Laman

Jumat, 25 Juli 2014

FUTUHUL GHOIB AJARAN 37, 38, 39 & 40

AJARAN 37

Wahai orang-orang yang beriman, mengapa aku melihat ada di antara kamu yang merasa dengki dan iri hati kepada tetangga-tetangga kamu, karena mereka mendapatkan kelebihan karunia Allah yang berupa makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian dan sebagainya ? Tidakkah kamu mengetahui bahwa perasaan dengki itu akan mengubah keimananmu, menjauhkan diri kamu dari sisi Allah dan menyebabkan kamu dimurkai Allah ? Tidakkah kamu pernah mendengar bahwa Nabi SAW bersabda yang Allah berfirman, “Orang yang dengki itu adalah musuh kasih sayang kami.” ?

Mengapa kamu dengki kepada orang lain, hai manusia ? Dengkikah kamu kepada apa yang telah ditentukan Allah kepadanya ? Apa yang ada padanya itu, sebenarnya adalah karunia Allah juga. Maka, mengapa kamu merasa dengki ? Allah berfirman, “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu ? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS 43:32)

Jika kamu dengki kepada orang lain, maka sesungguhnya kamu adalah orang yang dholim. Kamu dholim terhadap orang yang telah diberi karunia oleh Allah. Padahal, karunia itu telah dikhususkan baginya dan bukan bagi orang lain. Jika kamu masih juga dengki kepada orang yang diberi karunia oleh Allah itu, maka hal itu menunjukkan bahwa kamu itu orang dholim, jahil dan jahat. Jika kamu mendengki orang lain, karena kamu mengira bahwa yang dimilikinya itu adalah bagian kamu, maka kamu adalah orang jail. Sebab, apa yang telah ditentukan untuk kamu itu tidak akan lepas ke tangan orang lain, melainkan pasti akan kamu dapati. Allah tidak dholim, sebagaimana firman Allah yang maksudnya kurang lebih, “Ayat yang datang dari Kami tidak boleh diubah-ubah, dan Kami tidak dholim kepada haba-hamba Kami.”

Allah tidak dholim. Dia tidak akan mengambil dari kamu apa yang telah ditentukan untukmu lalu diberikan-Nya kepada orang lain. Tidak. Apa yang telah ditentukan untuk kamu, pasti akan kamu dapatkan. Dan apa yang telah ditentukan untuk orang lain, pasti akan ia dapatkan. Oleh karena itu, janganlah kamu dengki kepada orang lain. Lebih baik kamu mendengki bumi yang menjadi toko harta benda dunia seperti mas, perak dan intan berlian sebagai simpanan raja-raja dahulu kala seperti ‘Ad, Tsamud dan raja Persia dan Romawi. Kamu lebih baik mendengki semua ini daripada mendengki saudara-saudara kamu.

Ibarat orang yang melihat seorang raja yang agung dan mempunyai tentara yang banyak sekali, mengontrol daratan dan lautan luas serta memungut pajak untuk keperluannya sendiri dan kerakusannya sendiri. Melihat keadaan ini, orang itu tidak dengki kepadanya, tetapi dia dengki melihat seekor anjing liar yang datang pada malam hari mendekati dapur istana raja itu untuk mencari makanan dari sisa-sisa makanan yang dibuang oleh tukang masak dan makanan itu sudah busuk dan basi. Orang itu dengki kepada anjing liar itu, sehingga memusuhinya dan ingin membunuhnya. Apakah ini bukan suatu kebodohan ? Jika orang itu benar-benar dengki kepada anjing lapar itu dan ia tidak dengki kepada raja yang tamak itu, maka sebenarnya orang itu adalah orang yang jahil, bodoh dan tidak mau menimbang rasa.

Ketahuilah wahai insan, apakah yang akan dihadapi oleh tetanggamu itu di hari perhitungan kelak, sekiranya ia telah diberi nikmat oleh Allah dan karunia yang baik di dunia ini, tetapi ia tidak memanfaatkan karunia itu sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan oleh Allah, bahkan sebaliknya ia ingkar dan memusuhi Allah serta tidak patuh kepada-Nya. Ketahuilah, bahwa ia akan ditanya dan dimintai pertanggung jawabannya tentang apa yang telah ia perbuat dengan karunia itu. Jika karunia dan nikmat itu tidak ia pergunakan sesuai dengan keridhaan Allah, maka ia akan menyesal. Bahkan ia merasa bahwa lebih baik ia tidak menerima karunia itu di dunianya dulu. Apa yang ia sesalkan ? Sudah terlambat.

Nabi SAW pernah bersabda, “Sebenarnya ada segolongan manusia di hari perhitungan nanti yang menginginkan daging badannya dipotong-potong dengan gunting apabila mereka melihat balasan yang diterima oleh orang-orang yang mendapat azab dan kesusahan.”

Mungkin tetangga kamu itu, di akhirat kelak, ingin agar ia berada di tempat kedudukanmu dalam kehidupan dunia ini, manakala ia merasakan masa yang sangat panjang berada dalam perhitungan di hadapan Tuhan itu dengan merasakan kepedihan dan kesusahan berdiri selama 50.000 tahun di bawah panas terik matahari untuk dimintai pertanggungjawabannya tentang apa yang telah diperbuatnya dengan kekayaan yang diberikan Allah kepadanya dahulu, sedangkan sementara itu kamu berada dalam perlindungan Allah: makan, minum, bersenang-senang dan bersuka ria, karena kamu telah sabar dalam menempuh kesusahan hidup di dunia ini sambil ridha dengan ketentuan Allah, menyesuaikan diri kamu dengan Allah dan kamu tidak mendengki orang lain lantaran ia diberi kelebihan kehidupan dunia oleh Allah. Semoga Allah menjadikan aku dan kamu bersabar di dalam menempuh godaan dan perjuangan hidup di dunia ini serta bersyukur kepada-Nya karena karunia-Nya yang tidak terhingga kepada kita sekalian. Mudah-mudahan kita bertawakal kepada Allah, Tuhan sekalian alam.

AJARAN 38

Barangsiapa menjalankan tugas-tugasnya karena Allah dengan ikhlas dan benar, maka ia tidak akan terpengaruh oleh apa saja selain Allah. Wahai manusia, janganlah kamu menuntut apa yang tidak ada pada kamu. Bertauhidlah kepada Allah dan janganlah kamu menyekutukan Dia dengan apa saja. Jadikanlah diri kamu sasaran anak panah takdir yang akan mengena dirimu, bukan untuk membunuh melainkan untuk mencederakan kamu. Barangsiapa yang luluh hatinya karena Allah, maka ia akan menerima balasan dari Allah.

AJARAN 39

Mengambil sesuatu berdasarkan hawa nafsu kebinatangan, tanpa ada perintah dari Allah, berarti menyeleweng dari tugas kamu terhadap Allah dan melawan kebenaran. Sedangkan mengambil sesuatu tanpa didorng oleh hawa nafsu kebinatangan adalah suatu kebaikan dan sejalan dengan kebenaran atau yang haq. Dan jika berlawanan dengan kebenaran itu, maka itu adalah perbuatan yang tidak ikhlas dan sikap munafiq.

AJARAN 40

Janganlah kamu mengira bahwa diri kamu termasuk dalam golongan kerohanian, kecuali jika kamu telah menjadi musuh diri kamu, terpisah dari anggota-anggota badan kamu, kaki dan tangan kamu serta memutuskan hungunganmu dengan wujud kamu, dengan gerak dan diam kamu, dengan pendengaran dan penglihatan kamu, dengan percakapan dan pegangan kamu, dengan usaha dan tindak tanduk kamu dan dengan apa saja yang kamu anggap datang dari diri kamu sendiri. Setelah semua itu lenyap, maka barulah wujud kerohanian dihembuskan kepada kamu, karena semua itu adalah tabir yang menghalangi kamu dengan Tuhan kamu. Apabila ruh kamu telah bersih dan suci, maka rahasia di atas segala rahasia dan yang ghaib dari segala yang ghaib akan terbuka bagi kamu akan dapat membedakan antara musuh dengan sahabat dan yang haq dengan yang batil serta tauhid dengan syirik.

Allah SWT berfirman lewat lidah Ibrahim as, “Karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam.” (QS 26:77)

Yang dimaksud dengan musuh di sini adalah berhala. Oleh karena itu anggaplah diri kamu dan seluruh mahluk ini sebagai berhala, dan dengan demikian, janganlah kamu mematuhi dan menuruti semua itu. Hanya dengan itu saja kamu akan dikaruniai rahasia-rahasia dan ilmu-ilmu ketuhanan serta perkara-perkara yang jarang ditemui orang. Kemudian kamu akan diberi kekuasaan untuk menjadikan dan keramat, dan ini adalah suatu macam kekuasaan yang diberikan Allah kepada orang-orang yang percaya kepada Allah dan perkara ghaib.

Apabila kamu berada dalam keadaan seperti ini, maka seakan-akan kamu bangkit kembali hidup sesudah mati di hari akhir. Jadi, semata-mata kamu adalah manifestasi kekuasaan Allah. Kamu mendengar melalui Allah, melihat melalui Allah, berbicara melalui Allah, memegang melalui Allah, berjalan melalui Allah, mengetahui melalui Allah dan susah serta sentosa melalui Allah. Sehingga kamu buta terhadap apa saja selain Allah dan tuli terhadap apa saja selain Dia. Selagi kamu memperhatikan batas-batas hukum dan mengikuti undang-undang Tuhan, maka tidak ada sesuatupun yang tampak ada oleh pandanganmu, kecuali wujud Allah. Jika ada diantara kehendak-kehendak hukum Allah yang hilang dari dalam diri kamu, maka ketahuilah bahwa kamu sedang diuji dan dipermainkan oleh setan. Oleh karena itu, kembalilah untuk mengikuti hukum-hukum Allah, berpegang teguh kepada-Nya dan jauhkan diri kamu dari nafsu kebinatanganmu. Sebab, setiap perkara yang tidak sah menurut hukum-hukum atau undang-undang Allah adalah tidak termasuk dalam iman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar