Laman

Jumat, 25 Juli 2014

FUTUHUL GHOIB AJARAN 17 & 18

AJARAN 17

Yang dimaksud dengan dekat dan bersatu dengan Tuhan itu ialah, kamu mengosongkan hati kamu dari mahluk, hawa nafsu dan lain-lain selain Allah, sehingga hati kamu hanya dipenuhi oleh Allah dan perbuatan-Nya saja. Kamu tidak bergerak, kecuali dengan kehendak Allah saja. Kamu akan bergerak jika Allah menggerakkan kamu. Keadaan seperti ini dinamakan ‘fana’. Fana inilah yang dimaksud dengan ‘bersatu dengan Tuhan’. Tetapi harus diingat, bahwa bersatu dengan Tuhan itu tidak seperti bersatu dengan mahluk atau dengan yang selain Tuhan.

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Al-Khaliq itu tidak sama dengan apa saja yang kamu duga. Hanya orang yang telah mengalami dan menyadari bersatu dengan Tuhan itu sajalah yang dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan ‘bersatu dengan Tuhan’ itu. Orang yang belum pernah merasakan atau mengalaminya tidak akan dapat mengerti apa yang dimaksud dengannya. Setiap orang yang pernah merasakan pengalaman tersebut mempunyai perasaan dan pengalaman tersendiri. Dan masing-masing mempunyai perasaan dan pengalaman yang tersendiri pula.

Pada setiap Nabi, Rasul dan Wali Allah terdapat rahasia. Masing-masing mempunyai rahasianya tersendiri. Seseorang tidak akan dapat mengetahui rahasia seseorang lainnya. Kadang-kadang seorang murid mempunyai rahasia yang tidak diketahui oleh gurunya. Ada kalanya pula, rahasia yang dimiliki oleh guru itu tidak dapat diketahui oleh muridnya, meskipun murid itu sudah hampir sederajat dengan gurunya. Apabila seorang murid dapat mencapai keadaan kerohanian yang ada pada gurunya, maka murid itu diperintahkan untuk memisahkan dirinya dari gurunya itu. Dengan kata lain, dia sekarang telah setarap dengan gurunya. Murid itupun berpisahlah dari gurunya dan Allah sajalah yang menjadi penjaganya. Kemudian Allah akan memisahkannya dari seluruh mahluk.

Bolehlah diibaratkan bahwa guru itu laksana ibu dan murid itu laksana bayinya yang masih menyusu. Apabila si bayi telah mencapai usia dua tahun, maka berhentilah dia meyusu dari ibunya. Tidak ada lagi kebergantungan kepada mahluk, setelah hawa nafsu amarah dan kehendak-kehendak kemanusiaan hapus. Guru atau syaikh itu hanya diperlukan selagi murid masih mempunyai hawa nafsu angkara murka dan kehendak-kehendak badaniah yang perlu dihancurkan. Setelah semua itu hilang dari hati si murid tadi, maka guru itu tidak lagi diperlukan, karena si murid sekarang sudah tidak lagi memiliki kekurangan atau dia telah sempurna.

Oleh karena itu, apabila kamu telah bersatu dengan Tuhan, maka kamu akan merasa aman dan selamat dari apa saja selain Dia. Kamu akan mengetahui bahwa tidak ada yang wujud melainkan Dia saja. Kamu akan mengetahui bahwa untung, rugi, harapan, takut dan bahkan apa saja adalah dari dan karena Dia juga. Dia-lah yang patut ditakuti dan kepada Dia sajalah meminta perlindungan dan pertolongan. Karenanya, lihatlah selalu perbuatan-Nya, nantikanlah selalu perintah-Nya dan patuhlah selalu kepada-Nya. Putuskanlah hubunganmu dengan apa saja yang bersangkutan dengan dunia ini dan juga dengan akhirat. Janganlah kamu melekatkan hatimu kepada apa saja selain Allah.

Anggaplah seluruh yang dijadikan Allah ini sebagai seorang manusia yang telah ditangkap oleh seorang raja yang agung dan gagah; raja itu telah memotong kaki dan tangan orang tadi dan menyalibnya pada sebatang pohon yang terletak di tepi sebuah sungai yang besar lagi dalam, raja itu bersemayam di atas singgasana yang tinggi dengan dikawal oleh hulu balang yang gagah berani yang dilengkapi persenjataan yang lengkap dan raja itu melempar orang tadi dengan seluruh senjata yang ada padanya. Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melihat keadaan ini, lalu memalingkan pandangannya dari raja itu dan takut kepadanya, sebaliknya ia berharap dan meminta kepada orang itu dan bukannya kepada raja yang agung itu ?Jika ada orang yang gentar dan takut kepada orang yang tersalib itu, dan bukannya kepada raja, maka orang ini adalah orang yang bodoh, gila dan tidak sadar.

Oleh karena itu, mintalah perlindungan kepada Allah dari menjadi buta setelah Dia memberikan penglihatan, dari berpisah setelah disatukan-Nya, dari berjauhan setelah didekatkan-Nya, dari tersesat setelah Dia memberikan petunjuk dan dari kekufuran setelah Dia memberikan keimanan.

Dunia ini bagaikan sebuah sungai yang lebar, airnya senantiasa mengalir dan selalu bertambah setiap hari. Begitu juga halnya dengan nafsu kebinatangan, manusia itu selalu merasa tidak puas, semakin tampak dan semakin tak sadarkan diri. Hidup manusia di dunia ini senantiasa penuh dengan ujian dan cobaan. Di samping mendapatkan kebahagiaan, kadangkala manusia juga dikelilingi oleh penderitaan.

Orang yang mempunyai akal pikiran yang sempurna, mau berpikir dan mengetahui hakekat, akan mengetahui bahwa pada hakekatnya tidak ada kehidupan yang sebenarnya melainkan kehidupan akhirat saja. Oleh karena itu, Nabi besar Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada kehidupan, kecuali kehidupan di akhirat.” Bagi orang yang beriman, hal ini adalah benar. Nabi Muhammad selanjutnya mengatakan, “Dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir.” Nabi juga pernah menyatakan bahwa, “Orang yang baik itu terkekang.”

Pada hakekatnya, kesentosaan dan kebahagiaan itu terletak dalam hubungan yang langsung dengan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tawakal yang bulat kepada-Nya dan senantiasa ridha dengan-Nya. Jika kamu telah dapat melakukan hal yang demikian itu, maka bebaslah kamu dari dunia ini dan Allah akan memberimu kesenangan, keselamatan, kesentosaan, kasih sayang dan ridha Illahi.

AJARAN 18

Kunasehatkan kepadamu supaya kamu tidak muram atau mengeluhkan tentang kesusahan yang menimpa kamu dan mengadukannya kepada sahabatmu atau musuhmu. Dan jangan pula kamu menyalahkan Tuhanmu yang menjadikan kesusahan atau ujian itu. Adalah lebih baik kamu menerangkan kebaikan yang diberikan Allah kepadamu dan kesyukuranmu terhadap kebaikan itu. Kamu berbuat bohong dengan menerangkan kesyukuranmu atas karunia apa saja adalah lebih baik daripada kamu menyatakan dan menghebohkan dengan benar kesusahan yang kamu alami. Siapakah orangnya yang tidak pernah mendapatkan karunia Allah ? Allah SWT berfirman, “Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung ni’mat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zhalim dan sangat mengingkari (ni’mat Allah)” (QS 14:34)

Berapa banyakkah karunia yang telah diberikan Allah kepadamu, sehingga kamu masih tidak sadar juga ? Janganlah kamu merasa senang kepada mahluk, janganlah kamu cinta kepada mahluk dan janganlah kamu menceritakan hal ihwal kamu kepada siapapun. Hendaklah cintamu itu kamu tujukan hanya kepada Allah semata, hendaklah kamu hanya merasa senang kepada-Nya dan hendaklah kamu mengadukan kesusahanmu hanya kepada-Nya pula.

Janganlah kamu melihat yang lain selain Allah, karena yang lain selain Allah iti tidak dapat memberikan mudharat atau manfaat, untung atau rugi, kebaikan atau kejahatan, menghina atau memuliakan, meninggikan atau merendahkan, memiskinkan, menggerakkan dan mendiamkan. Segala apa saja selain Allah, itu adalah ciptaan Allah dan berada di dalam kekuasaan-Nya serta pergerakan merekapun dengan ijin dan kehendak-Nya pula. Mereka akan tetap ada, selagi Allah masih menghendaki mereka untuk ada. Segala sesuatu itu ada di dalam masa yang telah ditentukan oleh Allah. Apa yang telah didahulukan tidak dapat dikemudiankan, dan apa yang telah dikemudiankan tidak dapat di didahulukan. Jika Allah hendak menimpakan bahaya kepada kamu, maka tidak ada yang dapat mengelakkan bahaya itu selain Dia juga. Jika Dia hendak memberikan kebaikan kepada kamu, maka tidak ada yang dapat mengelakkan kebaikan itu datang kepadamu, selain Dia jua.

Oleh karena itu, jika kamu muram dan mengeluh karena hatimu tidak puas ketika kamu mendapatkan kesenangan dan kemewahan, hanya lantaran kamu menginginkan untuk dilebihi dan ditambah nikmat kemewahan dan kesenangan itu, dan kamu menutup mata dari kesenangan dan kemewahan yang telah ada pada kamu dengan menuduh bahwa Allah SWT itu tidak berbuat baik kepadamu, maka Dia akan murka kepadamu, akan menarik kembali kesenangan dan kemewahan dari kamu, akan menyusahkanmu lebih berat lagi dan kamu akan dijauhkan daripada-Nya.

Maka, janganlah kamu mengeluh dan merintihm walaupun badanmu dipotong-potong dengan gunting. Peliharalah diri kamu. Takutlah kepada Allah dan berhati-hatilah.

Sesungguhnya kebanyakan bencana yang menimpa anak Adam itu adalah akibat keluhan dan ketidak ridhaan terhadap Allah. Patutkah seorang hamba Allah untuk mengeluh, muram dan tidak berpuas hati, padahal Allah itu Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Adil, Maha Tahu dan Maha Bijaksana ?

Nabi Muhammad pernah bersabda, “Kasih Allah kepada hamba-Nya adalah melebihi kasih ibu kepada anaknya.”

Wahai manusia, tunjukkanlah sopan santunmu yang baik. Bersabarlah di dalam menghadapi kesusahan, walaupun kamu merasa lesu letih untuk bersabar itu. Bersabarlah, di samping kamu bertawakal dan berserah diri kepada Allah. Ridhalah dengan Dia.

Jika kamu masih mendapatkan dirimu masih ada, maka hapuskanlah ke-ada-an kamu itu. Jika kamu sudah tidak ada, maka berada di manakah kamu ? Pernahkah kamu mendengar firman Tuhan, “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS 2:216)

Pengetahuan tentang hakekat sesuatu telah jauh dari kamu dan kamu telah tertutup dari hakekat itu. Oleh karena itu, janganlah kamu menunjukkan ketidaksopananmu jika kamu menyukai atau tidak menyukai sesuatu. Jika kamu berada dalam peringkat pertama, yaitu peringkat orang-orang yang saleh, maka patuhlah kepada syari’at dalam semua perkara yang terjadi kepada kamu. Jika kamu berada pada peringkat kedua, yaitu peringkat wilayah (kewalian), maka ikutilah segala perintah dan janganlah kamu melampaui batas. Pada peringkat terakhir, hendaklah kamu ridha dengan ketentuan Allah, serasikanlah dirimu dengan-Nya, lenyaplah dan masuklah kamu ke dalam kedudukan dan posisi Abdal, Ghauts dan Shiddiq. Janganlah kamu mencoba menentang takdir, hadapkanlah selalu diri dan kehendak kamu kepada Allah dan janganlah kamu mengeluh dan tidak berpuas hati.

Apabila kamu telah berbuat demikian dan takdirmu adalah baik, maka Allah akan menambah lagi kebaikan untuk kamu, kehidupan yang sentosa dan kebahagiaan. Jika takdir untuk kamu itu tidak baik, maka Allah akan melindungi kamu dari perkara-perkara yang tidak baik itu melalui kepatuhan kamu kepada-Nya, dan Dia akan menghindarkan kamu dari kesalahan hingga berakhir masanya. Inilah nasehat untukmu.

Ketahuilah, bahwa di dalam diri manusia itu terdapat bermacam-macam kesalahan, dosa dan noda yang semua itu akan menjauhkan manusia dari Allah, kecuali jika manusia itu dibersihkan dari segala dosa dan noda itu. Tidak ada seorangpun yang dapat dekat dengan Allah, kecuali jika orang itu telah bersih dari kotoran takabur dan dosa, sebagaimana halnya orang itu tidak dapat duduk dekat raja, jika orang itu berbau busuk dan berbadan kotor. Oleh karena itu, bencana itu adaah pembersih dan penukar untuk mendapatkan yang baik. Nabi pernah bersabda, “Demam sehari itu akan menyapu bersih dosa setahun.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar