Hijrah Dari Ke-AKU-an
Orang beriman adalah orang yang hijrah dari dirinya, belajar kepada
seorang guru yang mendidik dan mengajarinya mulai dari kecil hingga
mati. Sang qari’ adalah orang yang menghafal Al-Qur’an, dan pada
pertengahannya ia mengenal pengetahuan tentang tradisi atau Sunnah
Rasulullah Saw, maka saat itulah ia pasti dapat pertolongan. Ia
mengamalkan ilmunya dan kokoh dengan amaliahnya hanya bagi Allah Azza
wa-Jalla. Setiap ia mengamalkan ilmunya, Allah Azza wa-Jalla mewariskan
pengetahuan yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya.
Jangan
hanya duduk-duduk di atas tempat tidurmu, dengan selimutmu, dan dibalik
pintumu yang tertutup, lalu anda mencari amal dan yang anda amalkan?
Perhatikan hatimu dengan dzikir, dan mengingatNya di hari ketika
dibangkitkan. Tafakkurlah untuk merenungi pelajaran di balik alam kubur.
Renungkanlah bagaimana Allah Azza wa-Jalla menggelar semua makhlukNya
dan membangkitkan mereka di hadapanNya.
Hatinya teguh pada
pijakannya, keikhlasannya mendekatkan langkahnya menuju Allah Azza
wa-Jalla. Bila anda mengamalkan ilmu itu, sementara anda tidak melihat
hatimu mendekat kepada Allah Azza wa-Jalla, anda pun tidak merasakan
indahnya ibadah, kebahagiaan dibalik ibadah, ketahuilah bahwa anda
sebenarnya belum beramal ibadah. Anda terhalang karena adanya celah
dibalik amal anda. Apakah celah itu? Adalah riya’, kemunafikan dan
takjub pada diri sendiri.
Wahai orang yang beramal, ikhlaslah.
Jika tidak, anda jangan bersusah payah. Hendaknya anda melakukan
muroqobah pada Allah Azza wa-Jalla baik dalam sunyi maupun ramai.
Muroqobah dalam keramaian saja itu bagi orang munafik. Namun bagi orang
yang ikhlas, muroqobah baik dalam sunyi maupun ramai sama saja.
Hati-hati, jika anda melihat orang yang bersolek, lelaki maupun wanita,
maka pejamkan matamu, pejamkan mata nafsumu, watak dirimu, ingatlah
pandangan Allah Azza wa-Jalla kepadamu, dan bacalah: ”Kamu tidak berada
dalam suatu keadaan...” (QS Yunus: 61)
Waspadalah pada Allah
azza wa-Jalla, dan pejamkan matamu untuk memandang hal yang diharamnkan,
ingatlah pada Dzat Yang transparan pandanganNya dan pengetahuanNya.
Bila anda tidak mewaspadai pandanganNya Azza wa-Jalla dan tidak kontra
padaNya, maka sempurnalah ubudiyahmu padaNya, dan kelak anda tergolong
hamba yang benar, masuk dalam kelompok yang difirmankanNya:
”Sesungguhnya hamba-hambaKu, tak ada bagimu (Iblis) kemampuan menguasai mereka.” (QS Al-Hijr: 42)
Bila syukurmu benar hanya bagi Allah Azza wa-Jalla, maka Dia mengilhami
hati para makhluk dan lisannya untuk terimakasih padamu, cinta padamu.
Maka disinilah syetan dan pasukannya tidak punya jalan masuk padamu.
Hendaknya anda meninggalkan doa sebagai prinsip, kalau toh sibuk berdoa
itu hanyalah toleransi saja untukmu. Doa itu bagi orang yang sedang
tenggelam dan yang terpenjara, tertahan, sampai ia dapat jalan keluar
dan masuk ke hadapan raja.
Jadilah dirimu orang yang berakal
sehat, apa yang baik bagimu dan apa yang tidak baik, ketika anda
meninggalkan doa. Tak satu pun kecuali butuh niat yang benar, akal yang
sehat dan mengikuti jejak yang mengerti.
Kalian tidak
menggunakan akal sehat apa yang ada disisi Allah Azza wa-Jalla dan apa
yang ada di sisi hambaNya yang shaleh. Itulah yang menyebabkan kalian
su’udzon (buruk sangka) pada mereka. Jangan sampai anda khawatir
terhadap pangkal agamamu dan kondisimu bersama mereka. Jangan sampai
kalian menentang aktivitas mereka sepanjang tidak bertentangan dengan
syariat, jangan kontra dengan mereka karena mereka ada di hadapanNya
Azza wa-Jalla, lahir dan batin.
Di hatinya tidak pernah tenang dari rasa takut hingga ketenangan dan jaminan keselamatan ada padanya.
Kemarilah wahai hamba Allah Azza wa-Jalla di muka bumi, kemarilah wahai
kaum zuhud, belajarlah, anda akan mengerti pengetahuan yang baik
dariNya. Masuklah dalam kitabku sampai aku memberi pelajaran padamu yang
tidak pernah kalian dapatkan.
Hati kita punya kitab, dan
rahasia batin juga ada kitabnya. Nafsu juga ada kitabnya, anggota badan
juga ada kitabnya. Semua ada derajat-derajat, maqom-maqom,
pijakan-pijakan yang beragam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar