Laman

Rabu, 12 Juli 2017

Sembahlah Aku



Jangan kau sembah Zat-Ku
Jangan kau sembah Sifat-Ku
Jangan kau sembah Asma-Ku
Jangan kau sembah afal-Ku
Sembahlah AKU

"Allah menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat."
(Q.S. As-Saffat:96)

"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia."
(Q.S. Asy-Syura:11)

"Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu."
(Q.S. Al-an`am:164)

"Jangan kausembah Zat-Ku; jangan kausembah Sifat-Ku; jangan kau sembah Asma-Ku; jangan kausembah afal-Ku. Sembahlah AKU."
[Hadis Qudsi]

Jika pengetahuan seseorang hanya sampai pada Afal Allah,
sampailah ia hanya pada Perbuatan-Perbuatan Allah saja.
Jika pengetahuan seseorang hanya sampai pada Asma Allah,
sampailah ia hanya pada Nama-Nama Allah saja.
Jika pengetahuan seseorang hanya sampai pada Sifat Allah,
sampailah ia hanya pada Sifat-Sifat Allah saja.
Jika pengetahuan seseorang hanya sampai pada Zat Allah,
sampailah ia hanya pada Zat Allah saja.
Jika pengetahuan seseorang sampai ke Allah,
sampailah ia pada Allah.

Zat Allah = Nur Ilahi = Cahaya Tuhan
Cahaya Tuhan, bukan Tuhan.
Tuhan bukan berupa Cahaya
Zat Allah = ruh (pada manusia)
Allah bukan berupa ruh.
Pada manusia itu ada Zat Allah, tapi manusia bukan Allah.
KunciNya,
"Jgn Sampai Terlihat Adanya Diri" barulah Aku nyata sebenar2 nyata.



 Jadi Zat Allah yang meliputi sekalian alam itu disebut Nur Ilahi, sedangkan Zat Allah yang ada pada diri manusia itu disebut ruh. Ruh dan Nur Ilahi ini Zat Allah yang sama, bukan berbeda. Ruh dan Nur Ilahi ini esa, bukan becerai. Itu-itu juga, hanya yang pada manusia itu sebutannya ruh. (silakan cermati Q.S. Nur:35, informasinya itu menunjukkan Nur Ilahi itu meliputi "luar-dalam")
Zat Allah bersifat Mahasuci, makanya yang ada pada manusia itu disebut Ruh al-Quds atau Ruhul Qudus, Ruh yang bersifat Mahasuci.
فَإِذَا سَوَّيۡتُهُ ۥ وَنَفَخۡتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُواْ لَهُ ۥ سَـٰجِدِينَ
"Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh [ciptaan] Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud." (Al-Hijr: 29)
Allah meniupkan ruh (Zat-Nya) pada jasad Adam. Jelas sekali Allah itu bukan berupa Zat.
"Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki." (Q.S. Nur:35)
Apakah artinya ALLAH = NUR? Tentu tidak.
Zat Allah = Nur Ilahi = Cahaya Tuhan
Tuhan dengan Cahaya-Nya tentu Esa, tetapi tetap Cahaya Tuhan itu, bukan Tuhan.
Tuhan bukan berupa Cahaya
Zat Allah = ruh (pada manusia)
Allah bukan berupa ruh.
Pada manusia itu ada Zat Allah, tapi manusia bukan Allah.
I'tibar untuk mendekatkan paham:
Matahari dengan cahayanya esa. Maksudnya esa, antara matahari dengan cahayanya tidak ada jarak-antara. Sebagaimana esanya ruh dan tubuh kita.
Matahari dengan cahayanya esa, tapi tidak pernah seorang pun menyatakan sinar matahari yang memantul di dinding rumah itu sebagai matahari. Tetap orang akan memandangnya sebagai sinar/cahaya matahari.
Tubuh kita esa dengan ruh. Ruh ialah Nur Ilahi/Zal Allah/Cahaya Tuhan yang juga esa dengan Sang Pemilik Cahaya.
Itulah sebab dikatakan kaum arif billah:
Mengaku diri Tuhan, kafir
Tidak mengaku diri esa dengan Tuhan, kufur.
Allah = ismu Zat, nama bagi Zat. bukan ismu-Rabb.
"Tidak ada yang setara dengan Dia" (Al-Ikhlas:4)
"Tidak ada yang seumpama dengan Dia." (Ash-Shura:11)
kalau makhluk berupa zat-sifat-asma-af`al
dan Tuhan juga berupa zat-sifat-asma-af`al
sama dan seumpama dong makhluk dan Tuhan?
Kalau makhluk itu wujud zat-sifat-asma-af'al Allah,
lalu Allah itu wujuf zat-sifat-asma-af'al siapa dong? Ada yang mendahului Allah itu hil yang mustahal 😄
Tuhan tidak bernama, sebelum ada ciptaan, siapa yang mau menyebut-Nya Tuhan?
Setiap makhluk punya nama, dari Pemberi Nama. Tuhan tidak ada yang memberi nama, kecuali Diri-Nya sendiri (itu pun untuk keperluan makhluk)
Oleh sebab esa Tuhan dg Nur/Zat-Nya lah Allah menyebut Diri-Nya dengan sebutan Zat-nya, yaitu "Allah". Tapi tetap bahwa Tuhan itu bukan Zat.

Hanya Alloh yg mampu memberikan pemahaman...mohon maaf bia kurang dapat terpahami sahabat ku seklian...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar