Laman

Sabtu, 16 Agustus 2014

TOBAT 8


Allah mewahyukan kepada Nabi Dawud, “Wahai Dawud, rintih sedih dan sesal para Pendosa lebih Aku sukai daripada jeritan para ‘abid (ahli ibadah).”

Allah Ta’ala berfirman di dalam salah satu kitab-Nya, “Demi kemulyaan dan keangungan-Ku, tidaklah seorang hamba menangis karena takut kepada-Ku melainkan akan Kugantikan tangisannya dengan tawa di dalam cahaya kudus-Ku. Katakanlah kepada orang-orang yang menangis karena takut kepada-Ku, ‘Bergembiralah kalian. Sebab kalian adalah orang pertama yang di datangi saat rahmat-Ku turun. Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang berbuat dosa agar mereka duduk bersama orang-orang yang menangis karena takut kepada-Ku, semoga Aku melimpahi mereka dengan rahmat-Ku saat Aku merahmati orang-orang yang menangis karena takut kepada-Ku.’”

Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada sesuatu yang lebih disukai Allah daripada dua tetesan darah yang mengalir di jalan Allah. “(HR. At-Tirmidzi dan adh-Dhiya’)

Wahai orang yang menyedihkan, sekaranglah waktunya bagimu untuk melepaskan diri dari hawa nafsumu? sekaranglah saatnya engkau kembali ke pintu Tuhanmu? Apakah engkau telah melupakan Dia Yang telah memberimu anugerah? Apakah engkau telah melupakan Dia Yang telah menciptakan dan menyempurnakan pencitaanmu? Apakah engkau telah melupakan Dia Yang telah membuat banyak hati menaruh iba kepadamu dan dengan rezeki-Nya memberimu makan? Apakah engkau melupakan Dia Yang mengilhamkan islam kepadamu dan memberimu petunjuk? Apakah engkau melupakan Dia Yang dengan anugerah-Nya telah mendekatkanmu? Sehingga engkau menerima semua itu menerima semua itu dengan kelalaian dan memperturutkan syahwat, segera melakukan kesalahan dan dosa? Engkau merusak janji-Nya, membangkang dari perintah-Nya, terus menerus melakukan dosa, memperturutkan hawa nafsu dan melawan Dia Yang Mahagagah? Kalau pun engkau masih terhalang dan jauh dari Tuhanmu, bila engkau segera kembali kepada-Nya, Dia akan menerimamu dan ridha kepada-Mu. Apabila engkau senantiasa berbakti kepada-Nya, Dia akan mendekat kepadamu.

Ibrahim ibn Adham berkata, “Hati orang mukmin bersih laksana kaca, dan dia akan melihat setiap hal yang ditimpakan setan kepadanya. Lalu jika dia melakukan satu perbuatan dosa, dihatinya itu akan muncul titik noda hitam. Apabila dia bertobat, titik noda itu akan lenyap. Apabila dia kembali melakukan maksiat dan tidak bertobat, noda hitam itu akan bertambah dan bertambah hingga menghitamkannya. Bila hati telah menghitam, sedikit sekali kemungkinan mendapat manfaat nasihat. Bahkan hati itu akan menbuta, tidak bisa memahami kebenaran dan agama, akan menganggap remeh malasah akhirat dan mengagungkan masalah dunia. Sehingga saat urusan akhirat mengetuk telinganya, ia hanya akan mampir di telinganya, tidak sampai berbekas di hati dan tidak pula menggerakkannya untuk segera bertobat.”

Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu jadikan penolongmu kaum yang di murkai Allah, sesungguhnya mereka telah putus asa terhadap negeri akhirat sebagaimana orang-orang kafir yang telah berada dalam kubur berputus asa.” (QS. al-Mumtahanah [60]: 13)

Apabila tubuh sakit, makanan tidak akan memberinya manfaat. Apabila hatinya sudah tenggelam dalam cinta dunia, nasihat tidak akan memberinya manfaat.

Apabila hati keras, nasehat tidak akan memberinya manfaat

Seperti bumi bila asin, hujan tidak akan memberinya manfaat



Dari sini bisa diketahui bahwa istigfar tidak akan bermanfaat bagi hati yang lalai, mati dan menghitam karena banyaknya dosa dan lali bertobat. Kalaupun dia beristigfar sepanjang hari sepenuh malam, bila hatinya seperti itu, sungguh istigfarnya tidak akan berbekas. Bahkan mungkin malah menjadi sebab siksa dan kesengsaraan.

Karena itu Rabi’ah al-Adawiyyah berkata, “Istigfar kita membutuhkan istigfar.”

Ciri tobat yang diterima tampak pada delapan perkara:

Setelah tobat si pelaku akan khawatir dalam perkara lisannya. Maka dia pun menjaga lisannya agar tidak sampai berbohong, mengunjing dan berbicara berlebihan. Lalu dia menyibukkan lisannya dengan zikir dan membaca Alqur’an.
Dia akan mengkhawatirkan perkara perutnya. Maka dia menjaganya dengan tidak akan memasukkan makanan selain yang halal, walaupun hanya sedikit.
Dia akan mengkhawatirkan perkara matanya. Maka dia pun menjaganya agar tidak sampai melihat hal hal yang haram, atau memandang dunia dengan penuh hasrat. Dia hanya akan melihat dunia untuk mengambil pelajaran.
Dia akan mengkhawatirkan perkara tangannya. Maka dia pun tidak akan mengulurkannya untuk hal hal yang haram. Dia hanya akan mengulurkan tangannya pada ketaatan.
Dia akan mengkhawatirkan perkara kakinya. Maka dia tidak menggunakannya untuk berjalan dalam kemaksiatan. Dia hanya akan menggunakan kedua kakinya untuk melangkah di dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala.
Dia akan mengkhawatirkan perkara hatinya. Maka dia pun segera mengosongkannya dari permusuhan, kebencian dan kedengkian terhadap orang lain. Lalu dia mengisinya dengan nasehat dan rasa kasih dengan sesama muslim.
Dia akan mengkhawatirkan perkara telinganya. Maka dia pun menggunakannya hanya untuk mendengar yang hak.
Dia akan mengkhawatirkan perkara ketaatannya. Lalu dia menjadikan ketaatannya itu murni karena Allah Ta’ala, menjauhi riya dan kemunafikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar