Laman

Jumat, 25 Juli 2014

FUTUHUL GHOIB AJARAN 28 29 & 30

AJARAN 28

Kamu menginginkan kesentosaan, kebahagiaan, keselamatan, kedamaian, keberkatan dan kemerdekaan, sedangkan kamu masih saja berada dalam proses penghapusan nafsu-nafsu kebinatanganmu, kamu masih berjuang dengan hawa nafsumu, masih juga ingin kembali ke dunia atau ke akhirat dan masih ada sisa-sisa semua itu dalam diri kamu. Berjuanglah lagi sampai kamu kuat. Jangan terburu-buru. Berjalanlah dengan lambat, asalkan kamu selamat. Bersihkan diri kamu dari sisa-sisa semua itu. Kamu belum masuk ke dalam ‘fana’, selagi kamu masih mempunyai keinginan-keinginan kepada dunia atau mahluk-mahluk lain. Dengan lain perkataan, kamu masih juga menginginkan selain Allah. Jika kamu telah dapat melepaskan hati kamu dari apa saja selain Allah, maka barulah kamu terlepas dari ikatan-ikatan yang menambat kamu untuk menuju kepada Allah. Apabila kamu telah terlepas dari semua itu dan kamu sedang berada di hadapan Allah, maka kamu akan dimuliakan dan firman Allah berikut ini akan ditujukan kepada kamu, “Dan raja berkata, “Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang rapat kepadaku.” Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia berkata, “Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami.” (QS 12:54)

Setelah itu, barulah kamu akan diberi kebahagiaan, kesentosaan, kasih saying dan ridha Illahi. Kamu akan didekatkan kepad-Nya dan segala rahasia Illahi tidak lagi tertutup bagi kamu. Kamu akan dibebaskan dari seluruh keperluan apa saja dan kamu berada di sisi Tuhan.

Tidakkah kamu melihat mas, baik buatannya itu baik maupun buruk, dari berbagai bentuk dan rupa, bertukar-tukar tangan pada pagi hari ataupun petang hari, dari dan ke tangan penjual barang, penjual obat, penjual daging, tukang kulit, tukang kayu, penjual minyak, tukang sapu dan orang-orang lainnya ? Mas-mas itu dipungut, dikumpulkan dan diletakkan dalam alat pelebur oleh tukang-tukang mas, lalu dilebur dengan menggunakan api. Setelah itu, mas-mas itu dikeluarkan dari tempat pelebur itu, ditumbuk, dilembutkan dan diukir supaya menjadi alat perhiasan yang indah. Mas itu dijadikan perhiasan dan disimpan di tempat-tempat yang aman, rumah-rumah orang kaya, di dalam lemari, di dalam peti dan lain sebagainya. Mas itu juga mungkin dijadikan perhiasan badan oleh kaum wanita. Boleh jadi orang yang memakainya itu adalah seorang yang ternama atau raja-raja. Begitulah mas itu diambil dari tempatnya semula sampai berada di tempat-tempat yang baik seperti istana-istana dan lain sebagainya. Oleh karena itu, wahai orang-orang yang beriman, jika kamu bersabar dan mengikuti takdir Illahi serta dengan tulus ikhlas berserah diri kepada Allah dalam seluruh keadaan, maka kamu akan didekatkan oleh Allah ke sisi-Nya dalam dunia fana ini dan kamu akan dikaruniai ilmu-nya dan ilmu-ilmu serta rahasia-rahasia lainnya, kemudian di akhirat kelak kamu akan ditempatkan di dalam surga yang aman damai beserta para Rasul, para Nabi, orang-orang shiddiq, para syuhada dan orang-orang saleh di dalam kedekatannya kepada-Nya dan di dalam rumahnya dengan menikmati kasih saying-Nya.

Oleh karena itu, bersabarlah dan janganlah terburu-buru. Ridhalah dengan takdir Illahi dan janganlah muram, karena jika kamu berbuat demikian, kamu akan sulit untuk mendapatkan ampunan-Nya, ilmu-Nya, kasih saying-Nya dan keridhaan-Nya.

AJARAN 29

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Kemiskinan itu hampir dapat membawa kekufuran.”

Orang yang benar-benar hamba Allah akan percaya kepada-Nya dan menyerahkan seluruh keadaan dirinya kepada-Nya. Ia percaya kepada karunia-Nya, pemberian rizki-Nya dan yakin bahwa apa saja yang telah ditetapkan oleh Allah baginya, pasti akan ia dapati serta apa saja yang dijauhkan oleh Allah darinya, pasti tidak akan ia dapati.

Firman Allah, “Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS 65:2-3)

Allah berfirman demikian itu, ketika hamba-Nya berada dalam keadaan senang dan damai. Kemudian Allah mengujinya dengan bencana dan kemiskinan, maka hamba itupun bermohon dan menyerahkan dirinya kepada Allah, namun Allah tidak menghindarkan bencana dan kemiskinan itu darinya. Ketika itu betullah apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, “Kemiskinan itu hampir dapat membawa kekufuran.”

Mereka yang dilayani oleh Allah dengan lemah lembut, akan dihindarkan oleh Allah dari bencana dan kemiskinan itu. Mereka diberi kesentosaan, keamanan dan kekuatan untuk bersyukur kepada-Nya dan memuji-Nya. Mereka terus berada dalam keadaan seperti itu sampai bertemu dengan Tuhan mereka. Apabila Allah hendak menguji mereka, maka Allah mendatangkan malapetaka kepada mereka dan memutuskan pertolongan-Nya. Kemudian, merekapun menunjukkan kekufurannya dengan menyalahkan dan menuduh Allah tidak mengasihi dan menolong mereka. Maka matilah mereka dalam kekufuran dan ingkar kepada tanda-tanda Allah serta marah kepada-Nya. Kepada orang semacam inilah Nabi bersabda, yang maksudnya kurang lebih adalah, “Sesungguhnya orang yang paling berat hukumannya di hari berbangkit adalah orang yang diberi kemiskinan di dunia ini dan hukuman di akhirat kelak. Kami berlindung kepada Allah dari yang demikian itu.”

Kemiskinan yang dimaksud dalam sabda beliau itu adalah kemiskinan yang menyebabkan seseorang lupa kepada Allah. Dari kelupaan semacam inilah beliau memohon untuk dilindungi. Kepada beliau Allah melimpahkan kesabaran, tawakal, ridha dan fana dalam perbuatan Allah. Beliau adalah manusia pilihan, Rasul-Nya, pemimpin seluruh Nabi, raja seluruh Wali, yang dipertuan-agungkan oleh seluruh hamba Allah, seorang alim dan seorang yang besar di sisi Tuhan, yang dapat memberikan syafa’at dan bimbingan kepada seseorang untuk sampai ke hadirat Tuhan serta sekalian alam. Allah memelihara beliau dengan kasih sayang-Nya, baik pada waktu siang maupun malam hari, baik di kala beliau sendirian maupun di kala beliau berada di tengah-tengah khalayak ramai dan baik secara terang-terangan maupun secara sembunyi, sampai beliau kembali menemui Tuhannya.

AJARAN 30

Mungkin kamu bertanya-tanya, “Apa yang harus aku lakukan dan cara apa yang harus aku pergunakan untuk mencapai tujuanku ?” Untuk ini, kamu diperintahkan untuk menetap di tempatmu dan jangan melanggar batasmu sampai diberi jalan oleh Allah yang memerintahkan kepadamu untuk menetap di tempat manapun kamu berada.

Allah berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap-siap di perbatasan negerimu dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS 3:200)

Wahai orang-orang yang beriman, Allah menyuruhmu supaya bersabar, berlomba-lomba dalam kesabaran, berpegang teguh kepada kesabaran itu dan senantiasa berhati-hati. Semua ini dijadikan sebagai bagian dari diri kamu. Selanjutnya, kamu diperintahkan supaya ta’at kepada Allah, jika kamu kehilangan kesabaran. Oleh karena itu, janganlah kamu menghilangkan kesabaranmu. Ketahuilah bahwa kebaikan dan keselamatan itu terletak pada kesabaran. Nabi Muhammad SAW telah bersabda, “Perumpamaan sabar dengan iman itu bagaikan kepala dengan badannya.”

Dinyatakan bahwa segala sesuatu itu akan ada balasannya sesuai dengan ukurannya masing-masing. Tetapi, balasan kesabaran itu tidak ada batasnya. Allah berfirman, “Katakanlah, “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, bertakwalah kepada Tuhanmu.” Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS 39:10)

Oleh karena itu, apabila kamu ta’at kepada Allah, bersabar dan selalu menjaga batas-batas yang telah ditentukan oleh Allah maka Allah akan memberi kamu pahala. Allah berfirman, “Apabila mereka telah mendekati akhir iddahnya, maka rujukilah mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah diberi pengajaran dengan itu orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS 65:2-3)

Tetaplah kamu bersabar bersama orang-orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sehingga jalan keluar datang kepadamu, karena Allah telah menjanjikan kecukupan kepadamu, sebagaimana firman-Nya di atas, “Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.”

Tetaplah kamu bersabar bertawakal kepada Allah bersama orang-orang yang berbuat baik kepada orang lain. Allah menjanjikan pahala untuk ini, seperti firman-Nya, “Ketika mereka duduk di sekitarnya.” (QS 85:6) dan Allah mengasihimu karena kebaikan ini, sebagaimana firman-Nya, “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS 3:133)

Karenanya, maka kesabaran adalah sumber segala kebaikan dan keselamatan, baik di dunia ini maupun di akhirat kelak. Dan melalui kesabaran ini, si Mu’min meningkat naik ke tarap keadaan berserah diri dengan tulus ikhlas kepada Allah, menyesuaikan dirinya dengan perbuatan Allah, dan kemudian ia mencapai keadaan tenggelam atau fana’ di dalam perbuatan Allah, dan ini adalah keadaan Badaliyyat atau Ghaibiyyat. Maka, hendaklah kamu bersungguh-sungguh untuk mencapai peringkat atau keadaan ini, supaya kamu tidak menjadi hina di dunia ini dan di akhirat kelak, dan supaya kamu tidak kehilangan kebaikan serta kenikmatan ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar