Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahu’anhu
menuturkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla membentangkan tangan-Nya di waktu
malam agar orang yang berbuat dosa di siang hari segera bertaubat. Dan
Allah bentangkan tangan-Nya di waktu siang agar orang yang berbuat dosa
di waktu malam hari segera bertaubat. Sampai matahari terbit dari tempat
tenggelamnya.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/26] cet.
Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua
umatku akan dimaafkan kecuali orang yang melakukan dosa secara
terang-terangan. Termasuk perbuatan dosa yang terang-terangan yaitu
apabila seorang hamba pada malam hari melakukan perbuatan (dosa) lalu
menemui waktu pagi dalam keadaan dosanya telah ditutupi oleh Rabbnya,
namun setelah itu dia justru mengatakan, ‘Wahai fulan, tadi malam saya
melakukan ini dan itu’. Padahal sepanjang malam itu Rabbnya telah
menutupi aibnya sehingga dia pun bisa melalui malamnya dengan dosa yang
telah ditutupi oleh Rabbnya itu. Akan tetapi pagi harinya dia justru
menyingkap tabir yang Allah berikan untuk menutupi aibnya itu.” (HR.
Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/225] cet. Dar
Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Sabar, Dunia hanya sebentar
Abu
Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Dunia adalah penjara bagi seorang mukmin dan surga
bagi orang kafir.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/214]
cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Anas bin Malik
radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Surga diliputi oleh perkara-perkara yang terasa tidak
menyenangkan, sedangkan neraka diliputi oleh perkara-perkara yang terasa
menyenangkan hawa nafsu.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi
[9/101] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Anas bin Malik
radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Ya Allah, tiada kehidupan yang sejati melainkan kehidupan
akherat…” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/260] cet. Dar al-Hadits
tahun 1424 H).
Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu’anhu meriwayatkan,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang
berusaha menjaga kehormatannya maka Allah pun akan mengaruniakan
iffah/terjaganya kehormatan kepadanya. Barangsiapa yang melatih diri
untuk bersabar maka Allah akan jadikan dia penyabar. Barangsiapa yang
melatih diri untuk senantiasa merasa cukup maka niscaya Allah akan beri
kecukupan untuk dirinya. Tidaklah kalian diberikan suatu karunia yang
lebih baik dan lebih lapang daripada kesabaran.” (HR. Bukhari, lihat
Fath al-Bari [11/343] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)
Jangan tertipu oleh dunia!
Amr bin Auf radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah kemiskinan yang kukhawatirkan
menimpa kalian. Akan tetapi sesungguhnya yang kukhawatirkan menimpa
kalian adalah ketika dunia dibentangkan untuk kalian sebagaimana
dibentangkan kepada orang-orang sebelum kalian sehingga kalian pun
berlomba-lomba untuk meraupnya sebagaimana dahulu mereka berlomba-lomba
mendapatkannya. Dan dunia mencelakakan kalian sebagaimana dulu dunia
telah mencelakakan mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim
li an-Nawawi [9/216] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003 dan Fath
al-Bari [11/274] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)
‘Aisyah
radhiyallahu’anha menceritakan, “Keluarga Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam sejak awal tiba di Madinah tidak pernah sampai merasakan
kenyang karena menyantap hidangan gandum halus selama tiga malam
berturut-turut sampai beliau meninggal.” (HR. Bukhari, lihat Fath
al-Bari [11/327] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)
‘Aisyah
radhiyallahu’anha menceritakan, “Keluarga Muhammad shallallahu ‘alaihi
wa sallam tidak pernah memakan dua jenis makanan dalam sehari kecuali
salah satunya pasti kurma kering.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari
[11/329] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)
Ikhlaslah!
Abu
Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda, “Allah tabaraka wa ta’ala berfirman, ‘Aku adalah
Dzat yang paling tidak membutuhkan sekutu. Barangsiapa yang melakukan
suatu amalan yang di dalamnya dia mempersekutukan selain-Ku bersama
dengan diri-Ku maka akan Kutinggalkan dia bersama kesyirikannya.” (HR.
Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/232] cet. Dar Ibnu al-Haitsam
Tahun 2003)
Sa’ad bin Abi Waqqash radhiyallahu’anhu meriwayatkan,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah
mencintai hamba yang bertakwa, kaya jiwanya (merasa cukup), dan
tersembunyi (tidak suka menonjol-nonjolkan diri, pent).” (HR. Muslim,
lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/220] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun
2003)
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah kekayaan yang sejati
itu kekayaan yang berupa melimpahnya perbendaharaan dunia. Akan tetapi
kekayaan yang sesungguhnya adalah kekayaan di dalam hati -merasa cukup
dengan pemberian Allah, pent-.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari
[11/306] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)
Kenikmatan tiada tara menanti di sana…
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah ‘azza wa jalla berfirman, ‘Aku telah
persiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang soleh kenikmatan yang belum pernah
dilihat mata, belum pernah terdengar telinga, dan belum pernah terlintas
dalam hati manusia.’.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim li
an-Nawawi [9/102] cet. Dar Ibnu al-Haitsam Tahun 2003)
Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barangsiapa yang masuk surga maka dia akan selalu senang dan
tidak akan merasa susah. Pakaiannya tidak akan usang dan kepemudaannya
tidak akan habis.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/110]
cet. Dar Ibnu al-Haitsam tahun 2003)
Abdullah bin Umar
radhiyallahu’anhuma meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Apabila para penduduk surga telah memasuki surga dan
para penduduk neraka pun telah memasuki neraka maka didatangkanlah
kematian hingga diletakkan di antara surga dan neraka, kemudian kematian
itu disembelih. Lalu ada yang menyeru, ‘Wahai penduduk surga, kematian
sudah tiada. Wahai penduduk neraka, kematian sudah tiada’. Maka penduduk
surga pun semakin bertambah gembira sedangkan penduduk neraka semakin
bertambah sedih karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim
li an-Nawawi [9/120-121] cet. Dar Ibnu al-Haitsam tahun 2003)
Saudariku, jangan kau seperti mereka!
Abu Hurairah radhiyallahu’anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua kelompok manusia calon penghuni
neraka yang belum pernah kulihat keduanya. Suatu kaum yang membawa
cemeti seperti ekor sapi yang dengannya mereka memukuli manusia. Dan
kaum perempuan yang berpakaian tapi telanjang, yang menyimpang dan
mengajak orang lain untuk ikut menyimpang. Kepala mereka seperti punuk
onta yang miring. Mereka tidak akan masuk surga, dan tidak akan mencium
baunya. Padahal baunya akan bisa tercium dari jarak perjalanan sekian
dan sekian.” (HR. Muslim, lihat Syarh Muslim li an-Nawawi [9/124] cet.
Dar Ibnu al-Haitsam tahun 2003)
Istiqomahlah!
‘Aisyah
radhiyallahu’anha menceritakan, “Amal yang paling disenangi oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah yang dikerjakan secara
terus menerus oleh pelakunya.” (HR. Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/332]
cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)
‘Aisyah radhiyallahu’anha
meriwayatkan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Berbuatlah sebaik dan selurus mungkin dan lakukan apa yang paling
mendekati ideal. Ketahuilah sesungguhnya bukan amal kalian semata yang
bisa memasukkan kalian ke surga. Dan sesungguhnya amal yang paling
dicintai Allah adalah yang paling kontinyu walaupun hanya sedikit.” (HR.
Bukhari, lihat Fath al-Bari [11/335] cet. Dar al-Hadits tahun 1424 H)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar