Laman

Jumat, 10 Januari 2014

Shidq (kejujuran) ilmu para waliyyuLLAH



Saudara-saudariku, jadikanlah shidq sbg pusat perhatianmu dan awal smua urusanmu. Dikatakan bahwa shidq adalah pedang ALLAH di bumi. Apa pun yg disentuhnya pasti terpotong.

Ketahulah, shidq punya 2 arti: shidhqul lisan dan shidqul qalb. Shidqul qalb adalah sumber dari shidqul lisan, dan slalu menjadi pegangan dan tujuan kaum sholihin. Shidqul lisan adalah perbuatan yg baik, tp shidqul qalb merupakan sumber dan asal dari shidqul lisan. Shidqul lisan dikatakan baik karena ia menunjukkan kemakmuran bathin dan kesucian jiwa. Kebohongan lisan sgt jelek dan buruk, tp kebohongan hati lebih buruk dan berbahaya karena menunjukan kerusakan bathin dan kehinaan jiwa. Kebohongan hati dapat melahirkan berbagai perbuatan yg lebih buruk dibandingkan dengan kebohongan lisan. Orang yg mudah berbohong dan tidak mempedulikan kehinaan dan kekurangan jiwanya, adalah orang yg rendah. Keadaan ini akan membuatnya jauh dari ALLAH SWT. Seorang manusia yg sempurna tidak rela melihat dirinya penuh kekurangan, meski tidak ada seorangpun yg mengetahuinya. Orang yg suka berbohong akan meremehkan aib dan kekurangannya sendiri, meskipun ia mengetahui aib dan kekurangannya tersebut. Sebagaimana dikatakan bahwa seorang pendusta tidaklah berdusta kecuali karena memandang remeh dirinya.

Oleh karena itu, ketahuilah, bahwa shidqul bathin tidak akan membelokkan hati dari jalan kebenaran, bahkan kejujuran akan menjadi syiarnya. Jika seorang telah membiasakan batinya dgn kebenaran dan shidq, maka lisannya akan sulit untuk diajak berdusta karena:

Lisan adalah penerjemah hati

Lisan hanya akan mengutarakan apa yg terdapat dalam hati. Jika hati shidq, mustahil lisan akan berdusta. Kini jelaslah bagimu, bahwa jika bathin telah dibiasakan dgn kebenaran, maka kebenaran akan menjadi sifat dan karaktristik bathin. Sehingga andaikan ia ingin berbohong, ia tidak mampu melakukannya, sebab yg demikian itu bukan sifat bathinnya.

Smua ucapan dan perbuatnya buruk sesorang ditimbulkan oleh keburukan bathin. Hal ini terjadi karena akal yg lemah, atau hawa yg menguasai dirinya dan menodai nuraninya (sirr). Orang yg dikuasai oleh hawa, setelah sadar akan menyesali semua kelalaiannya. Sedangkan orang yg berakal lemah, tidak akan pernah bisa diharapkan kesembuhan bathinnya. Pahamilah hal ini dan berusahalah untuk bersikap shidq, semoga dengan pertolongan dan kehendak ALLAH kita akan memperoleh kebenaran.

Jangan sampai berbuat kebajikan selain untuk ALLAH.

Nabi SAW bersabda:

"jangan menuntut ilmu untuk membanggakan diri kepada para ulama, mendebat orang-orang bodoh, dan menyombongkan diri dalm majelis. Barang siapaberbuat demikian, tempatnya di neraka, di neraka."

(HR Ibnu Majah dengan matan sedikit berbeda)

Diriwayatkan bahwa ALLAH SWT berfirman dalam salah satu kitab terdahulu,

"sesungguhnya tidak setiap ucapan ahli hikmah KUterima, namunyg Kuperhatikan adalah semangat (ham) dan hawa-nya. Jika semangat dan hawa-nyaditujukan kepada-Ku, maka Aku akan menjadikan diamnya sebagai dzikir dan pandangan matanya dapat mengambil pelajaran dari semua yg disaksikannya."

'Ali ibn Abi Tholib kwh berkata:

"orang yg mengamalkan (ajaran) agama untuk (memperoleh kenikmatan) dunia, maka balasan ALLAH baginya adalah neraka."

Ikhlas adalah landasan amal yg kuat, pondasi yg kokoh dari iman, dan pusat perhatan kaum 'arifin. Tingkat keikhlasan seorang hamba bergantung pada tingkat iman dan ma'rifatnya kepada ALLAH 'AZZA WA JALL. Seseorang yg lemah imannya akan rendah pula tingkat keikhalasannya. Jika seseorang telah memiliki hati yg sucidan bersinar, telah memiliki ikatan yg kuat dengan ALLAH Ta'ala, maka ia akan menjadi penolong ALLAH yg MAha Agung, dan akan ikhlas dalam beramal dan menjauhi riya'.

Para 'arifin berkata:

"keikhlasan seorang hamba timbul dari keyakinan yang kuat, sedangkan riya' timbul dari hati yg rusak dan keyakinan yg lemah."

Ketahuliah, seseorang tidak dapat ikhlas betapapun ia menginginkannya. Sebab keikhlasan bergantung pada tabiat dan perilaku seseorang. Orang yang berjiwa lemah dan berhati rusak akan sulit menghadirkan ALLAH Ta'ala dalam hatinya ketika beramal. Semua ini trjadi karena lemahnya bashirah (mata bathin) meraka. Bashirah mereka seperti mata kelelawar: lemah tidak mampu memandang cahaya matahari. Karena jiwanya lemah dan hatinya rusak, maka dalam berhubungan dengan ALLAH, mereka mengharapkan perhatian makhluq. Adapun orangyg hatinya suci dan bercahaya, mereka selalu bersikap shidq. Mereka tidak mampu melepaskan diri dari sikap shidq meskipun sangat mengingininya, sebab bashirah mereka kuat dan fitrah mereka baik.

Riya' adalah syirik tersembunyi, juga merupakan dosa yg besar yg dapat menjauhkan seorang hamba dari ALLAH Ta'ala.

Nabi SAW bersabda:

"barang siapa yg menginginkan agar dirinya disebut-sebut manusia karena ilmunya, maka ALLAH akan memperdengarkan (keburukan2nya) ke telinga makhluq-Nya, serta merendahkan dan mengecilkannya." (HR Ahmad)

Seorang mukmin itu memperlihatkan amalnya tapi tidak riya'. Ia memperlihatkan amalnya dengan tujuan agar diteladani dan bermanfaat bagi orang lain. Niat seperti ini adalah niat yg baik. Hanya niat yang dpt membedakan antara orang yg memperlihatkan dengan orang yg riya'. Oleh karena itu saudaraku yg semoga ALLAH muliakan, hati-hati jangan sampai berbuat riya' dalam semua amalmu, sebab riya' adalah perbuatan buruk yg dapat merusak amal dan hati.

'Abdullah bin Abi Zakariyya rhm berkata, "Aku mendengar bahwa jiika seseorang berbuat riya' dalam salah satu amalnya, maka perbuatan riya' itu menyebabkan amal-amalnya yg lalu menjadi sia-sia."

Semakin sempurna akal seseorang, semakin baik keadaannya. Ia akan semakin adil dan benar, berusaha mencari kemuliaan dan kesempurnaan. Akibatnya, timbullah konflik antara dirinya dengan dunia. Keluhuran akhlaqnya ini membuatnya merasa hidup seorang diri, terasing di tengah-tengah masyarakat. Ia segera merasa lelah, lalu berusaha melepaskan diri dari dunia yg hina ini untuk memperolaeh kesuksesan akherat.

Jika pengetahuan seseorang tentang ALLAH Ta'ala dangkal dan imannya lemah, maka hatinya akan rusak dan nuraninya (sirr) akan ternoda. Tebalnya hijab yg menabiri dia dgn ALLAH Ta'ala hampir2 membuatnya tidak pernah ikhlas dalam setiap amalnya. Hatinya buta, suka pamer, riya' dan sum'ah. Akibatnya berbagai penjuru keburukan dan bencana datang silih berganti dari segala penjuru. Oleh karena itu, janganlah ia mencela orang lain atas penilaian mereka pada dirinya, itulah bagian akalnya.

Sebenarnya berbagai rahasia dan hal-hal yg tersembunyi pada diri manusia dapat dilihat dgn mata hati. Akan tetapi karena hati manusia buta, ia hanya dapat mengetahui apa yg dapat ia lihat denga matanya, dengar dengan telinganya, atau dengan mengikut pendapat orang lain.

Tersebarnya manusia berhati seperti ini pada kalangan awam telah memperburuk keadaan dan mengacaukan berbagai urusan. Kaum awam lebih senang mengikuti orang yang suka pamer, yang banyak disebut dan diikuti oleh orang-orang bodoh tanpa memandang orang tersebut benar atau salah. Inilah alasannya mengapa kaum arifin lari meninggalkan masyarakat. Mereka marah melihat banyaknya manusia yg berbuat bathil, melihat tempat mereka diambil alih oleh orang-orang yg hina, yaitu orang-orang bodoh yg hanya pandai mengaku-aku. Akibatnya kaum arifin menjadi terasing dan tidak memiliki teman.

Kasihan orang-orang bodoh ini, mereka menghamburkan waktu untuk perbuatan sia-sia dan berbagai khurafat, namun mengira apa yg mereka lakukan ini diajarkan oleh agama. Andaikan mereka menyadari keburukan sikapnya ini, tentu mereka akan menangisi diri mereka sendiri. Pahamilah hal ini dan beramallah dengan benar. Nasihat ini kusampaikan kepadamu dengan hati yg tulus.

Dikatakan bahwa ALLAH Ta'ala menurunkan wahyu kepada DzulQornain as,

"Setelah menciptakan akal, Aku tidak menciptakan makhluq yg lebih Kucintai daripada kebaikan (ma'ruf). Aku akan memberitahukan ciri-cirinya kepadamu. Jika kamu melihat seseorang yg Ku-jadikan cinta pada kebajikan dan Kumudahkan untuk melakukannya, serta Kugerakkan hati manusia untuk mencarinya, maka cintailah dan jadikanlah orang itu sebagai temanmu. Sebab, dia adalah makhluq yg paling Ku-cintai.
Namun jika kamu lihat seseorang yg Kujadikan benci pada kebajiikan dan Kusulitkan untuk melakukannya, maka bencilah dan abaikanlah dia. Sebab, dia adalah makhluq yang paling Ku-benci."

ketahuilah, ada hati yg hidup dan ada pula yg mati. tanda-tanda hati yg hidup adalah bersinarnya cahaya akal sehingga dada menjadi lapang dan gelora nafs menjadi padam, tunduk dan lemah, karena hawanya tidak berfungsi lagi. sebab, jika akal kuat, hawa menjadi lemah.
Nabi saw bersabda:
"setelah menciptakan akal, ALLAH berfirman kepadanya,
'Menghadaplah!'
akal menghadap.
ALLAH berfirman lagi kepadanya,
'Berpalinglah!'
akal berpaling.
kemudian ALLAH berfirman lagi kepadanya,
'Diamlah!'
akal pun diam.
setelah itu ALLAH berfirman,
'Demi Keagungan dan Kebesaran-Ku, Aku tidak akan menciptakan satu ciptaaan pun yg lebih Kucintai darimu. dan Aku pasti akan meletakkanmu pada diri makhluq yg paling Kucintai. denganmu Aku mengambil dan denganmu Aku memberi.'
setelah itu ALLAH menciptakan kebodohan dan berfirman kepadanya,
'Menghadaplah!'
ia berpaling.
ALLAH berfirman kepadanya,
'Berpalinglah!'
ia menghadap.
ALLAH berfirman kepadanya,
'Diamlah!'
ia tak mau berdiam.
ALLAH kemudian berfirman,'Demi Keagungan dan Kebesaran-Ku, tidak akan Kuciptakan satu ciptaan pun yg lebih Kubenci darimu, dan Aku pasti akan meletakkanmu pada makhluq yang paling Kubenci."

adapun hamba yg hatinya hidup, kamu akan melihatnya dicintai masyarakat, tenang hatinya, baik perbuatannya, dan berwibawa penampilannya karena cahaya ALLAH memancar dari tubuhnya. dengan hanya melihat hamba tersebut, jiwa merasakan kenikmatan,
"itulah karunia ALLAH, diberikannya kepada siapa saja yg dikehendaki-Nya. dan ALLAH mempunyai karunia yg besar."
(al hadid 57: 21)

adapun orang yg hatinya mati, kamu akan melihat perbuatannya buruk, tidak pernah merasakan ketenangan dalam keadaan apapun, diliputi kebencian, tunduk pada hawa sehingga orang itu menjadi buta dan tidak dapat melihat aib-aibnya. keadaan ini membuat hati bingung dan tidak tenang, ia seperti seseorang yang rumahnya roboh. karena hati adalah rumah akal, maka akal akan bersedih bila rumahnya roboh.

Hati yang mati
ketahuilah, kematian hati kadang kala diakaibatkan oleh sebab2 pembawaan (naluri), dan terkadang oleh sebab2 buruk lain.
adapun hati yg mati karena sebab2 pembawaan (naluri) adalah hati yg keras, tiadak khusyuk, tak memiliki rasa kasih sayang. manusia yg berhati semacam ini memiliki fitrah yg buruk, tidak mempunyai kesenangan bathin, menyukai keramaian, tidak suka menyendiri, gemar omong kosong dan suka melakukan perbuatan sia-sia. Ia jauh dari ALLAH, tak memiliki kecakapan dalam ilmu-ilmu agama, nasehat dan petunjuk hampir2 tak bermanfaat baginya, sbagaimana dikatakan:
Jika hati keras, nasehat akan sia-sia
Sebagaimana tanah tandus
hujan pun tak berguna
hati yg mati adalah hati yg pemiliknya sering melakukan maksiat dan ketaatannya sedikit.

Hati yang hidup
seseorang yg hatinya hidup akan bersikap penuh kasih sayang, lemah lembut, lunak, ramah, dekat dgn masyarakat, mencintai dan dicintai. kau akan melihat orang yg berhati macam ini bathinnya merasakan kenikmatan, suka menyendiri, tidak suka omong kosong, menjauhi keburukan dan pertentangan. berbahagialah dia karena hatinya mnjadi tempat jatuhnya pandangan ALLAH, perbendaharaan hikmah dan gudang rahasia-rahasia-Nya(asrar).
diriwayatkan bahwa ALLAH berfirman dalam beberapa kitab terdahulu,
"sungguh langit dan bumi tak mampu menampung-Ku (mengenal[berma'rifat]) dan terlalu sempit untuk menampung-Ku (mengenal[berma'rifat]), hanya hati hamba-Ku yg beriman dan tenang yang mampu menampung-Ku (mengenal[berma'rifat])".

Hati yang hidup merupakan rahasia alam (sirrul 'alam), sumber keajaiban dan wadah rahasia-rahasia ilahiah (asrarul ilahiyyah), di dalamnya sering terjadi peristiwa-peristiwa yg menakjubkan. begitu pula dalam nafs, bisa terjadi peristiwa-peristiwa serupa. hanya saja terdapat perbedaan besar antara hati dan nafs: keduanya saling bertentangan, semua yg datang dari hati itu baik, sedangkan semua yg timbul dari nafs itu buruk. namun perilaku orang yg dikuasai nafs tampak seperti orang yg memiliki hati. orang yg memiliki hati perbuatannya baik dan mulia. sedangkan orang yg dikuasai nafs perbuatannya buruk sperti syaithon, memiliki pengaruh yg nyata bagi timbulnya berbagai bencana dan fitnah. ALLAH menjadikan bencana dan fitnah tersebut sebagai ujian bagi hamba-Nya sesuai kehendak-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar