Laman

Rabu, 01 November 2017

Takrif dan cara-cara untuk mencapai martabat atau maqam sholat da’im..

Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamu'alaikum
Warahmatullahi
Wabarakatuh.

Sholat Da’im boleh ditakrifkan sebagai sholat yang terus-menerus tanpa putus walaupun sesaat dalam masa hidupnya yaitu penyaksian diri sendiri (diri batin dan diri zahir) pada setiap saat seperti firman Allah yg artinya :
” YANG MEREKA ITU TETAP MENGERJAKAN SHOLAT” ( Al-Makrij-23).
Di dalam sholat tugas kita adalah menumpuhkan sepenuh perhatian dengan mata batin kita menilik diri batin kita dan telinga batin menumpuhkan sepenuh perhatian kepada setiap bacaan oleh anggota zahir dan batin kita disepanjang mengerjakan sholat tanpa menolehkan perhatian kearah lain.(titik)
Sholat adalah merupakan latihan diperingkat awal untuk kita melatih diri kita supaya dapat menyaksikan diri batin kita yang menjadi rahasia Allah SWT..
setelah sanggup membuat penyaksian diri diwaktu kita menunaikan sholat,maka hendaknya kita melatih diri kita supaya dapatlah kita menyaksikan diri batin kita pada setiap saat didalam masa hidup kita dalam waktu dua puluh empat jam disepanjang hayat kita,
Sebab itulah kita mengucapkan Syahadah:
Maka berarti kita berikrar dengan diri kita sendiri untuk menyaksikan diri rahasia Allah itu pada setiap saat di dalam waktu 24 jam sehari semalam.
Oleh karena itu untuk mempraktekkan penyaksian tersebut, maka kita haruslah mengamalkan sholat da’im dalam hidup kita seharian seperti yang pernah dibuat dan diamalkan oleh Rasulullah SAW nabi-nabi dan wali wali yang agung.
Diantaranya syarat syarat untuk mendapatkan maqam sholat da’im adalah sebagai berikut :
1- Hendaklah memahami dan berpegang teguh dengan hakekat melakukan zikir nafas,
2- haruslah terlebih dahulu berhasil mendapat NUR QALBU yaitu hati nurani.
3- Telah mengalami proses pemecahan wajah KHAWAS FI AL KHAWAS,
4- Juga memahami dan dapat berpegang dengan penyaksian sebenarnya SYUHUD AL-HAQ,
Untuk mengamalkan dan mendapatkan maqam sholat da’im maka seseorang itu haruslah memahami pada peringkat awalnya tentang hakekat melakukan zikir nafas yaitu tentang gerak-geriknya : zikirnya.. lafaz zikirnya… letaknya.. dan sebagainya,
oleh karena itu amalkanlah zikir nafas itu dengan sungguh sungguh supaya kita mendapat QALBU yaitu pancaran Nur di dalam jantung kita yang menjadi kuasa pemancar kepada makrifat untuk me-makrifat-kan diri kita dengan Allah SWT.
Sesungguhnya hanya dengan zikir nafas sajalah gumpalan darah hitam yang menjadi istana iblis di dalam jantung kita akan hancur setelah itu baru terpancarlah NUR-QALBU dan kemudian terpancarlah pula ma'rifat hingga sesorang itu mema'rifatkan dirinya dengan Allah SWT dan dapatlah diri rahasia Allah yang menjadi diri batin kita membuat hubungan dengan diri ZATUL HAQ Tuhan Semesta Alam.
Latihan untuk menyaksikan diri ini hendaklah dibuat berperingkat, diperingkat awal melalui sholat.dalam masa proses penyaksian diri seseorang itu akan mengalami satu proses membebaskan diri batin (KHAWAS FI KHAWAS) dari jasad dan dengan itu maka sesorang itu akan dapat melihat wajah kesatu sampai dengan wajah kesembilan yaitu martabat yang paling tinggi… dengan mendapat pemecahan wajah ini maka akan dapatlah kita membuat suatu penyaksian yang sebenarnya pada setiap saat dimasa hidupnya… pada masa beribadah (acara sholat), ataupun keadaan biasa.
Pada peringkat ini dinamakan juga peringkat martabat BAQA BILLAH yaitu suatu keadaan yang kekal pada setiap pendengaran.., penglihatan.., perasaan… dan sebagainya,dan pada tahapan ini mereka adalah seperti orang awam dan sulit untuk kita mengetahui derajat dirinya dengan Allah SWT.
Umumnya mereka yang mencapai maqam sholat da’im dapatlah kembali kehadrat Allah SWT dengan diri batin dan diri zahir tanpa terpisahkan diantara satu sama lain, mereka dapat memilih apakah hendak mati (meninggal) atau hendak ghaib….
“Matikan dirimu sebelum engkau mati”
“MATI YANG PERTAMA” = seolah-olah bercerai Roh dari Jasad..,
tiada daya upaya walau sedikitpun jua, hanya Allah jua yang berkuasa,
kemudian.. dimusyahadahkan didalam hati dengan menyaksikan kebesaranNya yaitu sifat Jalal dan JamalNya dan kesucianNya.
Maka mati diri sebelum mati itu adalah dengan memulangkan sega
la amanah Allah yaitu Tubuh Jasad ini kepada yang menanggung amanah yaitu Rohaniah jua.
Tarik-lah ‘NAFAS’ itu dengan hakekat memulangkan dzat, sifat, af'al kita kepada Dzat, Sifat, Af'al Allah yang berarti memulangkan segala wujud kita yang zahir kepada wujud kita yang bathin (Roh). Dan pulangkan wujud Roh pada hakekatnya kepada Wujud Yang Qadim.
Maka..
Setelah sempurna “Mematikan diri yang pertama”
“MATI YANG KEDUA” = melakukan “Mi’raj” yang dinamakan mati maknawi, yaitu hilang segala sesuatu didalam hatimu malainkan hanya berhadap pada Allah jua.
Dengan meletakkan nafas kita melalui alam ‘AMFAS’ yaitu antara dua kening (Kaf Kawthar) merasa penuh limpahan dalam alam kudus kita yaitu dalam kepala kita hingga hilang segala ingatan pada yang lain melainkan hanya hatimu berhadap pada Allah.
“MATI PADA PERINGKAT KETIGA” = adalah mati segala usaha ikhtiar dan daya upaya diri karena diri kita ini tidak dapat melakukan sesuatu dengan kekuatan sendiri. sebab manusia itu sebenarnya memiliki sifat ‘Fakir, dan Dhaif (lemah) ’.
Dinaikkan ‘TANAFAS’ hingga ditempatkannya dengan sempurna di ‘NUFUS’ dengan melihat pada mata hati itu dari Allah, dengan Allah dan untuk Allah.
Dari Allah mengerakkan Rohaniah,
Dari Rohaniah menggerakkan Al-Hayat
Dari Al-hayat mengerakkan Nafas,
Dari Nafas mengerakkan Jasad
dan pada hakekatnya.. Allah jualah yang mengerakkan sekalian yang ada.
Firman Allah SWT:
“Dan tiadalah yang melontar oleh engkau ya Muhammad ketika engkau melontar tetapi Allah yang melontar
Umumnya orang tua kita dahulu banyak memiliki ilmu yang tersembunyi.
Di antaranya adalah Ilmu Nafas.
Dengan cara memperhatikan pergerakan keluar masuk nafas melalui hidung kemudian digabungkan dengan ilmu pengetahuan yang pernah dialami (amalan), sebagian orang tua kita mampu mengetahui apa yang akan terjadi.
Di depan pintu sebelum hendak keluar meninggalkan rumah untuk berkerja
atau merantau.., petuah dalam ilmu nafas selalu digunakan oleh orang-orang tua kita.
Periksa Nafas kiri yang kencang atau nafas kanan…
Di atas tempat tidur sebelum hendak berangkat tidur ilmu nafas selalu mereka gunakan…
Periksa Nafas kiri yang kencang atau nafas kanan…
Ada juga orang-orang tua kita yang melakukan zikir-zikir tertentu ketika masuk atau keluarnya nafas mereka.
Tapi sayang….
Ilmu ini semakin hilang…
Dulu waktu mereka ada jarang di-turun-kan..
Kini…
Ilmu ini menjadi sangat rahasia..
Jika kita hendak mempelajarinya..,
Carilah guru yang benar-benar tahu tentang ilmu ini…
Ilmu ini sangat dalam sekali… butuh ketekunan, kesabaran..
Bagaimana kaitannya mulai dari Nafas ke Amfas sehingga Tanafas dan menjadi Nufus?
Bahkan dengan ilmu ini, si pengamalnya akan dapat mengetahui kapan saat saat kematiannya!
In Shaa Allah....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar