Laman

Sabtu, 16 Agustus 2014

(JANGAN LAGI ADA KATA)


Dalam diam terpaku...
Berjuta rasa menyatu...
Semilir dalam tiupan angin...
Tenggelam disamudra rasa...
Dalam dada yg merindu...

Dalam desiran rasa tersembunyi...
Pikiran dan jiwa menyatu bertanya...
Sedang mulut terkatup mengunci...
Diam hening mematung rasa...
Kemana akan melangkah...
Bila tak tahu arah...
Dimana persiapan bekal...
Bila hilang keinginan...
Kemana akan kembali...
Bila gelap pemaknaan hakikat diri...
SYAHADAT itu seutas tali tanda diri pernah berjanji...
SHOLAT itu saat dekatnya diri hakiki...
PUASA itu saat diri inginkan bukti...
ZAKAT itu demi kebersihan diri...
HAJI itu panggilan diri mengunjungi hati...
Barulah rindu merindui...
Cinta hangat tiada keraguan...
Cinta tinggi murni suci...
Berbalut kasih sayang...
Keikhlasan hati...
Pancaran raut wajah senyum keindahan...
Inilah tarian kalbu...
Berputar menggores sukma...
Bersenandung dalam rasa...
Hingga yg hina menjadi mutiara...
Bukan mutiara yg menjadi hina...
Pada hakikatnya diri...
Hina dan mutiara adalah aku...
Lebur ia dalam ke Esaan...
Lebur ia dalam ketunggalan...
Maka tak ada lagi mutiara...
Maka tak ada lagi hina...
Maka tak ada lagi kata dalam kata...
Karna Akulah tuhan yg ingin menjadi manusia...
Bukan manusia yg ingin menjadi tuhan...
Maka ku kiaskan ia dalam hadist qudsi...
Akulah rahasia insan...
Dan insan itulah rahasia aku...
Maka aku adalah nyatamu...
Maka mu adalah nyataku...
maka jangan ada lagi kata pandang...
Maka jangan ada lagi kata menyatu...
Maka jangan ada lagi kata kenal...
Maka jangan ada lagi kata berpisah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar