Laman

Kamis, 04 Januari 2018

HIDUPKAN KALBU, MESKI DALAM KEADAAN TIDUR

Dalam kitab Sirrul Asrar, Syekh Abdul Qadir
Al-Jailani menjelaskan bahwa, Jalan untuk
wushul (sampai) kepada Allah adalah
dengan menjaga amalan badan tetap
berada di jalan yang benar dengan
melakukan semua hukum syariat, baik di
siang hari atau malam.
Menurut beliau, kita harus mendisiplinkan
diri dengan berdzikir, baik secara jahr atau
khafi (secara terang atau secara samar).
Hukum berdzikir adalah
wajib dan harus dilakukan oleh semua
manusia yang ingin dekat kepada Allah.
Allah berfirman:
"Ingatlah Allah dalam keadaan berdiri,
duduk atau dalam keadaan berbaring, dan
mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi. (Qs Ali-Imran : 191).
Dzikir harus disertai dengan kesucian lahir
dan batin agar menghasilkan cahaya dzikir
di dalam batin. Dzikir dilakukan dalam
kesadaran yang terus menerus. Bahkan, saat
kita dalam keadaan tidur. Karena itu,
sebelum tidur pun kita diperintahkan
berdoa, berdzikir, bertasbih, dan membaca
Al-Quran. Kita harus tetap
menghidupkan kalbu setiap saat meskipun
dalam keadaan tidur.
Menurut Syekh Abdul Qadir, sebagaimana
kalbu yang
hidup, ia tidak pernah tidur, maka janganlah
mengira bahwa kalbu itu akan mati. Hal ini
sesuai dengan hadis Rasulullah,
"Kedua mataku tidur, tapi hatiku tidak
tidur,"(HR Al-Bukhari)
Maka, mari niatkan diri kita untuk berdzikir
dalam setiap keadaan, selalu menghidupkan
kalbu dengan kesadaran ruhani yang selalu
merindukan pertemuaan dengan Allah. Mari
menghidupkan kalbu dengan tahlil, tasbih,
tahmid, istighfar dan juga shalawat Nabi.
--Di kutip dari kitab Sirrul Asrar, karya
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani--


Tidak ada komentar:

Posting Komentar