Laman

Jumat, 10 Januari 2014

Permulaan Hidayah

Bismillahirahmanirrahim

Segala puji bagi Allah. Shalawat dan
salam atas makhluk-Nya termulia, Muhammad,
Rasul dan hamba-Nya, serta atas keluarga dan
sahabat beliau.

Ketahuilah wahai manusia yang ingin
mendapat curahan ilmu, yang betul-betul
berharap dan sangat haus kepadanya, bahwa
jika engkau menuntut ilmu hanya untuk bersaing,
berbangga diri/riya', mengalahkan teman sebaya.. meraih
simpati orang, dan mengharap dunia, maka
sesungguhnya engkau sedang berusaha
menghancurkan agamamu, membinasakan
dirimu, dan menjual akhirat dengan dunia.

Dengan demikian, engkau mengalami
kegagalan, perdaganganmu merugi, dan gurumu
telah membantumu dalam berbuat maksiat serta
menjadi sekutumu dalam kerugian tersebut.

Gurumu itu seperti orang yang menjual pedang
bagi perampok jalanan, sebagaimana Rasul
saw. bersabda, "Siapa yang membantu
terwujudnya perbuatan maksiat walaupun hanya
dengan sepenggal kata, ia sudah menjadi teman
baginya dalam perbuatan tersebut."

Jika niat dan maksudmu dalam
menuntut ilmu untuk mendapat hidayah, bukan
sekedar mengetahui riwayat, maka
bergembiralah.

Sesungguhnya para malaikat
membentangkan sayapnya untukmu saat engkau
berjalan dan ikan-ikan paus di laut memintakan
ampunan bagimu manakala engkau berusaha.

Tapi, engkau harus tahu sebelumnya bahwa
hidayah merupakan buah dari ilmu
pengetahuan.

Hidayah memiliki permulaan dan
akhir serta aspek lahir dan batin. Untuk
mencapai titik akhir tersebut, permulaannya
harus tersusun rapi.

Begitu pula, untuk
menyingkap aspek batinnya, harus diketahui
terlebih dahulu aspek lahirnya.

Oleh karena itu, di sini akan aku
tunjukkan padamu permulaan dari sebuah
hidayah agar engkau bisa mencoba dirimu dan
menguji hatimu.

Apabila engkau mendapati
hatimu condong pada hidayah tersebut lalu di­
rimu berusaha untuk menggapainya, maka
setelah itu engkau bisa melihat perjalanan akhir
darinya yang melaju dalam lautan ilmu.

Sebaliknya, jika engkau mendapati hatimu berat
dan lengah dalam mengamalkan apa yang
menjadi konsekuensinya, ketahuilah bahwa jiwa
yang mendorongmu untuk menuntut ilmu
tersebut adalah jiwa al-ammaarah bi as-su'
(yang memerintahkan pada keburukan).

Jiwa
tersebut bangkit karena taat kepada setan
terkutuk untuk dijerat dengan tali tipuannya. Ia
terus memberikan tipudayanya kepadamu
sampai engkau betul-betul binasa.

Ia ingin agar
engkau memperbanyak kejahatan dalam bentuk
kebaikan sehingga ia bisa memasukkanmu
dalam kelompok orang yang merugi dalam
amalnya.
Yaitu, mereka yang sesat di dunia ini,
yang mengira bahwa mereka telah melakukan
suatu perbuatan baik.

Saat itu setan
menceritakan padamu tentang keutamaan ilmu,
derajat para ulama, serta berbagai riwayat di
seputarnya.
Namun, setan tersebut membuatmu
lalai dari sabda Nabi
"Siapa yang ber­
tambah ilmu, tapi tidak bertambah hidayah, ia
hanya bertambah jauh dari Allah."

Juga dari
sabda Nabi saw. yang berbunyi, "Orang yang
paling keras siksanya di hari kiamat, adalah
orang alim yang ilmunya tak Allah berikan
manfaat padanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar