قال الغزالي : الحسد هو المفسد للطاعات الباعث على الخطيئات وهو الداء
العضال الذي ابتلي به كثير من العلماء فضلا عن العامة حتى أهلكهم وأوردهم
النار وحسبك أن الله أمر بالاستعاذة من شر الحاسد فقال : * (ومن شر حاسد
إذا حسد) * كما أمر بالاستعاذة من شر الشيطان
Imam al-Ghozali berkata “Iri dapat merusakkan segala ketaatan serta
menimbulkan berbagai dosa dan kesalahan, iri adalah penyakit berat yang
menjadi cobaan besar bagi kebanyakan orang-orang alim terlebih
orang-orang awam, ia mampu menghancurkan serta menyeret mereka kejurang
api neraka, sebagaimana Allah memerintahkan hambanya berlindung dari
godaan syetan, Allah perintahkan untuk berlindung dari orang-orang yang
IRI HATI, Allah berfirman :
”dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki". (QS. 113:5)
Faidh al-Qadiir III/549
وَقَال صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي
اثْنَتَيْنِ : رَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَتْلُوهُ آنَاءَ
اللَّيْل وَآنَاءَ النَّهَارِ ، وَرَجُلٍ آتَاهُ اللَّهُ مَالاً فَهُوَ
يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْل وَآنَاءَ النَّهَارِ (1)
__________
(1) حديث : " لا حسد إلا في اثنين : رجل آتاه . . . " . أخرجه البخاري (
الفتح 13 / 502 ط السلفية ) ومسلم ( 1 / 558 ط الحلبي ) من حديث عبد الله
بن عمر .
Nabi Muhammad Saw bersabda, ”Iri hati
(hasad) itu tidak diperbolehkan, kecuali terhadap dua hal, seseorang
yang dikaruniai Allah kemampuan al-Qur’an dan ia terus menerus
membacanya diwaktu malam dan siang dan seseorang yang dikaruniai harta
yang banyak oleh Allah dan ia membelanjakannya (menginfaqkannya) malam
dan siang.” (HR. Bukhari-Fath al-Baari XIII/502, Muslim I/558 dari
Abdullah Bin Umar ra.)
قال العلماء الحسد قسمان حقيقي
ومجازي فالحقيقي تمنى زوال النعمة عن صاحبها وهذا حرام بإجماع الأمة مع
النصوص الصحيحة وأما المجازي فهو الغبطة وهو أن يتمنى مثل النعمة التي على
غيره من غير زوالها عن صاحبها فإن كانت من أمور الدنيا كانت مباحة وان كانت
طاعة فهي مستحبة
Berkata Orang-orang Alim “Iri terbagi atas dua bagian :
• HAQIQI ialah iri dalam arti mengharapkan hilangnya kenikmatan dari
orang sedang mendapatkannya, yang demikian haram secara kesepakatan
ulama berdasarkan dalil-dalil nash yang tegas
• MAJAZI ialah
iri dalam arti mengharapkan nikmat seperti nikmat yang diberikan pada
orang lain tanpa berharap hilangnya kenikmatan tersebut dari lainnya,
bila yang ia harapkan hal0hal yang bersifat duniawi maka hukumnya mubah
(boleh), dan bila berupa ketaatan maka sangat dianjurkan, itulah arti
iri yang terkandung dalam hadts nabi diatas.
Syarh an-Nawaawy alaa Muslim VI/97
Iri yang diperbolehkan itu namanya adalah al-Ghibthoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar