Laman

Minggu, 28 Mei 2017

Menguak Rahasia Puasa Orang-orang Arif


Pentingnya Nilai Bulan Ramadhan
Satu perkara yang penting bagi pe-salik (kepada Allah SWT) adalah mengetahui hak dan nilai bulan Ramadhan, karena bulan puasa ini merupakan bulan undangan Allah SWT bagi mereka yang menitih jalan kepada-Nya. Bulan Ramadhan, merupakan tempat bertamu kepada Allah SWT, begitu juga makna yang tepat untuk orang berpuasa adalah tamu Allah SWT (dhiyafatullah), sekaligus sebagai bentuk usaha untuk mendapatkan keikhlasan dalam gerak dan diam, dengan dasar ridha kepada pemilik rumah, Allah SWT.
Nilai dan Faedah Lapar
(Wahai pencari maqam qarb-posisi dekat-) lapar bagi pesalik, keutamaannya adalah penyempurnaan jiwa (nafs) dan makrifah Allah SWT. Juga fadhailnya disebut dalam hadis begitu agung dan besar. Oleh karena itu kita mencari sebab, hikmat dan falsafahnya.
Diriwayatkan dari Rasulullah SAW, dimana beliau bersabda: ”Bukalah jiwa kamu menuju mujahidah dengan perantara lapar dan haus, karena tindakan ini sama dengan melaksanakan jihad dijalan Allah SWT, sebagaimana tidak ada amal yang lebih dicintai Allah SWT selain dari lapar dan haus.” Begitu juga dalam hadis lain bahwa: ”Dihari kiamat, posisi yang lebih dekat pada Allah SWT di antara kamu pada Allah SWT adalah mereka yang lebih banyak (menahan) lapar dan mereka yang banyak berpikir tantang Allah SWT.” Disabdakan pada Usamah: ”Kalau bisa, ketika malaikat maut hendak mengambil nyawamu, (adalah)ketika perutmu lapar dan tenggorokanmu haus, lakukanlah hal ini, karena perbuatan ini adalah posisi yang paling mulia. Kedudukan kamu yang dapat dibayangkan, adalah dekatnya posisi kamu dengan Rasul, para malaikat bersuka ria ketika ruh mu tiba serta Allah SWT mengucapkan salam dan salawat kepadamu.” Disabdakan juga: ”Laparkan perutmu dan keringkan badanmu, semoga Allah SWT akan melihat hatimu.” Dalam hadis mi’raj, Allah SWT berfirman kepada Rasulullah SAW : “Wahai Ahmad, apakah engkau mengetahui faedah dan hasil dari puasa?” Saya berkata: “Tidak wahai Ilahi.” Allah SWT berfirman: “Hasil dan faedah dari puasa adalah mengurangi makan dan bicara.” Kemudian Allah SWT menjelaskan hasil dari pada diam para pemikir dengan berfirman: “Diam mewariskan hikmat, dan hikmat mewariskan ma’rifat, dan ma’rifat mewariskan yakin, karena hamba sampai pada tingkatan yakin, tidak ada sisa lagi, untuknya tidak ada beda apakah kehidupannya susah atau mudah?! Ini adalah posisi shahib ridha. Bagi siapa yang beramal mencapai ridha Saya, maka tiga hasil yang akan pasti didapatkannya. Akan diajarkan kepadanya rasa syukur, sehingga tidak bercampur antara kejahilan dan kebodohan, zikir dan ingat tanpa ada kelupaan, kasih dan sayang akan diberikan kepadanya sehingga tidak akan didahulukan kasihnya kepada makhluk melebihi cintanya kepada Allah SWT karena Saya pemilik cinta, dan Saya akan mencintainya. Ciptaan Saya akan menuju pada kasihnya, mata dan hatinya selalu terpaku pada keagungan dan kemuliaan Diri-Ku, padanya ilmu sehingga kesumat hamba tidak tersembunyi.
Pada kegelapan malam dan terangnya siang Kami akan bermunajat sehingga hilang dan terputuslah bahaya makhluk yang ada bersamanya. Firman-Ku dan ucapan para malaikat akan sampai pada telinganya. Kebenaran dan rahasia-Ku yang tertutup atau tersembunyi dari semua makhluk akan jelas dan terang baginya.”
Kemudian difirmankan: “Akal dan idrak-nya akan tenggelam dalam pengetahuan marifat-Ku, dan Saya akan duduk di akalnya, kemudian kematian, tekanan, panas dan ketakutan akan menjadi ringan dan mudah, sehingga (dengan cepat dan selamat)akan masuk ke dalam surga.” Ketika malaikat maut turun kepadanya dan mengatakan: “Selamat padamu, berbahagialah!. Tuhanpun rindu padamu!” Sampai disitu disabdakan dan kemudian Allah SWT berfirman: “Ini adalah surga-Ku, tinggallah di situ, ini adalah lingkungan-Ku, tenanglah (dan tetaplah)! Maka ruh menjawab: “Wahai Sembahanku?! Engkau telah mengetahui aku, maka saya dengan-Mu tidak memerlukan semua makhluk. Demi Keagungan dan Kemuliaan-Mu aku bersumpah , kalau Engkau hendak memotong-motongku, dan hidup di antara hamba-MU dengan keadaan yang paling sengsara, dan tujuh puluh kali terbunuh, maka kesenangan dan ridha Engkau akan lebih aku cintai.” Hingga disini difirmankan, kemudian Allah SWT berfirman: “Demi Kemuliaan dan keagungan-Ku, Aku bersumpah, di antara Aku dan engkau tidak ada batasan masapun yang akan menjadi hijab atau penutup, ketika engkau menghendaki dan menginginkan datanglah kepada-Ku, inilah apa yang Aku perbuat pada kekasih-Ku.”
Pada riwayat ini telah ditunjukkan dengan jelas hikmat dan falsafah lapar dan keutamaannya. Kalau kita ingin mengetahui lebih jauh dan jelas tentang keutamaan dan faedah dari pada lapar dalam puasa ini, maka lihatlah pada ulama akhlak yang akan membawakan riwayat yang ada. Karena mereka akan menjelaskan tentang keutamaan besar dari lapar, diantaranya adalah penyembuh hati, karena kenyang akan memperbanyak uap di otak, jiwa akan lambat beraktivitas dalam berpikir dan menentukan, terjadinya rasa berat sehingga akan membutakan hati. Dan rasa lapar adalah lawannya, lapar akan mengobati hati dan kecepatannya, hati akan terus beraktivitas berpikir yang berkelanjutan dengan makrifat, kemudian selalu siap untuk menerima cahaya (Ilahi), sebagaimana diriwayatkan oleh Rasulullah SAW : “Siapa yang membiarkan perutnya lapar, maka pikiran dan pemahamannya akan membesar.” Begitu banyak lagi faedah dari lapar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar