Laman

Rabu, 29 Januari 2014

Sifat Kamalat, Sifat Kesempurnaan Disisi Zat Allah


Sifat Kamalat, atau sifat Kesempurnaan-Nya memiliki perbendaharaan ilmu Allah yang tiada batas pada alam Raf-raf, sebuah perbendaharaan yang menyimpan berbagai ilmu duniawi dan ukhrawi. Manusia tidak akan dapat berfikir tentang penciptaan yang ada di langit dan bumi dengan akal pikiran singkat, akan tetapi Allah telah memberikan hati nurani (kalbu) yang senantiasa mengingat-Nya dan hanya kepada-Nya menyerahkan diri. Dengan ini maka Dia membukakan alam pikir manusia dan memberi petunjuk kepada mereka yang membuat kalbu atau hati sebagai singgasana Allah.

Bagaimana menilai sifat Kesempurnaan Allah, setidaknya kita harus mengkaji dari mana sesungguhnya asal usul diri yang sifatnya batin dan ruh sebagai hakikat manusia sebagaimana Allah berfirman:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Ar-Rum, 30:30)

kesepurnaan allah, sifat kamalat

Sifat Kamalat, Sifat Kesempurnaan Allah

Sifat Kamalat, atau sifat Kesempurnaan memiliki perbendaharaan ilmu Allah yang tiada batas disebut juga alam Raf-raf, sebuah perbendaharaan yang menyimpan berbagai ilmu dunia dan akhirat. Dari alam Raf-raf ini, Allah telah menurunkan perbendaharaan kepada alam semesta berupa:

Ilmu Duniawi diturunkan kepada umat manusia sejak Adam diturunkan ke permukaan bumi. Dengan adanya ilmu maka manusia terus memperbaharui teknologi dan peradaban berkembang dari waktu ke waktu. Sebagaimana ilmu astronomi yang kini telah mengalami kemajuan pesat dengan penjelajahan ruang angkasa.
Ilmu Ukhrawi diturunkan Allah untuk membersihkan Kalbu melalui ilmu tarikat dan tasawuf, dimana ilmu ini diterpakan kaum sufi dan mereka yang mendapat petunjuk.
Kalbu (Qalbu) atau jantung manusia, dimana kalbu diberi anugerah sebagai wadah ilmu dimana sifat metafisiknya mampu membedakan kebenaran hakiki. Maka kalbu tidak akan pernah berdusta tentang apa yang diberitakan melalui bisikan hati nurani seseorang.
Air sebagai sumber rahmat sekalian alam, dimana air diberikan kepada tujuh petala langit (tujuh lapis langit). Melalui tujuh lapis langit, air kemudian diturunkan ke Bumi dengan kadar tertentu. Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya (Al-Mu'Minun, 23:18) Prihal air sudah dibahas pada artikel terdahulu "Asal Mula Air Di Bumi Berasal Dari Hidrogen Luar Angkasa" dan "Air Adalah Sumber Segala Ilmu Dari Singgasana Allah".
Akal Pikir manusia memiliki derajat tinggi yang digunakan untuk membangun prihal duniawi yaitu akal pikir filsafat dan teknologi. Kemudian akal pikir manusia juga bisa digunakan untuk membangun ukhrawi yaitu alam akal pikir ahli tasawuf dan tarikat.
Alam Malaikat, dimana makhluknya senantiasa menjaga Arasy Allah, sebagai malaikat Muqarrabin, malaikat Saksi, malaikat Rahim, malaikat Zabaniyah, dan termasuk didalamnya sepuluh malaikat yang wajib dipercaya umat muslim.
Tujuh Petala Langit dijadikan Allah untuk membuat manusia berjalan kepada Allah (ma'rifatullah) yang wajib bagi setiap umat rasulullah, dimana rasul pernah melakukan perjalanan menembus tujuh lapis langit untuk bertemu dengan sang Pencipta.

Secara metafisik alam tujuh petala langit berbatasan dari jalur orbit Bumi yang diisi dengan tujuh peredaran benda langit dalam sistem tata surya Bima Sakti. Dimulai dari planet Mars, batuan Minor, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus dan Pluto.

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan di atas kamu tujuh buah jalan (tujuh buah langit); dan Kami tidaklah lengah terhadap ciptaan (Kami) (Al-Mu'minun, 23:17)

Dari poin diatas, maka benar-benar Maha Sempurna sifat Allah yang terwujud kedalam tujuh penciptaan. Manusia sering tidak menyadari dari mana mereka berasal, dari mana akal pikiran yang menciptakan berbagai teknologi dan pengetahuan lainnya, semata-mata karena sifat Kamalat yang ada pada diri manusia itu sendiri. Karena semua itu adalah ALLAHU, dimana LAH artinya Bagi Dia (yang memiliki sekalian alam), Pada Dia (yang merajai sekalian alam), Karena Dia (adanya sekalian alam), dan HU artinya serba Dia (pada zat, sifat, asma', af'al, semata-mata Dia).

Manusia dan seluruh alam semesta tercipta dari fitrah atau zat Allah sendiri. Mengapa Allah menciptakan manusia dari fitrah-Nya sendiri? Karena tidak adanya elemen lain selain milik-Nya. Maha Esa fitrah-Nya menerbitkan Sifat (kelakuan), dari zahir melahirkan Asma'-Nya, dan Asma' (nama) melahirkan Af'al (perbuatan). Af'al tunduk kepada Asma', Asma' tunduk kepada Sifat, dan Sifat tunduk kepada fitrah-Nya. Begitulah siklus hukum yang terjadi dalam nama dan sifat-Nya, sifat Kamalat yang menjadi sifat Kesempurnaan Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar