Laman

Senin, 14 Juli 2014

Dzikir Kolbu menuju Dzikir Abadi


Orang-orang Islam yang selalu melanggengkan bershalawat Kepada Nabi dan berdzikir
kepada Allah swt, niscaya mereka bertambah dekat kepada Allah dan Rasulullah-Nya, seperti sabda
Rosullullah:
“Orang yang paling utama bersamaku kelak pada hari kiamat adalah mereka yang palig banyak
membaca shalawat untukku.”
Dan Rasulullah saw memperingatkan bilamana mereka tidak berdzikir dan bershalawat di
dalam kehidupannya, bahkan melalaikan sholawat dan berdzikir, mereka akan merugi di hari
kiamat, sebagaimana sabda beliau Nabi Muhammad saw:
“Tidaklah sesuatu kaum duduk dalam suatu tempat dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah Azza
wa Jalla serta membaca shalawat kepada nabi saw. kecuali mereka menyesal kelak pada hari
kiamat.”
Adapun Dzikir Kolbu yang langgeng, yaitu dzikirnya para malaikat yang selalu patuh kepada
Allah swt. Dan selalu taat melaksanakan tugasnya masing-masing.
Sedangkan manusia harus melalui latihan-latihan dalam melaksanakan Dzikir Kolbu kepada
Allah. Di saat latihan-latihan ber Dzikir Kolbu tentulah mengalami berbagai rintangan dan
hambatan tetapi harus dan tetap tabah, karena rintangan dan hambatan itu sebagai cambuk
semangat dalam melaksanakan Dzikir Kolbu kepada Allah, dalam firman Allah dijelaskan
disurat Al-A’raf ayat 205-206:
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut dan tidak mengeraskan suara diwaktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk
orang-orang yang lalai
Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada disisi (Allah) (Tuhanmu) tidaklah merasa enggan
menyembah Allah dan mereka mentasbihkanNya dan hanya kepadaNyalah mereka bersujud.
Dzikir Kolbu diawali dari dzikir lisan atau dzikir nafas, bila hatinya tergetar, sekecil apapun
getaran di hati / kalbu lalu dikembangkan ke seluruh anggota tubuh. Dan dilanjutkan gerakan
kalbu untuk ber Dzikir Kolbu, suarakan kalbumu untuk mengatakan; Allah, Allah, Allah…
Proses itu membutuhkan waktu, mungkin hanya satu hari atau dua hari, mungkin juga bisa
berbulan-bulan, sampai Anda mengalami pengalaman spiritual dalam dzikir posisi yang di
alam sana: memasuki tempat yang maha luas tak terlindungi oleh naungan apapun, tempat itu
terbuka amat luasnya terisi oleh para jamaah, yang sedang berdzikir, tempat ini “ladang para
jamaah” nya orang-orang yang sedang berdzikir.
Kalau sudah memasuki alam itu berarti kita sudah terpaling ke tempat jamaahNya dimana di
dalam al Qur’an ditegaskan disurat Al-Fajr ayat 27-30: "Hai jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas (ridlo) lagi diridhaiNya, maka masuklah kedalam jamaah hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam surgaKu".
sepatutnya kita dapat terpanggil seperti yang maksud dari ayat tersebut diatas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar