Laman

Jumat, 07 Maret 2014

Nafas


Nafas adalah hembusan kalbu melalui
kelembutan-kelembutan kegaiban.
Orang yang
memiliki nafas (ruhani), lebih lembut dan lebih
jernih dibading yang memiliki ahwal ruhani.

Pemilik waktu adalah pemula, dan pemilik
nafas, adalah pangkalnya.

Pemilik tingkah
kesufian (ahwal) berada di antara keduanya .

Orang-orang yang berada pada ttahap awal
adalah pemelihara ruh, sedangkan pemilik
nafas adalah ahli dalam rahasia-rahasia
Ketuhanan.

Para Sufi berkata : “Sebaik-baik ibadat
adalah menghitung nafas (hati) bersama Allah
swt.”

Mereka juga berkata : “Allah swt.
menciptakan kalbu, dan dijadikan kalbu itu
sebagai tambang ma’rifat. Allah swt. mencipta
rahasia di balik kalbu, dan dijadikan sebagai
tempat tauhid.

Setiap nafas yang tidak muncul
dari bukti-bukti ma’rifat dan setiap isyarat
tauhid dalam bentangan kerumitan, adalah
mayat, yang pemiliknya akan dimintai
pertanggungjawaban.”
Syeikh Abu Ali ad. Daqqaq r.a.
berkata :
“Bagi orang Arif” nafas tidak
berserah kepadanya, karena tidak ada
toleransi yang mengalir menyertainya.

Sedangkan bagi sang pecinta, nafas adalah
keharusan. Kalau tidak ada nafas, pastilah ia
akan musnah.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar