Laman

Senin, 04 Agustus 2014

Keindahan Batin


Barangkali Anda bertanya, “Apa yang dimaksud dengan bentuk keindahan ruhani?”
Jawabnya adalah persepsi saya tentang diri Anda. Yakni, bahwa dalam diri Anda tidak merasakan rasa cinta kepada para Nabi, kepada para ulama dan para sahabat. Anda pun tidak dapat membedakan antara raja yang adil, cerdik, berani, perkasa, mulia dan menyayangi rakyatnya, dengan raja yang zalim, bodoh, kikir dan keras.
Menurut persepsi saya, jika diceritakan kepada Anda tentang kejujuran Abu Bakar, kelihaian politik Umar, kedermawanan Utsman dan tentang keberanian Ali — semoga Allah meridhai mereka — niscaya Anda sendiri tidak akan mendapatkan rasa simpati, senang dan cinta kepada para Nabi, orang yang jujur, dan orang alim yang penuh dengan sifat-sifat mulia. Bagaimana mungkin Anda mengingkari hal ini?
Padahal di antara manusia ada yang mengikuti jejak pemimpin-pemimpin mazhabnya. Cinta mereka terhadap para pemimpinnya itu mendorong pengorbanan jiwa dan harta demi membela mereka (para pemimpin), dan rasa cinta mereka itu melampaui batas kecintaan yang amat sangat.
Anda sendiri tahu, bahwa kecintaan Anda kepada mereka bukan karena bentuk lahir mereka, bukan karena mereka rupawan, sebab Anda sendiri belum pernah melihat paras muka mereka. Walaupun Anda pernah melihatnya, tapi Anda barangkaIi tidak menganggapnya rupawan. Sungguhpun Anda menganggap baik, rupawan, padahal bentuk lahir mereka - sebagaimana Anda saksikan, jelek, misalnya — namun sifat-sifat luhur masih tetap ada, maka kecintaan kepada mereka pun tetap ada.
Ada tiga sifat penting yang akan Anda dapatkan setelah mengamati secara cermat terhadap orang yang Anda cinta setelah dirinci panjang-lebar, yang tidak mungkin termuat dalam buku ini — 1. Ilmu, 2. Kemampuan (kekuatan) dan 3. Bersih dan cela.
Tentang ilmu, maksudnya adalah ilmu mereka tentang Allah Swt, para malaikat, kitab-kitab dan para Rasul Allah, keajaiban-keajaiban alam semesta dan rahasia ajaran para Nabi-Nya.
Yang dimaksudkan dengan kemampuan adalah, kemampuan mereka menaklukkan hawa nafsu dan menggiringnya kejalan lurus, serta kemampuan melaksanakan ibadat dengan siasat dan strategi mereka sendiri, serta petunjuk pada kebenaran.
Tentang kebersihan dan cela adalah, seperti terbebasnya ruhani mereka dari kebodohan, sifat kikir, dengki dan akhlak-akhlak yang tercela. Juga integrasi ilmu yang sempurna dan kemampuan menaklukkan hawa nafsu dengan akhlak mulia pada diri mereka. Itu merupakan bentuk ruhani yang baik, suatu bentuk ruhani yang tidak dicapai atau dimiliki oleh binatang dan tidak dimiliki oleh orang yang serupa dengan binatang, yang hanya terbatas pada indera lahiriah.
Selanjutnya, jika Anda mencintai mereka karena sifat-sifat yang terpuji semacam ini, padahal Anda tahu bahwa Nabi Muhammad Saw. adalah figur yang jauh lebih lengkap dari sifat-sifat yang mereka miliki, maka cinta Anda kepada beliau jauh lebih penting.
Berikutnya, silakan Anda alihkan perhatian kepada Dzat yang mengutus Nabi Muhammad Saw, Penciptanya dan Yang memberikan keistimewaan kepada beliau atas manusia dengan mengutusnya sebagai Rasul — tentu Anda akan tahu, bahwa diutusnya para Nabi oleh Allah, merupakan salah satu bentuk kebaikan dan ragam kebaikan-Nya. Kemudian, menisbatkan kemampuan, ilmu dan kesucian mereka pada Ilmu, Kekuasan dan Kemahasucian Allah, niscaya Anda akan tahu, bahwa tiada Yang Maha Suci selain Tuhan Yang Maha Esa, dan bahwa selain Dia tidak lepas dari cacat dan kekurangan, bahkan kehambaan (manusia kepada Allah Swt.) merupakan bentuk kekurangan terbesar yang dimiliki manusia dari ragam bentuk kekurangan lainnya. Kesempurnaan macam apa bagi orang yang tidak mampu tegak dengan sendirinya, tidak mampu menguasai dirinya, baik itu berupa mati dan hidupnya, rezeki dan ajalnya?
Ilmu macam apa yang dimiliki oleh orang yang kesulitan untuk mengetahui karakteristik batinnya, baik berupa wujud kesehatan ruhani dan sakitnya ruhani, bahkan dia tidak mengetahui seluruh organ ruhani berikut rincian dan ketentuan-ketentuan perwujudannya, ditambah lagi tentang alam semesta?
Silakan hal ini Anda bandingkan dan nisbatkan kepada ilmu azali yang meliputi seluruh yang ada, dari data-data yang tanpa batas jumlahnya sampai pada yang seberat atom yang terdapat di langit dan di muka bumi.
Bandingkan dan nisbatkan pula pada kekuasaan Sang Pencipta langit dan bumi, dimana tidak satu pun dari yang ada keluar dari genggaman kekuasaan-Nya, baik itu dalam hal wujud, eksistensi dan ketiadaannya.
Nisbatkan dan bandingkan pula kesucian makhluk dari aneka cacat dengan kequdusan-Nya, niscaya Anda tahu bahwa kesucian, kekuasaan dan ilmu hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa; kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki oleh selain Allah sekadar pemberianNya belaka.
“Dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah, melainkan apa yang dikehendaki-Nya.” (Q.s. Al-Baqarah: 255).
“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit.” (Q.s. Al-Isra’: 85).
Sekarang, mungkinkah Anda mengingkari bahwa sifat-sifat yang agung dan terpuji itu disenangi atau dicintai? Atau Anda tidak mengakui, bahwa yang memiliki sifat kemuliaan sempurna itu adalah Allah Swt.?
“Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan, melainkan sedikit.” (Q.s. Al-Isra’: 85).
Sekarang, mungkinkah Anda mengingkari bahwa sifat-sifat yang agung dan terpuji itu disenangi atau dicintai? Atau Anda tidak mengakui, bahwa yang memiliki sifat kemuliaan sempurna itu adalah Allah Swt.?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar