Laman

Sabtu, 16 Agustus 2014

TOBAT 6


Di dalam salah satu atsar disebutkan, “Tidak ada suara yang lebih dicintai Allah Ta’ala daripada suara hamba yang bertobat dari dosanya seraya berucap, ‘Ya Rabb.’ Lalu Allah berfirman, ‘Labbaika. Wahai hambaku, mintalah apa yang engkau kehendaki. Di hadapan-Ku engkau seperti sebagaian malaikat-Ku. Aku berada di sebelah kananmu, di sebelah kirimu dan di atasmu. Aku dekat di lubuh hatimu. Wahai para malaikat-Ku,saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memberikan ampunan untuknya.”

Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Apabila seorang hamba bertobat, Allah menerima tobatnya dan membuat lupa malaikat hafadzah (pencatat amal) yang menuliskan amal buruknya. Allah membuat lalai anggota badannya yang melakukan kesalahan. Allah membuat lalai tempatnya di bumi dan maqamnya di langit, agar kelak di hari kiamat dia datang tanpa satu pun makhluk memberikan kesaksian yang memberatkannya,” (HR. Al-Ashbahani)

Ibnu ‘Abbas juga meriwayatkan, “Beberapa orang ahli syirik yang telah melakukan banyak pembunuhan dan perzinaan mendatangi Nabi saw., lalu berkata, ‘Sesungguhnya agama yang engkau ajarkan itu baik seaindainya engkau mengabari kami akan adanya kifarat yang bisa menjadi penebus dosa-dosa yang telah kami lakukan.’ Lalu turun ayat, Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu perputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Az_Zumar [39]: 53). Hadis ini diriwayatkan oleh al-Imam al-Bukhari, Muslim dan yang lainya.

Di dalam satu riwayat dari Makhul disebutkan, “Ketika Nabi Ibrahim a.s. mendapat penyingkapan hijab akan kerajaan langit dan bumi, dia melihat seorang hamba yang berzina, lalu Ibrahim memohonkan kebinasakan bagi si penzina itu, hingga orang itu dibinasakan oleh Allah. Kemudian dia melihat hamba yang mencuri, dia memohonkan kebinasakan bagi si pencuri itu hingga Allah membinasakannya. Kemudian dia melihat hamba yang melakukan maksiat lainnya, namun saat Ibrahim hendak memohonkan kebinasaan baginya, Allah Ta’ala berfirman, “Wahai Ibrahim, lepaskanlah [urusan] hamba-Ku itu darimu, sebab hamba-Ku berada di antara tiga hal: dia bertobat dan aku menerima tobatnya, atau aku keluarkan darinya keturunan yang kemudian beribadah kepadaku, atau dia dikuasai kesengsaraan dan di belakangnya jahannam telah menanti.”

Syarat tobat adalah menyesali perbuatan dosa yang telah berlalu, bertekad untuk tidak mengulanginya kembali, mengembalikan mazhalim kepada pemiliknya atau ahli warisnya dan bersedekah atas nama orang yang telah dizhalimi, pelepasan permusuhan dan berbuat baik kepada mereka yang sempat dimusuhi jika memungkinkan. Selain itu, wajib meng-qadha ibadah fardhu yang telah ditinggalkan.

Setelah bertobat, si pelaku tobat harus mendidik diri dalam ketaatan sebagaimana dia telah mendidik diri dalam kemaksiatan, dan merasakan pahit ketaatan sebagaimana dia merasakan manis maksiat. Si pelakutobat juga mesti meninggalkan teman yang buruk, menjaga kehalalan makanan dan minuman serta pakaian yang dikonsumsinya. Jangan sampai meninggalkan tobat hanya karena takut terjatuh kembali dalam dosa. Karena bila hamba bertobat, Allah akan menerima tobatnya. Tidak perlu berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.(QS. Yusuf[12]: 87). Sebaliknya, dia mesti bertobat kepada Allah Ta’aladi setiap waktu dan tidak melakukan dosa. Sebab, orang yang tidak lagi melakukan dosa, meskipun dia telah tujuh puluh kali berbuat dosadalam sehari itu. Sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Bakr ash-Shidiq bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda, “Orang yang memohon ampun kepada Allah tidak dianggap pendosa, sekalipun dia mengulang dosa sampai 70 kali dalam sehari.”(HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar