Laman

Kamis, 04 Januari 2018

ARTI BAHAGIA


Sore singgah di saat belajar dari Alam belumlah selesai
Maka duduklah seorang sufi di tengah kebun berbincang dengan apapun yg di perhatikan.
Musim hujan sudah berlangsung selama dua bulan sehingga di mana-mana pepohonan tampak menjadi hijau.
Sufi melihat ulat.
Seekor ulat menyeruak di antara daun-daun hijau yang bergoyang-goyang diterpa angin.
Apa kabar daun hijau!!! katanya. Tersentak daun hijau menoleh ke arah suara yang datang.
Oo, kamu ulat. Badanmu kelihatan kecil dan kurus, mengapa? tanya daun hijau.
Aku hampir tidak mendapatkan dedaunan untuk makananku. Bisakah engkau membantuku sobat? kata ulat kecil.
Tentu ... tentu ... mendekatlah ke mari.
Daun hijau berpikir, jika aku memberikan sedikit dari tubuhku ini untuk makanan si ulat, aku akan tetap hijau, hanya saja aku akan kelihatan belobang-lobang, tapi tak apalah
Perlahan-lahan ulat menggerakkan tubuhnya menuju daun hijau.
Setelah makan dengan kenyang, ulat berterima kasih kepada daun hijau yang telah merelakan bagian tubuhnya menjadi makanan si ulat. Ketika ulat mengucapkan terima kasih kepada sahabat yang penuh kasih dan pengorbanan itu, ada rasa puas di dalam diri daun hijau. Sekalipun tubuhnya kini berlobang di sana sini, namun ia bahagia bisa melakukan bagi ulat kecil yang lapar.
Luar biasa pengorbanan daun pikir sufi..
Tidak lama berselang ketika musim panas datang, daun hijau menjadi kering dan berubah warna. Akhirnya ia jatuh ke tanah, disapu orang dan dibakar.
Apa yang terlalu berarti di dalam hidup kita sehingga kita enggan berkorban sedikit saja bagi sesama? Toh akhirnya semua yang ada akan binasa.
Daun hijau yang baik mewakili orang-orang yang masih mempunyai hati bagi sesamanya.
Yang tidak menutup mata ketika melihat sesamanya dalam kesulitan. Yang tidak membelakangi dan seolah-olah tidak mendengar ketika sesamanya berteriak minta tolong.
Ia rela melakukan sesuatu untuk kepentingan orang lain dan sejenak mengabaikan kepentingan diri sendiri. Merelakan kesenangan dan kepentingan diri sendiri bagi sesama memang tidak mudah, tetapi indah..
Ketika berkorban, diri kita sendiri menjadi seperti daun yang berlobang, namun itu sebenarnya tidak mempengaruhi hidup kita. Kita akan tetap hijau, Allah swt akan tetap merawat dan memelihara kita.
Bagi daun hijau, berkorban merupakan satu hal yang mengesankan dan terasa indah serta memuaskan. Dia bahagia melihat sesamanya bisa tersenyum karena pengorbanan yang ia lakukan. Ia juga melakukannya karena menyadari bahwa ia tidak akan selamanya tinggal sebagai daun hijau. Suatu hari ia akan kering dan jatuh.
Demikianlah hidup kita, hidup ini hanya sementara kemudian kita akan mati. Itu sebabnya isilah hidup ini dengan perbuatan-perbuatan baik: saling berbagi nasehat dan melakukan pengorbanan, pengertian, kesetiaan, kesabaran dan kerendahan hati.
Jadikanlah berkorban itu sebagai sesuatu yang menyenangkan dan membawa sukacita tersendiri bagi anda. Dalam banyak hal kita bisa berkorban.
Bukankah Baginda Rasulullah selalu mengutamakan menolong banyak manusia
Bagaimana dengan kita ???
لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ"
السَّلاَمُ عَلَيْكُم وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Salam santun sahabat semuanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar