Laman

Rabu, 12 Februari 2014

TINGKATAN MANUSIA


Bismillahi Ar Rahmaani Ar Rahiimi
Semoga catatan ini bisa bermanfaat bagi para pembaca dan semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah-Nya pada kita semua, amin.

Kecerdasan dan kesanggupan akal seseorang itu tidaklah sama. senantiasa ada orang awam, yaitu seorang yang biasa. dan ada pula orang khawas, yang berfikir lebih cerdas. Imam Ghazali menasehatkan, orang awam yang belum sanggup berfikir cerdas, teratur dan meluaskan ilmu pengetahuannya, tak perlu memasuki sesuatu secara begitu dalam. karena hal itu akan menimbulkan keraguan dalam hatinya sendiri. sedangkan ilmu yang canggung lebih banyak merusak daripada memperbaiki. bagi orang awam, cukuplah ia berpegang dengan Nash Quran dan sunnah. tak usah banyak tanya, terelebih ikut campur menta'wilkan ayat dan hadits yang dalam fahamnya. karena itu akan merusak pendirian orang itu sendiri. ta'wil orang awam adalah ibarat orang yang tak pandai berenang mencoba merenangi lautan.

Ada lagi sebagian orang, yang ilmunya baru setengah perjalanan, baru mendapatkan perkakas, tetapi bukan alat dan hasilnya sendiri, melainkan hanya diambil dari orang lain. belum ada kesanggupan membandingkan sesuatu.

Ada lagi orang yang mencapai tingkat lebih tinggi. orang itu tidak lagi semata-mata berpegang pada kulit lahir dari Nash. tetapi meningkat pada sesuatu yang lebih tinggi dari itu, yaitu ilmu yang lebih banyak dirasakannya dari pada dikatakan (didapat / diterima dari orang lain). itulah anugerah istimewa dari Allah SWT. dia dapat menyaksikan yang Haqq dengan Nur Cahaya keyakinan.

Maka terbagilah derajat keimanan dan keyakinan manusia itu dalam tiga tingkat, antara lain :
1. Iman orang awam
Orang awam itu mempercayai kabar berita yang dibawa oleh orang yang dipercayainya.

2. Iman orang Alim
Dia mendapat kepercayaan dari jalan membanding, meneliti dan memeriksa dengansegenap kekuatan akal dan manthiknya (intelektualitas).

3. Iman orang 'Arifin
Dia beriman dan tumbuh keyakinan setelah menyaksikan sendiri akan kebenaran itu dengan tidak ada dinding lagi.

Pengibaratan dari ketiganya adalah sebagai berikut :
Ada seseorang didalam rumah...
Orang awam mendengar kabar itu dari orang yang tahu bahwa si fulan ada dalam rumah itu, lantas percayalah ia (orang awam itu).
Orang Alim menyaksikan tanda-tanda (misalkan baju yang ada didepan rumah, atau adanya suara dari dalam rumah itu), maka dapatlah ia menyimpulkan fikiran dan percaya bahwa si fulan memang ada didalam rumah.
Sedangkan orang 'Arifin telah masuk sendiri ke dalam rumah itu, dan bertemu dengan si fulan dalam rumah itu.

Orang 'Arifin yang telah mencapai martabat ini, itulah ke-Cintaan Tuhan yang bertemu dengan inti sari ilmu. orang-orang Alim (pada tingkat kedua) belumlah sampai pada tingkat ini. untuk mencapai tingkat ini, mulailah ia menaklukkan akal kepada jalan kecintaan. menghadap semata-mata kepada Allah SWT dengan membesarkan Himmah (cita-cita dan kemauan). menaklukkan diri, nafsu dan keinginan kedalam suatu latihan batin dan perjuangan (mujahadah). dengan kesetiaan yang sedemikian rupa, sedikit demi sedikit akan terbukalah hijab yang menutupi antara aku dengan ENGKAU, sehingga dapatlah menyaksikan sendiri dengan penglihatan hati, bukan dengan penglihatan mata.

Kesungguhuan, ketaatan dan kesetiaan menjaga segala syarat rukunnya, menghentikan segala larangan dan pantangannya, membuat jiwa sendiri suci bersih sehingga menimbulkan cahaya diri dengan Cahaya Hidayah petunjuk Tuhan. orang seperti inilah yang akan mencapai derajat Wali. derajat Wali-ul-Lah adalah dibawah derajat Nabi, Nabi mendapat "Wahyu dengan teratur" sedangkan Wali mendapatkan "Ilham". ada bebrapa macam cara datangnya, ada dengan perantara mimpi, ada juga dengan perantaraan tafakkur. dan sesungguhnya sumber dari semua itu ialah sama-sama dari Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar