Laman

Jumat, 25 April 2014

Kebenaran yang tertinggi adalah menjadi hamba Tuhan.

Orang yang berjalan d atas jalan kerohanian haruslah yakin bahwa kebenaran yang paling tinggi bukanlah menjadi Tuhan atau bersatu
dengan Tuhan.

Kebenaran yang tertinggi adalah menjadi hamba Tuhan.
Hakikat Muhammadiah
dan Insan Kamil bisa dilihat sebagai Hamba
Allah karena kedua-duanya bergantung kepada
Allah s.w.t, bukan berdiri dengan sendiri.

Hamba Allah dalam suasana ketuhanan dipanggil Urusan
Allah untuk membedakannya dengan makhluk
yang mnempati alam.

Urusan Allah adalah
kewujudan di dalam Ilmu Allah, bukan kewujudan
di dalam alam.
Ilmu Allah tidak menempati ruang dan zaman/waktu.

Dia juga tidak bertempat di dalam hati manusia.
Hati hanya diizinkan merasakan
suasana Hadrat atau kehadiran hakikat bukan
berhadapan dengan hakikat yang sebenarnya(Allah).

Sprti contoh
Merasakan kehadiran Insan Kamil bukan berarti
Insan Kamil benar-benar ada di depannya.
Merasakan menjadi Insan Kamil bukan berarti
benar-benar menjadi Insan Kamil.
Merasakan
menjadi Insan Kamil adalah suasana mabuk.
Merasakan kehadiran Insan Kamil juga
suasana menerima kenyataan Insan Kamil itu.

Merasakan kehadiran Allah s.w.t pula bermakna
menerima kenyataan Allah s.w.t. Ia bsa disebut juga
ayat-ayat Allah, sifat-sifat Allah, nama-nama
Allah, tanda-tanda Allah dan sebagainya..

Tidak ada
manusia yang di kasihi Allah s.w.t melebihi Nabi
Muhammad s.a.w. Tidak ada manusia yang
memberi perhatian kepada Allah s.w.t melebihi
Nabi Muhammad s.a.w.

Kasih dan perhatian
Nabi Muhammad s.a.w kepada Allah s.w.t tidak
menutup kasih dan perhatian nabi s.a.w
kepada makhluk Allah.
Kesibukan nabi s.a.w
melayani banyak orang tidak menyebabkan
Nabi s.a.w lalai dari mengingat Allah
s.w.t .
Beliaulah insan kamil..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar