Hakekat Segala Rahasia Kehidupan
[ Pembahasan Ketiga - Dari Kesempurnaan Menuju Kehinaan ]
Di alam eksistensi yang pertama, Allah menciptakan ruh sebagai makhluk
yg paling sempurna. Lalu Dia berkehendak mengirimnya ke alam yg lebih
rendah agar mempelajari cara kembali kepada hakekat Yang Mahakuasa dan
mendekat kepada-Nya. Dia mengutusnya kepada tingkatan para rasul dan
wali, para pecinta dan sahabat. Pada
mulanya, Allah mengirimnya ke alam akal sebab, alam keesaan, jiwa
universal, alam nama-nama dan sifat-sifat Tuhan, dan alam hakekat
Muhammad. Sebelum menempuh perjalanannya, ruh telah dibekali benih
tauhid. Ketika melewati alam ini, ia diberi pakaian cahaya Ilahi dan
diberi nama jiwa sultan. Ketika turun ke alam malakut, ia diberi nama
“jiwa aktif”. Ketika turun ke alam materi, ia diberi pakaian materi
untuk menyempurnakan wujudnya. Ia dibungkus dengan pakaian materi untuk
menyelamatkan dunia, karena jika alam materi berhubungan langsung dengan
ruh suci, pasti ia hancur binasa. Di alam inilah ia mengenal
kehidupan--nyawa manusia.
Setelah turun ke alam yg terendah ini
ia harus berupaya meraih kedekatan kepada Allah meski telah dibungkus
daging dan tulang. Dengan menggunakan hati yg ada dalam jasadnya, ruh
harus menanam dan menumbuhkan pohon tauhid. Akar pohon itu tertancap
kokoh; cabangnya memenuhi ruang rahmat, dan di sana dengan ridha Allah
lahirlah buah tauhid. Kemudian dalam bumi hati, ruh menanam benih agama
dan bertekad menumbuhkan pohon agama. Agar menghasilkan buah tauhid,
setiap cabang pohon itu harus mendekatkan diri kepada Allah.
Allah menciptakan jasad sebagai rumah jiwa, dan masing-masing jiwa ini
memiliki nama yg berbeda-beda. Dia telah menciptakan ruang yg serasi
dalam bagi jiwa di dalam jasad. Dia menempatkan jiwa manusia, ruh
kehidupan, antara daging dan darah. Dia letakkan ruh di pusat hati. Di
sanalah Allah menciptakan ruang materi yg halus untuk menjaga rahasia
hubungan antara Allah dan hamba-Nya. Ruh-ruh ini berada pada berbagai
bagian jasad, dengan tugas dan urusan yg berbeda-beda. Masing-masing
bagian, laksana orang yg berjual beli, menghasilkan beragam keuntungan.
Setiap upaya mereka selalu membawa mereka pada karunia dan rahmat Allah.
“…dan menafkahkan sebagian rezeki yg Kami anugerahkan kepada mereka
secara sembunyi dan terang-terangan. Mereka itu mengharapkan perdagangan
yg tiada merugi. “ (Fathir: 29)
Setiap orang harus mengetahui
tugas dan tujuannya di alam eksistensinya. Ia harus memahami bahwa ia
tidak dapat mengubah apa pun yg telah ditetapkan atas dirinya. Kepada
orang yg ingin mengubah takdirnya, yg terbelenggu oleh dunia ini dan
segala hasratnya, Allah bertanya:
“Apakah dia tidak tau jika apa yg ada di dalam kubur dibangkitkan dan apa yg ada di dalam dada diwujudkan?” (al-‘Adiyat: 9-10)
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya seperti (tetapnya) kalung pada lehernya.” (al-Isra’: 13)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar