Laman

Senin, 24 Maret 2014

HOT GATE


Judul di atas terilham dari film 300 sebuah film yang menceritakan pertempuran antara pasukan Sparta yang hanya berjumlah 300 orang melawan pasukan Persia yang berjumlah ratusan ribu orang. 300 orang pasukan Sparta berhasil menahan serangan ratusan ribu pasukan Persia dengan menggunakan taktik bertahan di Hot Gate, celah batu sempit dengan lebar sekitar 5 meter dan tentu saja pasukan Persia dalam jumlah besar tidak ada manfaatnya ketika melewati celah sempit itu. Satu persatu pasukan Persia berhasil dikalahkan oleh 300 orang pasukan Sparta. Walaupun 300 pasukan Sparta itu tewas semua tapi heroisme mereka membangkitkan semangat seluruh Yunani dan mereka mengalahkan serta mengusir Persia dari Eropa di Battle of Salamis (480 BC) & Battle of Plataea. Film ini mendapat kritikan keras dari rakyat Iran karena dalam film ini digambarkan Raja Persia sebagai raja Babar dan cerita dalam film ini penuh rekayasa.
Saya tidak membahas film ini secara panjang lebar, yang menarik perhatian saya adalah HOT GATE, celah sempit yang dipakai pasukan Sparta untuk mengalahkan musuhnya. Musuh dalam jumlah besar sekalipun akan terbatas geraknya dan dengan mudah dapat dikalahkan.
Lalu apa hubungan HOT GATE dengan Tasawuf?
Seperti biasanya sebelum menonton film saya selalu berdo’a, “Ya Tuhan, ajari aku dari film yang akan aku tonton ini”. Biasanya kalau dimulai dengan niat baik pasti selalu ada hikmahnya. Saya teringat pesan Guru bahwa segala sesuatu itu tergantung dari niatnya dan kita dapat selalu belajar dari siapapun dan apapun. “Belajarlah dari alam, karena sesungguhnya alam ini adalah ayat-ayat Tuhan” Begitulah nesehat Guru kepada saya.
Tidak ada bedanya dengan berperang melawan syetan, baik setan dalam diri maupun setan diluar diri membutuhkan strategi dan taktik yang tepat agar bisa menang. HOT GATE dalam film itu ibarat kelambu bagi seorang ahli zikir, disanalah dia memulai dan memenangi perang melawan hawa nafsu dan mengalahkan musuh-musuhnya.
Suatu hari Guru saya bertanya :
“Sufimuda, menurutmu mana lebih mudah menangkap musuh di lapangan terbuka atau menangkap di dalam rumah?”
Saya jawab “Lebih mudah dalam rumah Guru”
“Benar, mana lebih mudah menangkap musuh dalam rumah atau dalam kamar?”
Saya jawab “Lebih mudah dalam kamar, Guru”
“Benar”
Kemudian Guru bertanya lagi, “Mana lebih mudah menangkap musuh dalam kamar ukuran 3meter x 3 meter dengan ruangan yang hanya berukuran 1meter x 1meter?”
Saya jawab, “Lebih mudah dalam ruangan ukuran 1 x 1 Guru”
Kemudian Guru berkata, “Tahukan kamu ruangan 1 x 1 yang aku maksudkan?”
Saya jawab, “Mohon ampun, itu Kelambu tempat zikir, Guru”
Sambil tersenyum Guru berkata, “Benar anakku, disanalah tempat paling mudah bagimu untuk mengalahkan musuh, dalam ruang yang sempit itu engkau memulai perang. Ikatlah satu kaki musuhmu maka dengan mudah dapat kau menangi peperangan itu.”
Kemudian Beliau bertanya lagi, “Kaki sebelah mana yang akan kau ikat sufimuda?”
Saya jawab, “Sebelah kiri Guru”.
Guru Bertanya lagi, “Bagaimana cara engkau mengikatnya”
Sambil tersenyum saya menjawab pertanyaan Guru, “Dengan mendudukkan kaki yang kiri Guru”.
Beliau tersenyum mendengarnya, kemudian Beliau berbisik ke telinga saya, “Jangan kau lupakan rumus Vini Vidi Vici”
“Saya Guru”
Ketika menonton film 300 saya jadi teringat lagi nasehat Guru tentang cara mengalahkan musuh dalam ruangan yang sempit. Dengan cara itu kita lebih mudah memantau musuh dan musuh sulit mengalahkan kita. Lewat film ini Tuhan mengajarkan kepada saya banyak hal.
Lalu bagaimana kita mengalahkan musuh yang bernama Iblis beserta bala tentaranya yang berumur jutaan tahun, tamat Universitas langit bisa menyerupai apa saja dan sangat berpengalaman. Tidak ada satupun manusia bisa mengalahkan Iblis, Setan dan kawan-kawannya karena dimensi setan itu di atas dimensi manusia.
Yang bisa mengalahkan adalah sesuatu yang dimensinya lebih tinggi dan tentu saja hanya Nur Allah yang bisa menghancurkan setan beserta balatentaranya.
Hakikat zikir tidak lain adalah menggabungkan rohani murid dengan Nur Allah yang disalurkan lewat dada Mursyid yang kemudian oleh sang murid diarahkan kepada musuh, barulah mencapai kemenangan.
Nasehat Guru saya, “Besertalah kamu dengan yang Maha Menang maka otomatis kamu ikut menang, yang ditakuti itu bukan dirimu, tapi rohani Gurumu yang terbit dari Zat dan Fi’il Allah semata”.
Pada hakikatnya yang berzikir itu bukanlah kita sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al Anfal ayat 17:
“Bukan Engkau (ya Muhammad) yang melontar, memukul, memanah melainkan Aku (Allah)”.
Yang terlihat melontar, memukul dan memanah dalam perang adalah Nabi Muhammad SAW, lalu kenapa Allah mengatakan yang melakukan itu semua adalah Allah? Karena mamang pada hakikatnya seluruh gerak kita itu adalah atas kudrat dan Iradat Allah.
Zikir yang sempurna adalah apabila kita telah mampu hilang (fana) dalam keabadiaan (kebakaan) Allah SWT. Setiap gerak dalam tubuh seluruhnya memuja Allah, aliran darah dan seluruh rambut di badan memuja-Nya, itulah hakikat dari Zikir Kullu Jasad.
Mudah sekali mengucapkan kata fana akan tetapi sangat sulit untuk menerapkan karena sifat dasar manusia itu adalah sombong, angkuh, ingin terkenal dan ingin mendapat pujian dari setiap yang dikerjakannya.
Mari kita perbanyak zikir di HOT GATE agar musuh-musuh dalam terkalahkan dan tentu saja musuh terbesar bukan diluar diri kita tapi dalam diri kita yaitu hawa nafsu yang telah disusupi setan.
Berkat syafaat Guru kita beserta Para Aulia-Nya, Allah yang Maha Rahman dan Maha Rahim berkenan memberikan kepada kita kemenangan di dunia dan akhirat, amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar