Syeikh Ahmad ar-Rifa’yRasulullah Saw, ketika bersabda:
“Pandangan seorang anak kepada kedua orang tuanya adalah ibadah.”
Dalam hadits mulia ini ada rahasia pengagungan cinta kepada Allah
Ta’ala, sebagaimana menanjaknya cinta-cita para pecinta kepada Allah
ta’ala. Maka memandang pada Allah adalah ibadah.
Anak-anak
sekalian. Perlu kalian ketahui bahwa alam rahasia para pecinta, dan
hasrat para perindu, adalah kebajikan kaum ‘arifin di dunia, dengan
menyebut keluarnya dari dunia, sebagaimana disebutkan keabadian syurga
bagi kebaikan ahli syurga. Tak ada yang lebih dicintai oleh pecinta
dibanding bertemu Sang Kekasih. Seandainya bukan karena ajal yang telah
ditentukan Allah Ta’ala bagi para perindu, pasti sudah mati nyawanya di
badannya, karena dahsyatnya rindu kepadaNya.
Anas ra, berkata,
“Ditanyakan kepada Rasulullah Saw, “Wahai Rasulullah! Jika saja Allah
berkehendak mengabadikan abadi pada para waliNya di dunia?”
Rasulullah Saw, menjawab, “Allah tidak ingin mengabadikan wali-waliNya
di dunia, namun Allah memilih wali-wali dan kekasih-kekasihNya, untuk
meraih kemuliaan utamaNya. Tidakkah kamu tahu bahwa pecinta selalu
merindukan kekasihnya? Sungguh elok bagi orang yang ruhnya dan arahnya
adalah bertemu Allah.”
Dalam suatu kisah Abu Hurairah ra,
berkata pada kawannya, “Mau pergi kemana kamu?” Kawannya menjawab, “Aku
mau membeli sesuatu untuk keperluan keluargaku.”
Lalu Abu
Hurairah ra berkata, “Belikan aku kematian, kalau kamu bisa, lakukanlah.
Karena begitu lama rinduku kepada TuhanKu. Sedangkan mati lebih
kucintai dibanding minum air dingin bagi orang yang kehausan, dan lebih
manis ketimbang madu.” Lalu beliau menangis sekeras-kerasnya, sembari
berkata, “Duh rindunya aku….kepada Yang Melihatku, tetapi aku tak
melihatNya…”. Lalu beliau pingsan.
Uwais ra ditanya, “Bagaimana kabarmu pagi ini?”
“Bagaimana ada kabar pagi bagi orang yang ketika pagi hari tidak ingin
datangnya sore hari, dan ketika sore hari tidak ingin datangnya pagi,
sedangkan rindunya panjang hingga ke relung hati?” jawabnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar