalan disebuah padang rumput yang luas dengan ditemani para pembesar istana. Pandangannya tertarik pada gelagat seorang pemuda pengembala kambing dalam lingkungan usia 30an yang sedang berusaha
menghalau seekor serigala yang coba memakan kambing gembalaannya.
Baginda mendatangi pemuda gembala itu. Kelihatan pemuda itu hanya memakai pakaian
Dari karung goni dan tidak mempunyai sandal sebagai alas kaki. Rambutnya kering berdebu, bibirnya kering dan badannya kurus.

“Wahai pemuda.. kenapa kamu menghalau serigala itu dari memakan kambing
itu, tidakkah kamu menyaksikan hakikat serigala itu? Maka biarkan saja ALLAH bertindak menurut kemauanNya.”

Mendengar kata-kata Sultan Muzaffar Syah itu sekonyong-konyong pemuda gembala itu menggenggam pasir lantas dilemparkannya pasir itu ke muka Sultan Muzaffar Syah. Kemudian pemuda gembala itu membongkok untuk mengambil segenggam pasir lagi lalu dilemparkan lagi ke muka Sultan Muzaffar Syah.
Sultan Muzaffar Syah hanya tercengang saja mungkin terkejut dengan tindakkan pemuda gembala itu. Pemuda gembala itu terus mau
mengambil segenggam pasir lagi dan melihat seorang pembesar istana yang berada disitu terus memukul pemuda gembala itu hingga pingsan.

Apabila sadar dari pingsan, pemuda gembala itu mendapati tangan dan lehernya telah dipasung dengan pasungan kayu didalam sebuah penjara. Tidak lama kemudian datang dua orang pengawal istana dengan kasar merenggut badannya dan membawanya ke suatu tempat yang amat asing baginya. Tidak lama berjalan akhirnya mereka sampai dihadapan singgahsana Sultan Muzaffar Syah.
“Mengapa kamu melempari mukaku dengan pasir?” Tenang saja pertanyaan Sultan Muzaffar Syah.
“Karena tuanku mengatakan bahwa serigala itu adalah ALLAH yakni Tuhan saya.”
“Bukankah hakikat serigala itu memangnya begitu?” Tanya Sultan Muzaffar Syah heran.
“Nampaknya dakwaan yang mengatakan bahwa tuanku ini adalah seorang yang mengenal ALLAH adalah bohong semata-mata.”
“Kenapa kamu berkata begitu?”

“Sebab orang yang sudah sempurna mengenal ALLAH pasti merindui untuk ‘menemui’ ALLAH.”
Setelah 30 tahun, baru hari ini hati Sultan Muzaffar Syah terpesona lagi mendengar ungkapan ‘menemui ALLAH’ yang diucapkan oleh pemuda gembala itu. Dahulu hatinya pernah terpesona dengan ungkapan ‘mengenal

ALLAH’. Sejurus itu juga Sultan Muzaffar Syah memerintahkan agar pasung kayu yang dikenakan pada pemuda gembala itu ditanggalkan.
“Lantas apa utamanya ‘bertemu’ berbanding ‘kenal’?”
Tanya Sutan Muzaffar Syah.
“Adakah tuanku mengenali sifat-sifat Rasulullah?”
Tanya pemuda gembala itu tiba-tiba..

“Ya, aku kenal akan sifat-sifat Rasulullah.”
“Lantas apa keinginan tuanku terhadap Rasulullah?”
“Semestinyalah aku mau dan rindu untuk menemuinya karena baginda adalah kekasih ALLAH!”
“Nah begitulah… Orang yang sempurna pengenalannya terhadap sesuatu pasti
terbit rasa ingin bertemu dengan sesuatu yang telah dikenalinya itu dan bukannya hanya sekedar berputar-putar didaerah ‘mengenal’ semata-mata.”
Tiba-tiba saja Sultan Muzaffar Syah berteriak kuat dengan menyebut perkataan ‘Allahu Akbar’ sekuat-kuat hatinya lalu baginda jatuh pingsan.
Tidak lama kemudian setelah wajahnya disapukan dengan air dingin maka
baginda kembali sadar. Sultan Muzaffar Syah terus menangis teresak-esak hingga jubahnya dibasahi dengan air matanya.

Baginda memuhassabah dirinya..
“Memang.. memang selama ini aku mengenali ALLAH melalui ilmu hakikat tetapi tidak pernah hadir walau sekelumit rasa untuk bertemu denganNya.
Rupa-rupanya ilmu hakikat yang aku pegangi selama ini juga salah seperti ilmu bunda dan ilmu Syeikh Abdullah”.. bisik hatinya. Kemudian
terlintas difikiran Sultan Muzaffar Syah untuk menanyakan soal lazimnya kepada pemuda gembala itu.
“Kalau begitu wahai orang muda, silahkan jawab persoalanku ini.... Dimana
ALLAH?”
Dengan tenang pemuda gembala itu menjawab..
“ALLAH berada dimana Dia berada sekarang.”
“Kalau begitu, dimana ALLAH sekarang?
“Sekarang ALLAH berada dimana Dia berada dahulu.”
“Dimana ALLAH berada dahulu dan sekarang?”
“Dahulu dan sekarang Dia berada ditempat yang hanya Dia saja yang mengetahui.”
“Dimana tempat itu?”

“Didalam pengetahuan ilmu ALLAH.”
Sultan Muzaffar Syah terdiam sebentar sambil keningnya berkerut memikirkan jawapan yang diberi pemuda gembala itu. Kemudian baginda meneruskan pertanyaannya lagi.
“Bolehkah manusia melihat ALLAH?”
“Kunhi zatNya tidak boleh dicapai dengan pandangan mata kepala dan pandangan hati.”
“Silakan perjelaskan lagi wahai anak muda.” Pinta Sultan Muzaffar Syah.

1. “Begini tuanku.. adapun jawapan yang diberikan oleh bunda tuanku itu diatas
soal lazim yang tuanku berikan itu adalah sebenarnya betul menurut tahapan akal tuanku yang ketika itu dinilai masih kanak-kanak.

2. Adapun jawapan yang diberikan oleh Syeikh Abdullah itu juga betul jika dinilai dari sudut hukum akal.

3. Adapun jawapan yang diberikan oleh Syeikh Tua itu juga betul jika dinilai dari sudut pengamalan musyahadah terhadap ilmu
Hakikat.

Begitu jugalah dengan jawapan yang saya berikan juga betul jika dinilai dari sudut ilmu Ma’rifat. Tiada yang salah cuma ilmu itu
bertahap-tahap dan tuanku pun telah melalui tahapan-tahapan itu.
Dari tahapan jahil (ilmu bunda) ke tahapan awam (ilmu Kalam) kemudian ke tahapan
khusus (ilmu Hakikat) dan akhir sekali ke tahap khawasul khawas (ilmu Ma’rifat).”
Kemudian pemuda gembala itu terus menyambung kata-katanya..
“Jika ilmu Hakikat itu jalan fana karena menuju kepada zat ALLAH maka ilmu Ma’rifat pula jalan baqo’ karena menuju terus kepada Kunhi zat ALLAH.
Maka jawapan bagi persoalan tuanku itu secara yang dapat saya simpulkan ialah :
Tiada yang tahu dimana ALLAH melainkan ALLAH dan tiada sesiapa yang dapat
melihat ALLAH melainkan diriNya sendiri.”
Sultan Muzaffar Syah mengangguk-anggukkan kepalanya tanda faham.
“Jadi bagaimana hendak sampai ke tahap mengenal ALLAH dengan sempurna
sehingga terbit rasa ingin untuk menemuiNya?”
“Jangan mengenal ALLAH dengan akal sebaliknya mengenal ALLAH dengan ALLAH.”
“Kemudian, apakah cara-caranya untuk dapat bertemu dengan ALLAH?”
“Sebagaimana firman ALLAH yang bermaksud
Allah SWT berfirman:
قُلْ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحٰىٓ إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلٰهُكُمْ إِلٰهٌ وٰحِدٌ ۖ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا
qul innamaaa ana basyarum mislukum yuuhaaa ilayya annamaaa ilaahukum ilaahuw waahid, fa mang kaana yarjuu liqooo`a robbihii falya'mal 'amalan shoolihaw wa laa yusyrik bi'ibaadati robbihiii ahadaa
"Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang telah menerima wahyu, bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Maka barang siapa mengharap pertemuan dengan Tuhannya, maka hendaklah dia mengerjakan kebajikan dan janganlah dia menyekutukan dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya."
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 110)

Mendengar penjelasan daripada pemuda gembala itu hati Sultan Muzaffar Syah
menjadi tenang dan akhirnya baginda diterima menjadi murid si pemuda gembala itu. Karena kesungguhan yang luarbiasa dalam menuntut ilmu Ma’rifat maka baginda mahsyur terkenal sebagai seorang Sultan yang arifbillah lagi
zuhud dan wara'.

Kemudian rakyatnya dibiarkan bebas untuk berpegang pada mana-mana faham apapun asalkan ajarannya masih didalam ruang lingkup yang mengikuti pegangan Ahlussunnah wal Jamaah.
Dan sekarang pada usia 70 tahun barulah Sultan Muzaffar Syah sadar dan faham bahwa untuk memahami tentang ALLAH maka seseorang itu harus melalui tahapan-tahapan yang tertentu sebelum seseorang itu layak dinobatkan sebagai Arifbillah.
Baginya sama saja bahwa ilmu Kalam, ilmu Hakikat atau ilmu Ma’rifat maka kesemuanya adalah sama penting untuk dipelajari bagi mewujudkan kesempurnaan untuk mencapai
kedudukan Insan Kamil yang Ma’rifatullah.
Kini Sultan Muzaffar Syah sudah memahami bagaimana rasanya rindu kepada ALLAH dan bagaimana rasanya benar-benar tidak sabar untuk bertemu ALLAH.
Sejak semalam mulutnya tidak henti-henti asyik mengucapkan kalimah ALLAH..ALLAH..ALLAH dan kadang-kadang terlihat deruan air mata jernih mengalir perlahan dipipinya sewaktu dipembaringan.

Perlahan-lahan pemuda gembala menghampiri Sultan Muzaffar Syah yang sejak 20 tahun lalu tinggal bersama dengannya dirumah usangnya lantas meletakkan kepala muridnya itu diribaan silanya dengan linangan air mata. Kini nafasnya mulai tersekat-sekat dan melihat itu, pemuda gembala merapatkan bibirnya ke telinga Sultan Muzaffar Syah lantas mentalqinkan baginda dengan dua kalimah syahadah seraya diikuti baginda dengan senyuman.
Sejurus kemudian Sultan muzaffar Syah menghembuskan nafasnya yang terakhir. Suasana hening… pemuda gembala menunduk saja dan sebentar kemudian dia berkata..
“Wahai alangkah beruntungnya.. sekarang tuanku benar-benar telah menemui ALLAH dan dapat mengenalNya dengan sebenar-benar kenal. Wahai ALLAH, masih belum layakkah untuk aku bertemu denganMu.. aku mencemburui Sultan Muzaffar Syah ini maka jemputlah aku menghadapMu Ya ALLAH…”.

Sebentar kemudian pemuda gembala itu pun turut rebah dan menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Dan Suasana kembali hening.

Sabtu, 05 Januari 2019

HINDARI DARIPADA 10 SIFAT MAZMUMAH (TERCELA)

1. Syarrul tho‘am (banyak makan)
Iaitu terlampau banyak makan atau minum ataupun gelojoh ketika makan atau minum.
Makan dan minum yang berlebih-lebihan itu menyebabkan seseorang itu malas dan lemah serta membawa kepada banyak tidur. Ini menyebabkan kita lalai daripada menunaikan ibadah dan zikrullah.
Makan dan minum yang berlebih-lebihan adalah ditegah walaupun tidak membawa kepada lali daripada menunaikan ibadah kerana termasuk di dalam amalan membazir.


2. Syarrul kalam (banyak bercakap)
Iaitu banyak berkata-kata atau banyak bercakap.
Banyak berkata-kata itu boleh membawa kepada banyak salah, dan banyak salah itu membawa kepada banyak dosa serta menyebabkan orang yang mendengar itu mudah merasa jemu.

3. Ghodhob (pemarah)
Ia bererti sifat pemarah, iaitu marah yang bukan pada menyeru kebaikan atau menegah daripada kejahatan.
Sifat pemarah adalah senjata bagi menjaga hak dan kebenaran. Oleh kerana itu, seseorang yang tidak mempunyai sifat pemarah akan dizalimi dan akan dicerobohi hak-haknya.
Sifat pemarah yang dicela ialah marah yang bukan pada tempatnya dan tidak dengan sesuatu sebab yang benar.

4. Hasad (dengki)
Iaitu menginginkan nikmat yang diperolehi oleh orang lain hilang atau berpindah kepadanya.
Seseorang yang bersifat dengki tidak ingin melihat orang lain mendapat nikmat atau tidak ingin melihat orang lain menyerupai atau lebih daripadanya dalam sesuatu perkara yang baik. Orang yang bersifat demikian seolah-olah membangkang kepada Allah subhanahu wata‘ala kerana mengurniakan sesuatu nikmat kepada orang lain.
Orang yang berperangai seperti itu juga sentiasa dalam keadaan berdukacita dan iri hati kepada orang lain yang akhirnya menimbulkan fitnah dan hasutan yang membawa kepada bencana dan kerosakan.

5. Bakhil (Kikir)
Iaitu menahan haknya daripada dibelanjakan atau digunakan kepada jalan yang dituntut oleh agama.
Nikmat yang dikurniakan oleh Allah subhanahu wata‘ala kepada seseorang itu merupakan sebagai alat untuk membantu dirinya dan juga membantu orang lain. Oleh yang demikian, nikmat dan pemberian Allah menjadi sia-sia sekiranya tidak digunakan dan dibelanjakan sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah subhanahu wata‘ala.
Lebih-lebih lagi dalam perkara-perkara yang menyempurnakan agama seperti zakat, mengerjakan haji dan memberi nafkah kepada tanggungan, maka menahan hak atau harta tersebut adalah suatu kesalahan besar di sisi agama.

6. Hubbul jah (kasihkan kemegahan)
Iaitu kasihkan kemegahan, kebesaran dan pangkat.
Perasaan inginkan kemegahan dan pangkat kebesaran menjadikan perbuatan seseorang itu tidak ikhlas kerana Allah.
Akibat daripada sifat tersebut boleh membawa kepada tipu helah sesama manusia dan boleh menyebabkan seseorang itu membelakangkan kebenaran kerana menjaga pangkat dan kebesaran.

7. Hubbul dunya (kasihkan dunia)
Ia bermaksud kasihkan dunia, iaitu mencintai perkara-perkara yang berbentuk keduniaan yang tidak membawa sebarang kebajikan di akhirat.
Banyak perkara yang diingini oleh manusia yang terdiri daripada kesenangan dan kemewahan. Di antara perkara-perkara tersebut ada perkara-perkara yang tidak dituntut oleh agama dan tidak menjadi kebajikan di akhirat.
Oleh yang demikian, kasihkan dunia itu adalah mengutamakan perkara-perkara tersebut sehingga membawa kepada lalai hatinya daripada menunaikan kewajipan-kewajipan kepada Allah.
Namun begitu, menjadikan dunia sebagai jalan untuk menuju keredhaan Allah bukanlah suatu kesalahan.

8. Takabbur (sombong)
Iaitu membesarkan diri atau berkelakuan sombong dan bongkak.
Orang yang takabbur itu memandang dirinya lebih mulia dan lebih tinggi pangkatnya daripada orang lain serta memandang orang lain itu hina dan rendah pangkat.
Sifat takabbur ini tiada sebarang faedah malah membawa kepada kebencian Allah dan juga manusia dan kadangkala membawa kepada keluar daripada agama kerana enggan tunduk kepada kebenaran.

9. ‘Ujub (bangga diri)
Iaitu merasai atau menyangkakan dirinya lebih sempurna.
Orang yang bersifat ‘ujub adalah orang yang timbul di dalam hatinya sangkaan bahawa dia adalah seorang yang lebih sempurna dari segi pelajarannya, amalannya, kekayaannya atau sebagainya dan ia menyangka bahawa orang lain tidak berupaya melakukan sebagaimana yang dia lakukan.
Dengan itu, maka timbullah perasaan menghina dan memperkecil-kecilkan orang lain dan lupa bahawa tiap-tiap sesuatu itu ada kelebihannya.

10. Riya’ (menunjuk-nunjuk)
Iaitu memperlihatkan dan menunjuk-nunjuk amalan kepada orang lain.
Setiap amalan yang dilakukan dengan tujuan menunjuk-nunjuk akan hilanglah keikhlasan dan menyimpang dari tujuan asal untuk beribadah kepada Allah semata-mata.
Orang yang riya’ adalah sia-sia segala amalannya kerana niatnya telah menyimpang disebabkan inginkan pujian daripada manusia.

Kamis, 06 Desember 2018

✩✩ MEMBUKA MAKRIFAT SYAHADAT ✩✩

Berikut ini penjabaran meluruskan syahadat
Bismillahhirrahmannirrahim…….
“ASYHADUALLA ILAHA ILLALLAH”
aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain ALLAH
“WA ASYHADUANNA MUHAMMADARRASULULLAH”
dan aku bersaksi bahwa muhammad itu utusan ALLAH

Nah itu kalimat bunyi Syahadat serta artinya yang kita ucapkan selama ini, tentu saya yakin bahwa Anda telah yakin bahwa bunyi serta arti itulah yang telah benar menurut Anda selama ini…
dan saya tentu saja pasti juga sepaham dengan Anda bahwa memang itu sudah benar bunyi serta artinya, tidak boleh di tambah atau di kurangi apalagi di ubah-ubah…

siapa yang merubahnya maka ia telah sesat akal budi serta tidak syah masuk Islamnya…
Lalu saya bertanya, pernahkah Anda melihat Muhammad sang nabi itu..?
Anda menjawab, belum …!
Lalu saya bertanya lagi pernah kah Anda bertemu Muhammad sang nabi itu…? Anda jawab lagi “belum ”!
Lalu saya berkata ”berarti palsu Syahadat Anda…!
Saya jamin pasti Anda akan terkejut dan sedikit tersinggung.
hee..hee..hee...😀
Tapi biarlah... lha wong mau meluruskan itu ya kadang di caci maki dulu....
baiklah saya akan mulai bukakan logika apa yang saya pakai untuk berkata bahwa Anda ber-Syahadat palsu…!!
Bukankah Islam itu memang agama yang di penuhi logika..??
Ia atas sebab musabab, Islam bukanlah agama takhyul yang tidak ada sebab akibat langsung KUN FA YAKUN saja, atau sim salabim bahkan jaman sekarang hampir mayoritas pemeluk Islam lebih cenderung mengkaji Islam dan kitab sucinya Al Qur'an seperti mengarah pada tehnik tahayul….
Coba lihat, mereka mulai menjadikan isi ayat kitab suci Al Qur'an sebagai ilmu-ilmu ghaib saja, isinya serta fungsi-fungsi ghaibnya….

sebagai contoh pemikiran Islam yang cenderung tahayul ” baca dan amalkan ayat ini maka kamu tidak akan kebal dari senjata musuh, baca surat Al Jin bisa untuk memanggil jin, tanpa di jelaskan bagaimana proses logika nya surat Al Jin atau itu berakibat terpanggil nya bangsa jin….
Coba lihat dan teliti lagi saat kita Sholat Jum'at….

dengarkanlah dakwah khotib penceramah jika ia berkotbah tentang Rasulullah.. dengarlah maka Anda akan dapatkan gambaran yang sangat jelas bahwa hampir semua kotbah jika berhubungan dengan Rasulullah selalu seakan-akan Rasulullah itu seperti manusia ghaib, hanya di tampilkan yang karomah serta mukjizat nya saja sehingga jika saya yang mendengar maka saya terbawa mimpi bahwa Rasullullah itu seperti sosok ghaib yang memiliki super supranatural, sim salabim apa yang beliau minta terkabul tanpa di jelaskan bagaimana hebatnya strategi serta persiapan beliau untuk terkabulnya dan suksesnya beliau.

Kenapa si Kyai kotbah tidak menjelaskan strategi apa yang Rasulullah gunakan sehingga ia menang dalam berperang, tehnik dan kegeniusan seperti apa yang beliau rancang dengan kerja keras dan teliti sehingga beliau dapat melihat masa depan….
Padahal di negeri barat sendiri Muhammad bin Abdullah sang nabi besar umat Islam itu telah di akui sebagi manusia master planing dengan tingkat berpikiri sangat teliti dan seorang manusia pekerja keras tiada pantang menyerah…..
Oleh sebab itulah maka saya akan buka kan Ruh Syahadat itu secara logika juga kepada Anda….dan tolong jangan di bawa- bawa ke arah tarekat-tarekat lain...!
Ingat..!!
bukan Syahadat Anda yang palsu tapi Anda ber-Syahadat palsu itu yang saya maksud..!!
Kita mulai dari kata “AKU BERSAKSI…”
coba Anda pahami dan ingat baik baik apa itu kata bersaksi..??
Apa arti sebenarnya dari bersaksi...??
“BERSAKSI” arti sebenarnya adalah “MENYAKSIKAN” ~>
"MELIHAT” BERSUMPAH JANJI BAHWA MELIHAT DAN MENYAKSIKAN”
Nah... adakah arti lain selain itu dari kata bersaksi….?
silahkaan cek dengan menggunakan bahasa seluruh dunia ini pastilah tetap kembali artinya seperti yang saya tulis ini…!
Jelaslah sudah Anda berkata kepada saya dalam Syahadat bahwa
“AKU MENYAKSIKAN atau MELIHAT bahkan sama dengan BERTEMU BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ALLAH DAN AKU MENYAKSIKAN ATAU MELIHAT JELAS BAHWA NABI MUHAMMAD ITU UTUSAN ALLAH”

Dan ironis nya saat saya tanya, apakah Anda sudah pernah melihat Rasulallah..? ”Anda jawab belum”
Nah...makanya saya langsung berkata bahwa Anda ber-Syahadat palsu, bagai mana mungkin Anda belum pernah melihat nya tetapi Anda berkata aku melihatnya…?
apa itu tidak palsu nama nya…????
Anda belum pernah datang ke Bali tetapi Anda katakan ke saya bahwa Bali itu indah…? apakah itu bukan info palsu namanya.??
“Jika seandainya Anda menjadi saksi di pengadilan atas terdakwa saya”, Anda adalah saksi meringankan saya di pengadilan pidana”…
Lalu pak hakim bertanya” saudara …benarkah Anda saksi dari terdakwa…? Anda jawab iya..
Lalu pak hakim bertanya lagi ”Anda kenal dengan terdakwa..?
Anda jawab iya” yg terakhir si hakim bertanya” pernahkah Anda bertemu terdakwa”..?
Anda jawab belum pernah…
Nah... sampai pada pertanyaan ini maka pasti hakim akan menjawab ”bagaimana bisa Anda menjadi saksi bagi si terdakwa sementara Anda belum pernah bertemu terdakwa..? berarti Anda telah melakukan kesaksian palsu..? dan pidana nya orang yang bersaksi palsu itu sama hukuman penjaranya dengan si pelaku pidana..

Itu baru hukum di pengadilan bagaimana jika Anda bersaksi palsu tentang kenabian Muhammad…??
Wah.. saya tidak sanggup membayangkannya… lalu setelah membaca pembuka Syahadat dari saya ini Anda akan menentangnya terlebih dahulu dengan berkata ”menurut saya yang paling benar orang berSyadat itu asal sudah benar bunyi serta tajwid bacaannya serta jelas dan tau artinya maka itu sudah benar Syahadatnya”
Menurut guru saya, kiyai besar sesepuh di gunung Lawu ya begitu saja benar syahadat itu”..hee..hheee…..

Baiklah akan saya bukakan lagi kejadiannya :
”jika yang penting bunyi Syahadat itu saja sudah benar membacanya maka benarlah Syahadatnya, lalu saat Anda tadi membaca Syahadat kan Anda berkata bahwa aku bersaksi Muhammad itu utusan ALLAH…..
Nah.. sekarang timbul pertanyaan ”Muhammad mana yang Anda saksikan yang menjadi utusan ALLAH itu..?
Bukankah di tanah Arab saat Rasullallah menjadi nabi ada banyak orang yang bernama Muhammad..?
Perlu Anda ketahui bahwa nama “Muhammad itu jika di tanah Arab itu sama dengan nama” Ujang atau Asep kalau di Sunda” dan Abang atau Bujang kalau di Riau” jadi sangat banyak orang yang bernama Muhammad saat itu, apalagi jaman sekarang ada jutaan orang yang bernama muhammad, jangan2 yang Anda katakan Muhammad itu adalah Muhammad Soeharto, Muhammad Otman atau Muhammad Zakaria teman saya hehehehe…
Lalu Anda menjawab lagi…yang saya sebut dalam syahadat itu Muhammad yang nabi nya orang Islam.…!
Lhoo bagaimana Anda bisa memastikan bahwa Muhammad itu yang Anda saksikan utusan ALLAH…
Lha wong Anda belum pernah melihat atau bertemu…????
Nah lhooo... gawat keliwat liwat itu mah namanya…hee.hee..
Lalu jawaban bantahan terakhir Anda kemungkinan akan berucap ajian pamungkas seperti ini
”kalau begitu ya semua orang jaman sekarang Syahadatnya palsu yaa..,kan saya hidup 1400 tahun lebih kurang sejak Rasullallah wafat, tidak mungkin saya dapat melihat beliau dulu agar saya benar dan lurus syahadatnya…???
Nah... ini sudah mulai masuk pada point inti
Kita dapat melihat fenomena kenabian Muhammad itu atau bertemu dengan Muhammad itu yaitu dengan dua cara:
pertama dengan mesin waktu..hee..hee (jelas mesin waktu hanya baru teory dan alatnya belum pernah di temukan/di buat) berarti kita menggunakan cara yang kedua yaitu dengan ILMU MAKRIFAT (ilmu makrifat adalah ilmu rasa, makrifat itu rasa, bermakrifat itu berarti ya merasakan)
Nah kita mulai masuk ilmu makrifat….. saya kasih contoh ilmu makrifat yang paling mudah di cerna :
Apakah melihat itu hanya dapat di lakukan dengan menggunakan kedua bola mata saja…?
tentulah tidak..!!
Jika melihat itu hanya dapat di lakukan oleh organ mata, bagaimana dengan orang buta..?? yang berjalan puluhan kilo meter mampu tanpa tersandung dan tepat arah jalannya.
Tanyakan pada orang buta itu sebuah benda dan biarkan dia melihatnya tanpa mata..maka lihatlah ia pasti tau itu benda apa,bahkan orang buta jika berjalan jauh lebih laju dan lebih jarang tersandung batu dari pada kita yang melihat dengan mata…
Nah dengan apa ia melihat sesuatu..?? yaitu dengan tongkat, dengan penciuman, dengan pendengaran dan dengan rasa.

Nah sekarang kita telah bermakrifat yaitu melihat dan menyaksikan sesuatu itu ternyata bisa di lakukan dengan TONGKAT, PENCIUMAN DAN PENDENGARAN DAN YANG TERHEBAT DENGAN RASA…!!!
Jadi terbukalah satu jalan untuk bertemu atau melihat Rasulullah pada jaman sekarang yaitu dengan RASA…!!

Ingat...!! RASA tidak bisa di tipu..!!
Jika Anda sudah pernah merasakan air kopi maka sehebat apapun saya menipu Anda, saya berikan air yang bentuknya sama dengan kopi hitam dan saya bawa Anda pada kedai besar yang bertuliskan kedai kopi terbaik namun jika yang di berikan oleh kedai besar itu bukan kopi walaupun bentuknya sama persis dengan kopi setelah Anda rasa maka pasti Anda akan tau pasti bahwa itu bukanlah kopi…
Nah...RASA tidak bisa di tipu oleh apapun termasuk syeton..!! karena ilmu dan akal adalah sebagian dari istana syeithon…….
Yang pasti Anda sudah mulai paham apakah Syahadat Anda selama ini masih palsu atau sudah benar begitu saja adanya…..
Baca pelan-baca dan jangan terburu buru yaa…!
Saya akan gambarkan satu fenomena kejadian bom Bali..
Anda pasti pernah mendengar atau melihat di televisi peristiwa tragis bom Bali tersebut, setelah peristiwa tersebut terjadi maka pihak kepolisian mengumpulkan semua korban, yang meninggal di kebumikan dan yg luka di bawa kerumah sakit dan yang penting lagi adalah mana korban yang hanya luka mereka di ambil dan di jaga oleh kepolisian sebagai saksi atas peristiwa tersebut...
Kelak kesaksian mereka korban yang hidup menjadi kesaksian yang benar tentang peristiwa tersebut karena mereka melihat langsung peristiwa tersebut, maka mereka layak dan dibenarkan kesaksiannya tentang bom Bali itu,,,

Namun rupanya polisi bukan saja mengumpulkan saksi hidup dari korban bom Bali yang luka-luka itu saja namun polisi mendatangi seorang wanita tua yang wanita itu tidak ada kaitan sama sekali dengan bom Bali, tidak berada di tempat saat kejadian, tidak pernah melihat peritiwa bom malam itu dan rumahnya pun berjarak satu kilo meter dari tempat kejadian,lalu kenapa wartawan dan kepolisian mendatangi wanita tua itu dan menjadikan ia saksi dari kejadian tersebut….?
kenapa ia bisa menjadi saksi yang syah dan meyakinkan..???
Seorang wartawan televisi mendatangi wanita tersebut dan meminta kesaksian.
wartawan bertanya..”maaf bu..apakah ibu berada di tempat kejadian..?” si ibu tua menjawab” tidak”..
Lalu wartawan bertanya lagi ” apakah ibu melihat bom tersebut meledak..? si ibu menjawab lagi” tidak juga”..
Lalu si wartawan bertanya sedikit bernada kesal ”lalu bagaimana ibu bisa bersaksi dan menjadi saksi akan peristiwa bom Bali ini, sungguh pihak kepolisian benar-benar tidak profesional dalam mengambil orang menjadi saksi..”

Si ibu bukannya tersinggung tapi malah terkejut karena dia baru tau bahwa dia menjadi saksi dalam peritiwa tersebut, dengan lugu dan tanpa basa basi, si ibu menjawab pertanyaan wartawan ”pada malam itu saya tengah menidurkan cucu saya yang berumur 2 tahun dalam buaian, saat itulah tiba-tiba saya mendengar suara dentuman yang sangat kuat dan ayunan cucu saya yang saya pegang bergetar keras hingga saya menduga ada gempa bumi, oleh karena itu saya yakin bom yg meledak malam itu pastilah bom yang sangat besar, bahkan melebihi bom sewaktu saya berada pada jaman penjajahan dulu” begitu kata si ibu tua…..
Si wartawan terkejut dan barulah ia tersadar dg kata-kata nya tadi yang salah tentang kepolisian yang tidak profesional, ia berpikir sejenak lalu meyakini bahwa ibu ini bersaksi benar dan pantas di jadikan saksi hidup tentang bom Bali tersebut.
kenapa begitu….??

pertama: ingatlah si ibu tua yang tidak pernah berada di tempat kejadian berkata ia MEYAKINI bahwa BOMNYA SANGATLAH BESAR karena RUMAHNYA yang JARAKNYA SATU KILO METER saja DARI TEMPAT KEJADIAN MERASAKAN GEGARNYA FENOMENA LEDAKAN BOM TERSEBUT..
Nah jelaslah bahwa: DENGAN SAMPAINYA GEGAR BOM TERSEBUT KE JARAK YANG YANG SANGAT JAUH MAKA SUDAH PASTI BOMNYA SANGAT BESAR, dan siapa yang dapat merasakan gegarnya FENOMENA BOM TERSEBUT MAKA IA AKAN DAPAT DI BENARKAN KESAKSIANNYA…

POLISI DAN HAKIM PUN AKAN MEMBENARKAN KESAKSIAN SEORANG IBU TUA YANG TIDAK PERNAH MELIHAT KEJADIAN PELEDAKAN BOM TERSEBUT NAMUN SECARA PASTI GEGAR NYA BOM TELAH IA RASAKAN….
Nah.. SIAPA yang MAMPU MERASAKAN GEGARNYA FENOMENA KENABIAN SEORANG HAMBA TUHAN YANG BERNAMA MUHAMMAD itu maka SECARA HUKUM ALAM DAN HUKUM MAKRIFAT SERTA PASTI JUGA SECARA HUKUM NEGARA IA TELAH MENYAKSIKAN MUHAMMAD ITU dan JIKA IA BERSAKSI maka KESAKSIANNYA ITU PASTILAH BUKAN KESAKSIAN PALSU LAGI….
Selama ini banyak manusia termasuk Anda dan saya dulu, setiap bersaksi maka setiap itu pula kita telah berbohong/bersaksi palsu kepada alam, orang lain, agama, Muhammad itu sendiri dan bahkan Tuhan…
Bisa di bayangkan tidak setiap kita menyebut Syahadat maka secara makrifat gunung dan tanah mengejek kita seperti ini
”heheheh..ayo kamu bohong lagi ya, kamu bersaksi palsu lagi ya…, berani beraninya kamu berkata kepada gunung, tanah dan Tuhan bahwa kamu telah menyaksikan Muhammad bin Abdullah itu adalah nabi utusan Tuhan bukan nabi utusan manusia sementara jangan kan menyaksikannya mengenal dan mencium bau keringatnya saja kamu tidak pernah…benar benar orang Islam yang munafik kamu ini wahai manusia,” kata gunung alam semesta dan bahkan Tuhan….
Nah.. sekarang jelaslah apa yang harus Anda lakukan sebelum Anda dan saya bersaksi dalam bersyahadat…. yaitu
RASAKANLAH GEGAR NYA KENABIAN MUHAMMAD ITU LEBIH DULU, KENALI LAH MUHAMMAD ITU LEBIH DULU, CIUM AROMA KERINGAT MUHAMMAD ITU LEBIH DULU.
DENGAN APA..?
YA... DENGAN MERASAKAN SIAPA MUHAMMAD ITU..
SIAPA YANG BAGAIMANA..????
SIAPA YANG AKU KENAL, KARAKTER serta SIFAT- SIFATNYA
JADI CARA TERMUDAH UNTUK MENYAKSIKAN MUHAMMAD UTUSAN TUHAN ITU PADA JAMAN SEKARANG ialah DENGAN MENGENAL SUNGGUH-SUNGGUH SIFAT-SIFATNYA,.
JIKA ANDA MENGENAL SIFAT-SIFAT MUHAMMAD ITU MAKA PASTI ANDA TELAH MENYAKSIKAN MUHAMMAD TERSEBUT….
saya beri contoh sederhana…
jika Anda benar-benar mengenal sifat-sifat saya serta segala karakter saya maka jika suatu saat orang bertanya benarkah kamu murid saya, maka Anda pasti dengan mudah bersaksi dan berkata “benar saya murid beliau atau saya benar pernah berguru.”
lalu orang tadi bertanya jikalau benar kamu pernah berguru kepadanya coba kamu katakan bagaimana karakter atau sifat2 sipat beliau itu..?”
nah saat Anda mengatakan kepada orang tadi segala sifat dan karakter saya yg sesungguhnya, maka secara harfiah orang tersebut pasti berkeyakinan Anda telah melihat saya…dan jika benar Anda menyaksikan saya melalui sifat-sifat saya maka saat Anda menyebut nama guru Anda satu kali saja maka pasti sedikit hati Anda akan bergetar, karena mengenang segala kebaikan guru dan ajaranya yang teramat berharga dan langka kepada Anda…pasti hati Anda bergetar….
Nah begitu juga BUKTI PASTI JIKA ORANG TERSEBUT BENAR BENAR TELAH MELIHAT/MENYAKSIKAN MUHAMMAD SANG NABI AGUNGNYA ITU MELALUI SIFAT-SIFAT serta KARAKTERNYA maka SAAT ANDA MENYEBUT NAMA MUHAMMAD RASULLALLAH BAHKAN ORANG LAIN YANG MENYEBUTNYA MAKA PASTILAH HATI ANDA AKAN BERGETAR, TERKADANG BERLINANG SEDIKIT AIR MATA…KENAPA..? Karena JIKA ANDA MELIHAT BETAPA SAYANG DAN CINTA NYA MUHAMMAD ITU KEPADA UMATNYA YANG MELEBIHI KASIH DAN CINTA KEPADA DIRINYA SENDIRI BAHKAN IA RELA GADAIKAN KESELAMATANNYA HANYA UNTUK MENDAHULUKAN KESELAMATAN UMATNYA PASTILAH HATI ANDA AKAN BERGETAR HEBAT…
Baca juga surat At-Taubah ayat 128 sampai 129 (Anda akan melihat arti ayat tersebut yg begitu besarnya kasih sayang Muhammad itu sehingga ia akan sangat risau atas kekurangan dan beban yg tengah umatnya alami)….

Terkecuali jika Anda belum pernah melihat Muhammad melalui sifat-sifatnya maka jelaslah selama ini saat Anda menyebut Muhammad dalam syahadat itu hati Anda biasa saja dan tanpa getar apapun hampir persis seperti membaca koran saja….
Yaa jelas begitu sebab kita selama ini bersaksi palsu...hehehehe…
dan pantaslah hampir semua doa yang kita panjatkan tidak pernah maghbul, berzikir hingga 10 km panjangnya..sholat hingga ratusan rakaat, mantra pun sudah yang terhebat di baca namun tak satupun yang maghbul……
Yaa jelas tidak maghbul sebab sesungguhnya kita bukan Islam resmi, hanya Islam kontrakan,…
lho kok Islam kontrakan..???? hehehe…
Tahukah apa syarat utama masuk Islam..?
tentu membaca Syahadat..?
Lah syahadat kita saja dulu palsu..ya pasti belum resmi Islam apapun alasannya…
Bukankah syarat resmi masuk Islam itu membaca Syahadat dengan berSyahadat yang benar….
Mana ada orang non muslim yg sholat atau zikir serta puasa di terima oleh ALLAH..??
bukankah sholat atau puasa itu hanya bagi yang resmi ber-agama Islam, berTuhankan ALLAH dan bernabikan Muhamamad….

Berarti yang kedua KITA SEKARANG TAHU BAHWA :
SYAHADAT ITU ADALAH RANGKUMAN MAKRIFAT,
SYAHADAT YANG BENAR ITU ADALAH PEMAGHBUL DOA,
SYAHADAT YANG BENAR ITU ADALAH PINTU GERBANG DARI TERBUKA NYA SEMUA KEHENDAK-KEHENDAK KETUHANAN,

SYAHADAT YANG BENAR LAH SESUNGGUHNYA YANG MEMBUAT BERBAGAI DOA, KESAKTIAN, MUKJIZAT, KAROMAH SERTA FENOMENA-FENOMENA ALAM DI MUKA BUMI DAPAT TERLIHAT NYATA…
Selanjutnya saya gambarkan satu faedah Syahadat secara nyata dan telah terjadi jutaan kali sejak awal manusia itu ada hingga kini…..

Dahulu sebelum Islam masuk bahkan hingga kini orang non muslim/animisme untuk mendapatkan satu ilmu kesaktian saja sebagai contoh ilmu kebal, mereka harus bertapa berbulan bulan, berlapar di gua gua dan tempat-tempat angker, mereka harus bersusah payah menyembah kepada jin, parewangan, khodam dan bahkan batu serta pohon baru mereka dapat satu ilmu tersebut….
Anehnya setelah Muhammad itu menjadi nabi dan membawa agama baru yang bernama Islam maka sejak itu hingga kini ada banyak manusia yang belajar ilmu kebal sama dengan orang yang non muslim tadi dapat menguasai ilmu tersebut hanya dalam satu hari…
Sangat banyak buktinya Kiyai-kiyai dan ulama termasuk orang biasa sekarang ini yang tidak mempan di tembak senjata besi hanya dengan satu hari mereka mampu sempurna menguasai ilmu kekebalan…
sekarang pertanyaannya, taukah Anda kenapa kok bisa begitu.?
jawabannya..!
KARENA MANUSIA MUSLIM TADI DI BECKING OLEH SYAFAAT NABI MUHAMMAD, SYAFAAT DARI MUHAMMAD ITULAH YANG MEMBUAT MANUSIA TADI SANGAT CEPAT DAPAT BELAJAR DAN MENGUASAI ILMU KEKEBALAN…
buktinya dari mana..?????

TERTULIS DI AL QURAN bahwa RASULLALLAH pernah BERDOA DAN DI AMINKAN OLEH ALLAH, begini doanya
”YA ALLAH BERIKAN LAH SYAFAAT KU KEPADA SEBENAR BENARNYA UMAT KU”
Nah…saya rasa Anda juga tahu ayat dan hadits tersebut…..syafaat Rasulullah yang telah membecking manusia-manusia yang sebenar-benar umatnya..
Lalu apa itu syafaat..?
SYAFAAT adalah kelebihan-kelebihan energy di tubuh Rasulullah tersebut, energy itu berbentuk mukjizat yang memancar secara terus menerus kepada yang sungguh-sungguh umatnya…
Nah betapa penting dan dashyatnya Syahadat tersebut di luruskan dan di benarkan…!!
berati manfaat SYAHADAT dapat kita pastikan adalah…
membecking terjadinya mukjizat, karomah, maunah dan khasiat…
lalu apa itu mukjizat..?

MUKJIZAT adalah sedikit ke maha kuasaan ALLAH yang ALLAH berikan kepada manusia yang bergolongan para nabi sehingga nabi tersebut memiliki kelebihan ke maha kuasaan di atas rata rata manusia biasa.

KAROMAH adalah sedikit kemaha kuasaan ALLAH yang IA berikan kepada manusia bergolongan wali/seperti wali songo sehingga wali tersebut memiliki kemampuan kemaha kuasaan ALLAH di atas rata-rata manusia biasa

MAUNAH adalah sedikit ke maha kuasaan ALLAH yg IA berikan kepada manusia biasa bukan nabi bukan wali ataupun ningrat atau raja, sehingga manusia biasa tersebut memiliki sedikit kemampuan kemaha kuasaan di atas rata-rata manusia biasa, inilah yang di namakan orang sakti, dukun, sesepuh atau penghayat kebathinan

KHASIAT adalah sedikit ke maha kuasaan ALLAH yg IA berikan kepada benda mati, sebagai bukti ke maha adilanNYA kepada setiap makhluknya sehingga benda mati tersebut memiliki energy atau kelebihan di atas kelebihan serta energy benda benda mati lainnya… maka kita menyebutnya menggunakan khasiat benda tersebut utk pelet, kesaktian dan pengobatan ghaib… orang sering menyebut ada batu berkhasiat mustika mirah delima, ada mani gajah berkhasiat utk pelet ada keris mpu tantular dan keris ken arok berkhasiat pamor kekuasaan dll….

NAH SEMUA ITU AKAN MENGALIR DAN BERSINERGY HANYA SATU-SATUNYA MELALUI BERSYAHADAT…..!!!!
Lalu saya bertanya lagi kepada Anda….kenapa dahulu Kiyai atau Wali itu hanya dengan membaca Syahadat saja mereka dapat terbang dan meringan kan tubuh..?
Kenapa hanya dengan membaca Syahadat saja saya mampu membuktikan berjalan di atas air..? dan banyak lagi Kiyai dan guru-guru dulu (dan semoga saat ini juga yang hanya dengan membaca Syahadat saja mereka mampu menampakan berbagai maunah…..) lalu kanjeng sunan Kali Jogo ia mampu menghilang dan orang satu kampung terpental menyerang tanpa ia sentuh hanya dengan membaca syahadat..
Kenapa anak muda dan orang sakti sekarang harus membaca mantra yang sangat panjang sehingga berbuih-buih mulut berzikir untuk mampu meringankan tubuh bahkan terkadang capek dan pegal saja yang ia dapat, ilmu pun tak jadi,,, he..he..he..hee…
Lalu tau kah Anda apa yang di bicarakan oleh nabi Khaidir kepada sunan Kalijaga di atas perahu sehingga harus terapung di tengah laut untuk membukanya dan hingga terjadilah cacing syech Siti Jenar…????? ini sangat terkenal di pulau jawa…

BAHWA YANG NABI KHIDIR TURUNKAN KEPADA SUNAN KALI JAGA SEHINGGA DI CURI DENGAR OLEH SEEKOR CACING JELMAAN SYECH SITI JENAR ITU ADALAH :
“RUH SYAHADAT/MELURUSKAN DAN MEMBENARKAN BAGAIMANA SESUNGGUHNYA MEMBACA DAN BERSYAHADAT YANG BENAR ITU, lebih kurang sama seperti yang telah saya jelaskan kepada Anda ini, meskipun saya membukakannya dengan bahasa yang sesuai/di mengerti pd jaman sekarang.
Nah terakhir apa bukti yang pasti bahwa Anda telah menyaksikan Muhammad itu..? dan sebagai bukti bahwa Anda telah benar dalam membaca serta mengamalkan Syahadat..?

“SETIAP ANDA MEMBACA SYAHADAT HINGGA TERSEBUT PADA NAMA MUHAMMAD, HATI ANDA BERGETAR, AIR MATA BERLINANG SEDIKIT, TIDAK PERDULI DI MANA PUN ANDA MEMBACANYA DAN DIMANA PUN ANDA MENDENGAR NAMA NABI PENGHULU KITA TERSEBUT”
MAKA JIKA FENOMENA INI YANG ANDA RASAKAN SAAT MEMBACA SYAHADAT MAKA ALAM SERU SEKALIAN ALAM INI PASTI MENJADI SAKSI SAAT ANDA BERSYAHADAT ITU, BAHWA ANDA BENAR-BENAR TELAH MENYAKSIKAN SIAPA MUHAMMAD ITU DAN SANGATLAH TEPAT JIKA ANDA BERKATA AKU BERSAKSI/AKU TELAH MENYAKSIKAN MUHAMMAD ITU SUNGGUH-SUNGGUH NABI UTUSAN TUHAN,BUKAN NABI BUATAN MANUSIA”
MAKA TIDAK ADA SATUPUN MAKHLUK LAGI YANG MAMPU BERSAKSI BAHWA ANDA BERSAKSI PALSU..
ANDA BENAR-BENAR TELAH BERSAKSI BENAR.. MENJADI SAKSI YANG BENAR.
JADI…LIHATLAH…SAKSIKANLAH DULU MUHAMAMAD ITU MELALUI SIFAT-SIFATNYA.. boleh melalui buku-buku kisah asli karakter serta tata cara Muhammad itu hidup, boleh melalui apa saja yg penting intinya Anda mengenal sifat-sifat Muhammad sang nabi tersebut….
Setelah SYAHADAT ANDA ITU LURUS DAN BENAR MAKA BACALAH IA LEBIH AWAL DALAM SETIAP APA SAJA GERAK DAN ZIKIR YANG ANDA AMALKAN…
BAHKAN ANDA BERSYAHADATLAH SAAT BANGUN DARI TIDUR…
MAKA ANDA PANTAS MENDAPATKAN SYAFAAT DARI PENGHULU KITA NABI BESAR MUHAMMAD TERSEBUT DAN SEMOGA TUBUH ANDA MENDAPATKAN MAUNAH TANPA HARUS BERTAPA DAN TERSESAT JALAN DALAM BERGURU MENDAPATKAN BERBAGAI KESAKTIAN AMIN YA RABB
Berikut ini PEMUTUS KAJINYA/RANGKUMAN dari SEMUA PEMBUKAAN SYAHADAH YANG BENAR yang saya maksudkan

Saya akan terus menjelaskannya secara bahasa logika saja, agar tdk berbelit-belit dan dapat di pahami oleh semua nalar bahasa kita.
Pada jaman BAGINDA NABI MUHAMMAD HIDUP, terdapat SEORANG PENGEMIS BUTA KEDUA MATANYA BERSUKU YAHUDI JAHILIYAH, setiap hari IA DATANG KE PINTU LUAR GERBANG MASUK KE KOTA MEKAH, SELAIN MEMINTA MINTA SEBAGAI SEORANG PENGEMIS, IA adalah ORANG PERTAMA yang SANGAT MEMBENCI BAGINDA RASULLALLAH, pada SETIAP ORANG YANG DATANG KE KOTA MEKAH akan IA KATAKAN KEPADA ORANG TERSEBUT bahwa MUHAMMAD ITU ADALAH SEORANG PENYIHIR, PEMBOHONG DAN NABI PALSU,
INTINYA SEGALA CACIAN dan MAKIAN SELALU IA TUJUKAN KEPADA BAGINDA NABI MUHAMMAD PADA SETIAP ORANG YANG LEWAT, HEBATNYA adalah.... WALAUPUN BAGINDA RASULLAH TAHU bahwa PENGEMIS YAHUDI ITU ADALAH ORANG YANG GIGIH MENCACI MAKI BELIAU NAMUN RASULLALLAH SELALU DATANG SETIAP SIANG DAN SORE HARI UNTUK MENGANTARKAN MAKANAN KEPADA PENGEMIS TERSEBUT BAHKAN BELIAU YANG MENYUAPKAN LANGSUNG MAKANAN KEPADA PENGEMIS YAHUDI INI, BERTAHUN-TAHUN FENOMENA ITU TERUS TERJADI HINGGA RASULLALLAH WAFAT.

NAMUN SEBELUM RASULLALLAH WAFAT BELIAU BERPESAN AGAR SAHABAT ABU BAKAR MENGGANTIKAN MEMBERIKAN MAKAN SETIAP HARI KEPADA PENGEMIS YAHUDI JAHILIYAH TERSEBUT, AMANAH ITU ABU BAKAR LAKSANAKAN NAMUN SAAT ABU BAKAR HENDAK MENYUAPKAN NASI KE MULUT YAHUDI BUTA MATA ITU TIBA TIBA SI YAHUDI BUTA INI MENAHAN TANGAN ABU BAKAR SEHINGGA TANGAN ITU TIDAK SAMPAI MENGARAH KEPADA MULUTNYA, SI PENGEMIS BUTA YAHUDI INI BERKATA DENGAN NADA KASAR DAN SUARA YANG TINGGI
“wahai si fulan, engkau bukanlah orang yang biasa memberikan makan padaku setiap hari, aku tidak sudi makan jika yang memberikan aku makan bukan orang yang biasa yang datang pada ku setiap hari,”
Abu Bakar sangat terkejut bercampur marah ” sungguh bagaimana si pengemis buta ini dapat tahu bahwa yang memberikan makannya adalah orang yang berbeda,padahal aroma masakannya sama, ayat yang di baca saat hendak menyuapinya juga sama dan yang lebih emosinya adalah sungguh pengemis yahudi buta tak tau diri (perumpamaannya) sudah diberi makan gratis, di suapi malah menolak dengan nada kasar.
Abu Bakar teringat wajah dan pesan baginda nabi bahwa selalulah tersenyum saat di caci maki sebab itu adalah sunah nabi dan merontokkan dosa-dosa, bersabar saat di caci maki adalah sebagian sifat dari baginda nabi, maka Abu Bakar menjawab dengan lembut “wahai si fulan….orang yang selalu menyuapi mu makan telah wafat..! lalu si pengemis mulai berlinang air mata di sela sela kelopak matanya yang buta,dan abu bakar melanjutkan kalimatnya“ dan orang yang telah wafat itu adalah baginda nabi Muhammad yang setiap hari engkau caci maki..! maka meraunglah menangis yahudi buta ini di tengah jalan tersebut, ia menangis sangat dalam di hadapan Abu Bakar, lalu setelah berhenti menangis dengan lantang ia berkata bahwa sejak saat itu ia MASUK AGAMA ISLAM.
Saat ia hendak mengucapkan kesaksian dalam bersyahadah,dengan segera Abu bakar berkata ” engkau sudah masuk agama Islam sejak mulai menangis tadi, maka oleh karena itu engkau tidak perlu bersyahadah lagi..! hingga mula sejak itu si pengemis buta berbangsa yahudi itu memeluk AGAMA ISLAM.

saat ada waktu luang selesai sholat berjamaah, Abu Bakar pernah bertanya kepada Yahudi itu tentang kebenaran pengenalannya kepada baginda nabi.
Abu Bakar bertanya“wahai si fulan jikalau lah benar engkau dapat menyaksikan baginda nabi itu sehingga engkau dapat nyata membedakan mana beliau dan mana bukan, coba katakan kepada ku bagaimana ciri ciri bentuk baginda nabi itu..?
Alhamdulillah semua gambaran dan yang ia ucapkan sungguh sungguh tepat dengan bentuk dan ciri ciri fisik serta rohani Rasulallah. ~> (oleh sebab itulah anak cucu suku bangsa Yahudi hingga sekarang dapat tahu ciri-ciri fisik baginda nabi,sayangnya di sebabkan sebagian banyak anak cucu Yahudi tadi adalah orang yang jahil dan beragama taurat maka mereka kerap membentuk gambar wajah Rasulullah serta bentuk ciri Rasulullah yang dalam agama kita sangat di larang, makanya dahulu tahun 2000 ke atas ada pin atau logo bahkan kitab tabrani yang menampilkan lukisan nabi Muhammad hingga sampai ke Indonesia yang menghebohkan).
TERBUKANYA GERBANG MAKRIFAT DARI PENYAKSIAN FENOMENA YANG TERJADI DI ATAS ADALAH

bagaimana seorang buta dapat melihat bahkan menyaksikan baginda nabi Muhammad tersebut, sehingga setelah ia saksikan maka barulah ia berSyahadat mengakui bahwa Muhammad itu nyata seorang nabi utusan Tuhan, bukan nabi utusan manusia, ini nyata membuktikan bahwa bersaksi atau menyaksikan itu bukanlah hak mutlak mata yang terbuka atau normal.
Dan Syahadat itu adalah sebuah PENGAKUAN AKAN SUATU BUKTI NYATA BAHWA KITA MEMANG BENAR SUDAH MENYAKSIKAN BAHWA MUHAMMAD ITU BENAR DAN NYATA SEORANG YANG MEMILIKI SIFAT-SIFAT KETUHANAN,
LIHATLAH MEKAH SAAT ITU SANGAT RAKUS, BRUTAL DAN SADIS, ADA SATU MANUSIA YANG SIFATNYA SANGAT BERBEDA JAUH DENGAN MANUSIA LAIN SAAT ITU,
JIKA IA BUKAN SEORANG YANG DEKAT DENGAN SIFAT KETUHANAN MAKA PASTILAH IA ORANG BIASA KEBANYAKAN (INI BUKTI NYATA BAHWA IA SEORANG NABI TUHAN)

Syahadat itu adalah pengakuan dari makhluk lain, bukan nabi yang mengaku bahwa ia nabi utusan Tuhan, maka oleh karena itu untuk dapat lurus dan benar saat kita berucap syahadah, kita harus benar-benar nyata menyaksikan bahwa Muhammad itu adalah seorang nabi barulah kita benar berucap bahwa dalam syahadah ” aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah nabi utusan Tuhan” jika kita tidak meyaksikan kebenaran fakta- fakta nabi Muhammad itu memiliki sifat dan bukti keTuhanan maka jelaslah bahwa setiap kita mengucapkan syahadah maka kita telah berbohong, kepada agama, batu gunung, alam raya dan diri sendiri.
Jadi bukan bunyi Syahadatnya yang saya katakan palsu tetapi kenyataannya ia berucap saat bersyahadah yang saya maksud palsu atau bohong belaka....
Kemana pun kita melarikan alasan pembenaran jika kita belum meyaksikan maka tetap saja kita tersesat dalam menentukan siapa yang kita sebut nabi kita tersebut.
Terbukanya gerbang makrifat Syahadat adalah terjadi pada seorang pengemis buta Yahudi tadi, ia tidak perlu berSyahadah lagi sebab ia memang telah menyaksikan siapa sesungguhnya nabi yang ia angkat menjadi nabi bagi agama barunya tadi
MAKA SEJARAH ALAM NYATA TELAH MEMBUKTIKAN BAHWA SI YAHUDI BUTA TADI ADALAH ORANG YANG MENDAPAT SYAFAAT DARI RASULLALLAH SETIAP IA BERSYAHADAT.oleh sebab itulah tidak satupun dari semua Wali, Syech dan tuan Guru di bumi asia ini yang memiliki kemampuan hebat di luar batas manusia biasa yang terbukti membaca mantera ilmu panjang- panjang selain hanya dengan BERSYAHADAT…!!!
Mereka adalah fakta nyata dari dapatnya meraih syafaat yang Rasulallah janjikan kepada yang benar-benar umatnya, maka semua guru saya selalu berpesan dan berwasilah

”TIADA SATUPUN ILMU SEHEBAT ILMU SYAHADAH, TIADA KATA TAK BERKATA SELAIN KATA DARI KALIMAT SYAHADAH,TIADA ZIKIR YANG PALING TINGGI DI ALAM KETUHANAN SELAIN MEMBIASAKAN BERZIKIR SYAHADAH, JIKA ENGKAU BERSYAHADAH DENGAN PENYAKSIAN YANG BENAR MAKA TIADA YANG MAUJUD SELAIN ALLAH DAN MUHAMMAD yang lain hancurrrrr……!!!
MAKA APAPUN KATA DOA YANG HENDAK KITA MULAI MAKA PASTIKANLAH MULAI DENGAN BERSYAHADAT, SEBAB JIKA SESEORANG BERSYAHADAT MAKA IA TELAH MENYATUKAN MANA YANG ALLAH MANA YANG MUHAMMAD, SYAHADATLAH YANG MENYATUKAN ZAT DENGAN SIFAT, KERIS DENGAN SARUNGNYA, MENYATUKAN HAMBA KEPADA YANG DI HAMBA, MENYATUKAN MENYEMBAH PADA SESEMBAHANNYA, KAWULA MANUNGGALING GUSTI sak jawi ne…
MENYATUKAN ELECTRIK ARUS POSITIVE PADA ARUS NEGATIF BARULAH SEBUAH KEAJAIBAN AKAN MUNCUL, LAMPU BISA MENYALA, MESIN AKAN BERGERAK, TELEVISI AKAN MENYALA BAHKAN KOMPUTER PALING CANGGIH PUN SAAT INI AKAN START JIKA ARUS LISTRIK POSITIVE DAN NEGATIF DAPAT MENYATU.
(kini Anda bisa membuktikan bahwa meluruskan Syahadat yang saya wariskan ini tidak satupun ayat syahadat Anda berubah apalagi di ubah, sebab merubah ayat syahadat adalah sesat hukum Islamnya )

SEMOGA KITA DAPAT SEGERA MEMBENARKAN SYAHADAT KITA, AGAR SAAT KITA SAKARATUL MAUT KITA TELAH MEMASTIKAN BAHWA KITA SUNGGUH SUNGGUH UMAT BAGINDA NABI MUHAMMAD YANG PERMANEN BUKAN UMAT MUHAMMAD YANG SEMENTARA.

(dalam sebuah hadist Rasullallah pernah bersabda ” kelak pada masa hizab ada sebagian umat ku yang tidak aku kenal, ia umat nabi yang mana” )
semoga kita terhidar dari tidak di kenal oleh nabi kita sendiri…amin ya rabbal alamin.
Mari kita renungkan bersama
Salam persaudaraan

Selasa, 27 November 2018

KENALI MAKNA "WUJUD"


Sifat Wujud adalah sebenarnya sifat Allah. Sifat wujud itu Esa, hanya Allah sahaja yang layak bersifat dengan sifat wujud/ada. Selain daripada Allah sebenarnya bersifat dengan sifat tidak ada atau tiada..Selain dari Allah adalah "diadakan" atau "diwujudkan"(maujud).

Untuk memperkenalkan diriNya, Allah telah tajalli atau zahirkan sifat adaNya..
Apabila Allah zahirkan sifat wujudNya, sifat ada itu tetap menjadi milik Allah juga dan tidak akan menjadi milik selain dari Allah termasuk juga tidak akan menjadi milik kita sendiri.
Sepatutnya apabila Allah memperkenalkan sifat adaNya, hendaklah diakui sifat wujud yang sedang diperkenalkan itu adalah sifat Allah...

Tetapi kebanyakkan manusia diatas muka bumi ini telah salah sangka ada Allah yang sedang diperkenalkan itu telah dianggap sebagai ada diri sendiri..
Sangkaan ada Allah yang sedang diperkenalkan yang dianggap sebagai ada diri sendiri itulah sebenarnya hawa nafsu...
Sedang merasakan keberadaan diri sendiri jika dihuraikan dengan perkataan sedang berlaku sepertimana firman Allah
Surah Al-'Anbyā' (ayat 29)
وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَٰهٌ مِّن دُونِهِ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ
Dan (jika ada) sesiapa di antara mereka berkata: "Sesungguhnya aku ialah tuhan selain dari Allah", maka yang berkata sedemikian itu, Kami akan membalasnya dengan (azab) neraka jahannam; demikianlah Kami membalas golongan yang zalim.

Apabila rasa ada diri sendiri, maka timbullah rasa Aku (diri sendiri) yang hidup, Aku (diri sendiri) yang tahu, Aku (diri sendiri) yang berkuasa, Aku (diri sendiri) yang berkehendak, Aku (diri sendiri) yang melihat, Aku (diri sendiri) yang mendengar, Aku (diri sendiri) yang berkata-kata sedangkan sifat hayat, ilmu, kudrat, iradah, basor, sama' dan kalam adalah sifat-sifat yang wajib bagi Allah. Sifat-sifat yang wajib bagi Allah adalah hanya milik Allah sendiri sahaja..

Apabila kita merasa ada diri sendiri disamping wujud Allah, maka secara automatik segala sifat milik Allah itu akan dianggap atau disangka sebagai sifat milik diri sendiri yang disangka atau diri yang sedang dirasai ada itu..

Rasa ada diri (sedang menyangka sifat ada Allah sebagai sifat ada diri sendiri) itulah sebenarnya apa yang dimaksudkan dengan hawa nafsu sendiri. Pengakuan dan penyaksian terhadap ada diri sendiri itulah yang wajib dinafikan. Tempat penafian adalah didalam hati.

PERANAN KITA SEMUA IALAH MELAKUKAN PERANG DENGAN NAFSU (RASA ADA DIRI SENDIRI)
SEPERTI APA YANG TELAH DISABDAKAN NABI MUHAMMAD SAW "PERANG YANG PALING BESAR IALAH BERPERANG DENGAN HAWA NAFSU SENDIRI"
Selama ini kita telah menganggap / menyangka sifat ada Allah yang sedang diperkenalkan untuk memperkenalkan dirinya sebagai sifat ada diri kita sendiri (sedang merasa diri kita ada disamping wujud Allah)
Oleh kerasa sifat wujud adalah sifat yang wajib bagi Allah, dan sifat yang wajib bagi Allah ini Esa dan tidak ada selain dari Allah yang bersifat dengan sifat Ada.
Tidak ada sesuatu yang lain yang bersamaan dengan sifat Allah.....
Jika Allah tidak memperkenalkan sifat adaNya, Dia tidak akan dikenali... Untuk memperkenalkan diriNya Allah mentajalli dan menzahirkan segala wujud, sifat, nama dan perbuatan Nya...
Penzahiran wujud, sifat, nama dan perbuatan Allah inilah yang dinamakan sebagai maklok..
Maksudnya makhluk Allah adalah apa yang Allah sedang memperkenalkan tentang wujud, sifat, nama dan perbuatanNya,
Setiap satu pengenalan yang berbeza diberikan satu nama panggilan yang lain...
Perbezaan nama adalah sedang menunjukkan perbezaan penzahiran wujud, sifat, nama dan perbuatan Allah yang berbeza...
Kesemua makhluk Allah adalah merupakan atau sedang menzahirkan wujud, sifat, nama dan perbuatan Allah, dan makhluk tidak mempunyai sifat ada yang tersendiri..
Wujud makhluk sebenarnya adalah sedang menerangkan tentang wujud Allah...
Sebenarnya makhluk tidak mempunyai Wujud sendiri, sesuatu yang tidak mempunyai wujud sendiri adalah sesuatu yang tidak ada. Pada hakikatnya, makhluk bukan wujud tapi diwujudkan.

Yang ada wujud sendiri atau YANG ADA DENGAN SENDIRI SAHAJA YANG BERSIFAT DENGAN SIFAT ADA YAITU ALLAH.
Selain dari Allah bersifat dengan sifat tiada. Sifat ada yang terlihat, sifat ada yang terasa, sifat ada yang sedang dijiwai adalah sifat ADA ALLAH YANG SEDANG DIPERKENALKAN...
Selama ini kita telah salah sangka wujud Allah telah dianggap atau disangka sebagai wujud diri sendiri dan sebagai wujud selain dari Allah...
"PERANAN UTAMA ADALAH MENGISTIHARKAN PERANG DENGAN DIRI YANG SEDANG DISANGKA ADA (SEDANG MERASAI ADA ALLAH SEBAGAI ADA DIRI SENDIRI) seperti firman Allah didalam Al-Quran
Surah Al-'Anbiyā' (ayat 29)
وَمَن يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَٰهٌ مِّن دُونِهِ فَذَٰلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَۚ كَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ
Dan (jika ada) sesiapa di antara mereka berkata: "Sesungguhnya aku ialah tuhan selain dari Allah", maka yang berkata sedemikian itu, Kami akan membalasnya dengan (azab) neraka jahannam; demikianlah Kami membalas golongan yang zalim.
Surah Al-Jathiah (ayat 23)
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ
Ertinya: Apakah engkau melihat orang yang menjadikan hawa nafsu dirinya sendiri sebagai ilah (tuhan)nya?
Kembali menyangka yang Ada Allah itulah sebenarnya Ada Allah. Selain daripada Allah hakikatnya adalah tidak ada .. Kita dan semua makhluk adalah "diadakan". Yakni wujud kita bergantung kepada wujud Allah.

Kembali kepada firman Allah
Surah Ţāhā (ayat 14)
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
"Sesungguhnya Akulah Allah; tiada tuhan melainkan Aku; oleh itu, sembahlah akan Daku, dan dirikanlah solat untuk mengingati Daku.
Demikianlah intipati pengakuan kalimah nafi(penolakan) dan isbat(penetapan secara mantap) iaitu La ilaha illa Allah. Menafikan segala -galanya termasuk diri sendiri dan meng-isbat hanya ALLAH.

Minggu, 11 November 2018

Kelahirannya Nabi MUHAMMAD shallalhualaihi wassallam dari tanggal 1 sampai tanggal 12 rabiul awaal

Kisah Detik-detik kelahirannya nabi MUHAMMAD shallalhualaihi wassallam dari tanggal 1 sampai tanggal 12 rabiul awaal
Berkatalah Al-Waqidy rahmatullah alaihi
Malam Pertama Rabiul Awwal
Allah swt melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa sehingga Sayyidah Aminah merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Pada malam ke 2 :
Datang seruan berita gembira kepada ibunda Nabi Muhammad saw yang menyatakan dirinya akan mendapati anugerah yang luar biasa dari Allah swt.

Pada malam ke 3 :
Datang seruan memanggil :
“Wahai Aminah sudah dekat saat engkau melahirkan Nabi yang agung dan mulia, Muhammad Rasulullah saw yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah swt.

Pada malam ke 4 :
Sayyidah Aminah mendengar seruan beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan jelas.

Pada malam ke 5 :
Sayyidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabi Allah Ibrahim as.

Pada malam ke 6 :
Sayyidah Aminah melihat cahaya Nabi Muhammad saw memenuhi alam semesta.

Pada malam ke 7 :
Sayyidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira sehingga kebahagiaan dan kedamaian semakin memuncak.

Pada malam ke 8 :
Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut terdengar dengan jelas mengumandangkan :
“Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat kelahiran Nabi agung, Kekasih Allah swt Pencipta Alam Semesta.

Pada malam ke 9 :
Allah swt semakin mencurahkan rahmat kasih sayang kepada Sayyidah Aminah sehingga tidak ada sedikitpun rasa sakit, sedih, susah, dalam jiwa Sayyidah Aminah.

Pada malam ke 10 :
Sayyidah Aminah melihat tanah Tha’if dan Mina ikut bergembira menyambut akan kelahiran Nabi Muhammad saw.

Pada malam ke 11 :
Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Sayyidina Muhammad saw.

Malam detik-detik kelahiran Nabi Muhammad saw, tepat tanggal 12 Rabi’ul-Awwal di sepertiga malam. Di malam ke 12 langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun. Saat itu Abdul Muthalib (kakek Nabi Muhammad saw) sedang bermunajat kepada Allah swt di sekitar Ka’bah. Sedangkan Aminah sendiri di rumah tanpa ada seorang pun yang menemaninya.
Tiba-tiba Aminah melihat tiang rumahnya terbelah dan perlahan-lahan muncul 4 wanita yang sangat masing jelita, anggun dan cantik, diliputi dengan cahaya kemilau yang memancar serta semerbak harum memenuhi seluruh ruangan.

Wanita pertama datang berkata :
”Sungguh berbahagialah engkau wahai Aminah, sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi yang agung, junjungan semesta alam. Beliaulah Nabi Muhammad saw. Kenalilah aku, bahwa aku adalah istri Nabi Allah Adam as, ibunda seluruh ummat manusia, aku diperintahakan Allah untuk menemanimu.

Kemudian datanglah wanita kedua yang menyampaiakan kabar gembira :
“Aku adalah istri Nabi Allah Ibrahim as yang diperintahkan Allah swt untuk menemanimu.
Begitu pula menghampiri wanita yang ketiga :
Aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Allah untuk menemanimu.
Datanglah wanita ke empat :
”Aku adalah Maryam, ibunda Isa as datang untuk menyambut kehadiran putramu Muhammad Rasulullah.”

Sehingga semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan ibunda Nabi Muhammad saw yang tidak bisa terlukiskan dengan kata2.

Keajaiban berikutnya Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya berdatangan silih berganti memasuki ruangannya dan mereka memanjatkan puji-pujian kepada Alloh swt dengan berbagai macam bahasa yang berbeda.

Detik berikutnya Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh beliau bermacam-macam bintang di angkasa beterbangan yang sangat indah berkilau cahayanya.

Detik berikutnya Allah swt memerintahkan kepada Malaikat Ridhwan agar mengomandokan seluruh bidadari surga agar berdandan cantik dan rapi, memakai kain sutra dan segala macam bentuk perhiasan dengan bermahkotan emas, intan permata yang bergemerlapan, dan menebarkan wangi-wangian surga yang harum semerbak ke segala penjuru, lalu beribu2 bidadari2 itu dibawa ke alam dunia oleh Malaikat Ridhwan, terlihat wajah bidadari2 itu gembira.
Lalu Allah swt memanggil :

“Yaa Jibril serukanlah kepada seluruh arwah para Nabi, para Rasul, para wali agar berkumpul, berbaris rapi, bahwa sesungguhnya Kekasih-Ku cahaya di atas cahaya, agar disambut dengan baik dan suruhlah mereka mnyambut kedatangan Nabi Muhammad saw.

Yaa Jibril perintahkanlah kepada Malaikat Malik agar menutup pintu2 neraka dan perintahakan kepada Malaikat Ridhwan untuk membuka pintu2 surga dan bersoleklah engkau dengan sebaik-baiknya keindahan demi menyambut kekasih-Ku Nabi Muhammad saw.

Yaa Jibril bawalah beribu ribu malaikat yang ada di langit, turunlah ke bumi, ketahuilah Kekasih-Ku Muhammad saw telah siap untuk dilahirkan dan sekarang tiba saatnya Nabi Akhiruzzaman.”

Dan turunlah semua malaikat, maka penuhlah isi bumi ini dengan beribu ribu malaikat. Aminah melihat malaikat itupun berdatangan membawa kayu2 gahru yang wangi dan memenuhi seluruh jagat raya. Pada saat itu pula mereka semua berdzikir, bertasbih, bertahmid, dan pada saat itu pula datanglah burung putih yang berkilau cahayanya mendekati Aminah dan mengusapkan sayapnya pada Aminah, maka pada saat itu pula lahirlah Nabi Muhammad Rasulullah saw dan tidaklah Aminah melihat kecuali cahaya, tak lama kemudian terlihatlah jari-jari Nabi Muhammad saw bersujud kepada Allah.


Kegembiraan memancar dari setiap sudut alam raya, gemuruh shalawat memenuhi semesta dengan bahasa yang berbeda beda dan dengan cara yang bermacam macam pula.
كتاب النعمۃ الكبری علی العالم فی مولد السيد ولد آدم لإمام شهاب الدين احمد بن حجر الهيتمي
Hal 25.

Selamat datang bulan Rabiul Awwal Selamat datang Bulan Maulid.
Mari memperbanyak shalawat dibulan rabiul Awwal supaya ketika malam 12 rabiul Awwal akan terasa bahwa pada tanggal itu nabi MUHAMMAD dilahirkan kedunia.