Laman

Selasa, 11 Maret 2014

Kebun Mawar Rahasi


Hampir tujuh ratus tahun sejak Mahmud menanami kebunnya dengan mawar-mawar Cinta dan Kekaguman, Akal Budi dan Iluminasi Spiritual. Sejak itu, banyak yang telah mengembara di sana, berdiam di jalan-jalan rahasia dan memetik mekar-mekar bunga yang harum untuk dibawa pulang ke dunia bayang-bayang dan tak nyata. Apa warna mawar-mawar yang tidak bisa lekang ini? Apa keagungan abadi mereka, dan bebauan apa yang terhirup dari mereka sehingga tetap hidup melewati zaman-zaman? Puisi ini dibuka dengan pernyataan tentang eksistensi tunggal Sang Dzat Sejati, dan ilusi fatamorgana dunia. Bagaimana manusia bisa mencapai pengetahuan tentang Tuhan? Dengan pikiran, karena Pikiran berlalu dari kesalahan menuju kebenaran.

Tetapi akal budi dan indera tidak mampu membinasakan kenyataan dunia fenomenal yang tampak ini. Akal budi yang memandang Cahaya Maha Cahaya telah terbutakan seperti seekor kelelawar yang terbutakan sinar matahari. Ia kemudian menjadi kesadaran yang muncul dalam jiwanya yang hampa.

Pada titik ini (pembasmian diri) memungkinkan bagi manusia untuk menatap cahaya Ruh. Di dunia ini terpantullah beragam atribut Sang Wujud, dan setiap atom Tak-Wujud merefleksikan satu atribut Ilahi: Setiap atom bersembunyi di balik selubungnva kecantikan yang menakjubkan jiwa dari wajah Sang Kekasih.

Dan atom-atom ini sangat merindu untuk bergabung kembali dengan sumber mereka. Perjalanan menuju Sang Kekasih hanya memiliki dua tahapan: mematikan diri dan menyatu dengan Sang Kebenaran.

Dua tahapan ini “perjalanan ke atas menuju Tuhan” dan “perjalanan turun menuju Tuhan” - adalah sebuah sirkuit. Barangsiapa yang telah mengitari sirkuit ini menjadi seorang manusia sempurna.

Ketika dilahirkan ke dunia ini, manusia dikuasai oleh nafsu-nafsu setan, dan jika dia memberikan jalan kepada nafsu-nafsu itu maka jiwanya akan tersesat. Tetapi pada masing-masing jiwa ada sebuah insting kepada Tuhan dan kerinduan kepada kesucian. Jika kehendak manusia mendorong insting ini dan mengembangkan kerinduan ini, semburat cahaya Ilahi akan menyiraminya, dan dia, dengan rasa penyesalan, berpaling dan berjalan menuju Tuhan; setelah berhasil mengesampingkan keakuan, dia akan bertemu dan menyatu dengan Sang Kebenaran dalam ruh.

Inilah keadaan suci para wali dan rasul. Tetapi manusia tidak boleh beristirahat dalam kesatuan Ilahiah ini. Dia harus kembali kepada dunia tak hakiki ini, dan dalam perjalanan turun ke bumi ini harus tetap menjaga hukum dan keimanan manusia umumnya. Eksistensi fenomenal ini, yakni, Tak-Wujud, adalah sebuah ilusi yang ditipekan dengan mempertimbangkan ketidaknyataan gema-gema dan refleksi-refleksi dan dengan merenungkan masa silam dan masa depan, dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi, yang sesaat eksistensi mereka tampak nyata, tetapi tenggelam ke masa silam menjadi samar dan berbayang.

Disposisi-disposisi yang diperoleh manusia dalam hidup ini di dunia esok akan dimanifestasikan ke dalam tubuh-tubuh spiritual; setiap bentuk akan sesuai dengan kehidupan masa silam. Gagasan material Surga dan neraka selanjutnya akan dikenal sebagai kisah yang ganjil. Tak ada sifat atau distingsi akan tetap sama untuk kehendak yang sempurna. Maka minumlah dengan piala kesatuan dengan Tuhan. Yang demikian adalah harapan kaum Sufi, tetapi di dunia ini kemabukan dari piala kesatuan diikuti oleh kepeningan perpisahan.

Pohon Pusat Keindahan

Di seluruh kebun rahasianya Mahmud telah menanamkan mawar-mawar Akal Budi, Keyakinan, Pengetahuan dan Keimanan; mereka sedang bermekaran di mana-mana, indah dalam warna Kebenaran dan Kemurnian yang penuh semangat. Tetapi di dalam pusat inilah kita temukan sebatang pohon Mawar keagungan yang tiada bandingannya, yang berkilauan dengan mekar-mekar pengabdian cinta; inilah pohon yang ditanam Mahmud dengan sepenuh kekaguman jiwa - penggambaran wajah sempurna Sang Kekasih. Di tempat ini kita terpaku dan terpesona, dan dalam ketenangan mistis kita tampak mendengar suara, dalam kerinduan cinta yang panjang, jiwa yang menanam pohon-Mawar ini, menggemakan perkataan yang sublim:

Lihat hanya Satu,
katakan hanya Satu,
kenal hanya Satu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar