Laman

Rabu, 07 Agustus 2013

Tajalli (2)

Sayyid Abdul Karim bin Ibrahim Jaelani  dalam kitabnya “ Al Insanul Kamil” mengatakan ada empat tingkatan tajalli :
Tajalli Af’al
Tajalli Af’al (perbuatan) lenyapnya af’al seorang hamba dan yang ada hanya af’al Allah SWT. Af’al yang hakiki adalah Af”al Allah. Segala sesuatu yng ada ini pada hakiakatnya adalah hasil af’al Allah, yang dilakukan oleh makhluknya merupakan sunatullah semata. Sunatullah yang merupakan sebab dan akibat.
Alah berfiman : “Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu” (Q.S. Ash Shafat 37 : 96).
Tajalli Asma
Tajalli asma (nama-nama) ialah fananya seseorang hamba pada waktu ibadat atau munajat kepada salah satu atau beberpa dari asma Allah. Kita mengetahui ada 99 (sembilanpuluh Sembilan) nama Allah yang dinamakan Asmaul Husna. Apabila seseorang fana ke dalam salah satu asmaul husna, kemudian dia menyeru atau berdo’a kepada asma tersebut, maka Allah akan menjawab dan memperkenankan do’anya. Umpamanya, bila seseorang fana ke dalam asma Al ‘Aliim (Yang Maha Mengetahui), atau Ar Razzak ( Yang Maha Memberi Rezeki) dan dia berdo’a untuk mendapatkan sesuatu ilmu atau rezeki, maka Allah akan memperkenankan do’anya itu.
Tajalli Sifat
Tajalli sifat pengertiannya ialah seseorang fana dengan sifat-sifat Allah yang maha sempurna. Seseorang yang fana fissifat secara haqqul yakin merasakan keagungan sifat-sifat Allah itu, pengertian tajalli sifat hampir sama dengan pengertian tajalli asma.
Tajalli Zat
Tajalli zat ialah fananya seseorang hamba ke dalam zat yang wajibul wujud, sehingga terpancalah Nur bahwa hanya Allah sajalah yang merupakan wujud yang mutlak. Tiada wujud secara mutlak kecuali Allah SWT. Itulah tingkatan-tingkatan tajalli yang dapat kami simpulkan dari kita “Insanul Kamil” (Abdul Karim : 36-46).
Tajalli tingkat tertinggi seperti yang diuraikan di atas amatlah sulit bila pembahasannya hanya melalui akal. Akal terbatas maudhuk pembahasannya, terutama kepada maslah-masalah alam fisika. Alam sulit menjangkau alam metafisika. Kalbu hati nurani manusia, dapat memuat sifat-sifat dan asma Allah sebagaimana tersebut di dalam hadits Rasulullah, dapatlah pula dia menjangkau alam fisika dan alam metafisika.
Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar