Laman

Jumat, 07 Maret 2014

“ P E M B A N T A H “ (PErasaan Memang BANyak TAHu)



Tiadalah orang-orang yang membantah, melainkan mereka yang banyak tahu tapi sedikit mengerti.
Tiadalah orang-orang yang benar dan salah, melainkan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

Hai sekalian manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu kebenaran dari Tuhanmu. Barang siapa yang mendapat petunjuk, hanya ia mendapat petunjuk untuk dirinya. Barang siapa yang sesat, hanya ia sesat atas dirinya dan aku bukanlah menjadi wakil (pengganti) terhadapmu.
(Y u n u s 108)
Diantara manusia ada orang yang membantah terhadap Allah (Al-qur’an)
Tanpa ilmu, tanpa dalil dan tanpa kitab yang menerangkan.
(Al- h a j j i 8)

Orang-orang yang suka berbantahan, adalah mereka yang membatasi dirinya dari segala ilmu pengetahuan yang ada di alam semesta ini, mereka merasa bahwa pengetahuan itu hanya sebatas yang mereka pelajari saja sudah cukup, lalu meyakini kebenarannya sampai mati.
Padahal belum seper sepuluhpun dari kitab yang mereka pelajari…. Bahkan tanpa dalil, tanpa petunjuk dan tanpa kitab yang menerangkan. Sehingga mereka terbelenggu dengan kebenaran semu yang diyakininya.
Sesungguhnya mereka itu tak akan pernah mendapatkan kebenaran yang hakiki, disebabkan tidak mau menerima hal-hal yang belum pernah didengarnya dari bapak2nya atau orang2 sebelumnya.

Tak ubahnya seperti pelajaran tingkat Mahasiswa (tauhid)…. Yang didengar oleh anak yang masih duduk ditingkat Sekolah Dasar (syari’at),
tentu saja tidak dapat mencernanya karena belum sampai pelajaran tingkat itu kepadanya……. Tetapi jika ia menjadi pendengar yang baik tanpa membantah dengan pengetahuan yang sudah ada padanya, dan lebih suka bertanya dengan lemah lembut, bukan menghujat, maka bertambahlah ilmu pengetahuan yang diterimannya dengan tulus ikhlas. Akan terbukalah logika kebenaran itu karena diterima oleh akal sehat.
Orang2 yang telah dibatasi ilmu pengetahuannya oleh agama, dan dipertakuti dengan sesuatu yang tidak diketahuinya, maka terbelenggulah ia dalam kebodohan yang berulang-ulang sampai ke turunan terakhir.
Kecuali keturunan berikutnya mau memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan oleh orang sebelumnya (orang tua).itupun jika masih ada waktu.
Semua pengetahuan dari tingkat SD (Sekolah Dasar) sampai Sarjana….. tidak satupun yang salah, karena semua tahapan harus dilalui untuk mencapai jenjang yang tinggi.
Tapi jika seorang manusia sudah berusia 60 tahun, masih terus duduk dan belajar ditingkat SD (syari’at),maka siapakah yang salah…….???????????
Pelajarannya kah atau manusianya…???….. bahkan ia belum lulus jadi manusia yang bebas merdeka, tapi masih disebut
“ORANG” (Obyek RAga dan tulaNG) belum ada kesempurnaan sebagai manusia, sehingga dibutuhkan ilmu pengetahuan yang banyak untuk menyempurnakan diri menjadi seorang .........................
“MANUSIA” (MANtan Umat SIA-sia),
karena “ORANG” itu, masih indentik karakternya dengan hewani (sifat2 hewan)). Tak mengenal diri dan Tuhan, tanpa belas kasih, serakah, suka berkelompok2 (dengan partai, agama dan organisasi) yang tak bermanfaat, hanya memikirkan makanan, pemarah, saling membunuh, saling berebut, iri hati, cemburu dsb yang buruk2.

Yang disebut “MANUSIA” (Mau NUrut SIApa)………?????
Tentu orang2 yang telah menurti peraturan Tuhannya yang mengatur alam semesta, dirinya beserta rejekinya. Bukan diatur oleh Tuannya seperti hewan yang dicucuk hidung yang patuh menurut saja, tanpa memahaminya…… dan mengurungya dikandang (agama) tapi tak dapat menghidupkan dan mematikan.
Kesalahan dan kebenaran adalah sepasang keESAan yang tak dapat dipisahkan. Kesalahan sebagai soal (pertanyaan) dan kebenaran sebagai jawabannya. kebanyakan orang merasa dirinya sudah benar tanpa harus melalui proses kesalahan, padahal ia hanya menerima agama sebagai warisan tanpa harus mendalaminya, cukup melakukan apa yang telah dilakukan orang2 sebelumnya. Tak berakal dan tiada pula memikirkan.

Maha suci Allah yang menciptakan berpasang-pasang semuanya, diantara apa-apa yang ditumbuhkan bumi dan dari diri mereka sendiri dan dari apa-apa yang tidak mereka ketahui. (Y a s I n 36)

Adakah mereka mengetahui semua pasangan didalam alam ini……..?
Jasad berpasangan dengan ruh…… maka hiduplah ia dan berkembang.
Laki-laki berpasangan dengan perempuan (alif masuk kedalam mim dan menitikkan setetes air dalam nun) maka berkembang biaklah manusia itu.
Jika semua diciptakan berpasangan…… Lalu adakah agama-agama itu memiliki pasangan …….?
Maka sesungguhnya tugas manusia adalah mengESAkannya…..
Seperti esanya pandangan mata orang normal bukan jereng (juling, kero) yang selalu melihat sesuatu ada dua yang menjadi perbedaan, tapi tidak mengetahui mana yang asli atau palsu, maka sangatlah lelah orang2 yang mempunyai pandangan seperti ini.
Mengapa ruh meninggalkan jasad…..? karena tidak mengESAkan Zatnya.
Mengapa istri ditinggal suami…..? karena tidak mengESAkan tujuannya.
Bukanlah keESAan fisik yang dituntut menjadi sekutu, tetapi keESAan zat dan Fikiran, agar tidak berpecah-belah dalam kehidupan dunia

Allah akan menghukum diantara kamu pada hari kiamat tentang apa-apa yang kamu perselisihkan. (Al- h a j j I 69).

Janganlahh kamu menyimpulkan sesuatu sebelum habis kamu ketahui ceritanya.hingga tammat (dari awal sampai akhir).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar