Laman

Jumat, 14 Februari 2014

Kesucian jiwa

Kesucian jiwa adalah takwa, sedang kelepasan
jiwa dari suci adalah keburukannya.
Keburukan
jiwa bukanlah karena manusia. Untuk
membuktikan lihatlah kesucian jiwa yang
bernasab dari nenek moyang Ibrahim as. Semua
yang ada dalam jiwanya merdeka dari buruk dan
tetap tanpa nasfu. Ia mengalir hatinya tenteram.
Ia datang kepada makhluk yang bermacam
ragam mereka sama memalingkan jiwa merke
dari Ibrahim untuk memberi pertolongan. Ia
berkata : Aku tidak menghnedaki pertolongan
kalian untuk menyelmatkan daku.

Manakala telah
nyata keprasahan Ibrahim, Allah berfiman “pada
api” (wahai api) jadilah dingin dan membawa
selamat untuk Ibrahim.”

Pertolongan Allah tetap
atas orang-orang sabar. Ia bersama Dia di dunia
tanpa batas, dan kenikmatan-Nya di akhirat
tanpa ukur. Firman Allah : “Sesungguhna (Allah)
memberi pahala bagi orang-orang yang sabar
tanpa menngenal batas.”

Tidak ada kata tersembunyi bagi Allah, sesuatu
pun yang terbebankan atas manussia berdasar
kekuasaan-Nya. Bersabarlah bersama Dia setiap
waktu, sedang engkau melihat kehalusan dan
nikmat-Nya terlimpahkan atasmu.

Saja’ah
(menurut bahasa tasawuf berarti berani
berkorban dalam rangka menegakkan kalimat
Allah sepanjang msa), adalah sabar setiap masa.
“Sesungguhnya Allah besrt orang-orang yang
sabar.”

Syaikh Abdul Qadir AJ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar