Laman

Rabu, 29 Januari 2014

Kisah Buhaira Mengungkap Tanda Muhammad, Khatamannubuwah



  • Ketika Muhammad berusia empat belas tahun, dia bertemu dengan seorang pendeta Buhaira di kota Bushra, Suriah, selama perjalanan menemani pamannya Abu Thalib. Buhaira, adalah orang yang pertama kali membuka tabir rahasia Khatamannubuwah. Kisah pertemuan antara Muhammada dan Buhaira dituliskan dalam karya sejarah Muslim awal seperti Ibn Hisham, Ibn Sa'ad Al-Baghdadi, dan Muhammad Ibn Jarir Al-Tabari, ketiga cerita ini memiliki versi berbeda.

    Pendeta Buhaira tinggal diantara kota Mekah dan Syam yang menjadi jalan kafilah pedagang maupun musafir, dimana tempat tinggalnya merupakan suatu Oase (mata air yang dikelilingi pohon yang subur) sehingga menjadi tempat persinggahan bagi mereka yang melakukan perjalanan antara Mekah dan Syam. Kebanyakan orang-orang yang singgah ke Oase Buhaira menyempatkan diri untuk mengambil air dan minuman untuk hewan kendaraan mereka, sekaligus sebagai tempat istirahat.

    Pendeta Buhaira Temukan Calon Nabi Akhir Zaman

    Ketika Muhammad berusia empat belas tahun, saat itu dia dalam pemeliharaan pamannya ( Abu Thalib, ayah Sayyidina Ali) dan dibawa berniaga ke negeri Syam. Seperti biasa, atau hal ini telah menjadi tradisi dalam perjalanan niaga, mereka singgah di Oase milik pendeta Buhaira.

    tempat buhaira

    Buhaira dikenal sebagai pendeta yang memiliki injil Barnabas asli dan mempunyai catatan penting tentang tanda-tanda kelahiran Nabi akhir zaman, dimana nabi ini telah dinantikan kelahiran dan kedatangannya. Dalam catatan itu, Bukhaira membuat deskripsi untuk membenarkan keseluruhan tanda-tanda yang dibawa oleh nabi terakhir yaitu:

    Seorang keturunan Arab Quraisy dari kota Mekah
    Seorang anak Yatim Piatu
    Dia tidak mau dihadapkan dengan menyebut nama sembahan buatan manusia selain Allah
    Wajahnya bersinar, seakan-akan memancarkan cahaya
    Seorang yang diberi nama Ahmad (Muhammad)
    Binatang buas yang berhadapan dengannya akan takluk dan tunduk
    Ketika dia berjalan dibawah terik panas matahari, maka awan akan selalu menutupinya dari sengatan matahari tersebut
    Di belakangnya bulu-bulu roma yang halus bertuliskan "Allahu wahdahu laa syariika lahu wa Muhammadan 'abduhu warasuluhu, tawajjahu haitsu syi'ta fainnaka manshuro"
    Katika dia masih kecil pernah didatangi oleh Malaikat Jibril dan memebedah dadanya

    Ini hanya sebagian dari garis besar tanda-tanda nabi akhir zaman yang tertulis dalam catatan Buhaira, dan masih banyak lagi keterangan lain yang sempat di himpun. Buhaira memang seorang pendeta yang benar-benar menanti kelahiran Nabi akhir zaman, setiap hari ia duduk di beranda rumahnya yang menghadap ke kota Mekah. Berharap bahwa utusan yang ditunggu-tunggu hadir di masa itu sehingga dirinya bisa mengikuti ajaran yang dibawa nabi terakhir.

    Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui (Al-Baqarah, 2:146)

    Saat itulah, ketika Abu Thalib membawa Muhammad akan singgah ke Oase miliknya, dia melihat gumpalan awan yang bergerak menuju Oase sedangkan gumpalan awan lain bergerak kearah lain. Tetapi rombongan kafilah belum jelas terlihat dimatanya. Beberapa saat kemudian tampak suatu rombongan kafilah yang menuju ke tempatnya dan semakin jelas awan yang mengiringi rombongan unta dan kafilah yang membawa dagangan dipimpin Abu Thalib. Abu Thalib sendiri telah lama menjadi langganan persinggahan untuk mendapatkan air dan persediaan makanan di Oase Buhaira.

    Pendeta Buhaira melihat seorang remaja belasan tahun diatas seekor unta dan awan tersebut berhenti bergerak dan tetap melindungi rombongan kafilah tersebut. Ketika Abu Thalib menemui Buhaira, awan tersebut tetap berada diatas Oase karena Muhammad tinggal seorang diri dan menjaga unta-unta kafilah. Melihat hal tersebut, Buhaira mulai berdebar jantungnya, dia sangat yakin bahwa yang ada dihadapannya adalah calon nabi akhir zaman.

    Dan sudah menjadi kebiasaan kafilah yang singgah ditempat tersebut untuk dapat menerima makanan dan minuman yang disediakan Buhaira, tapi Muhammad tidak diajak makan bersama rombongan. Melihat hal ini, Buhaira menegur Abu Thalib dan menanyakan padanya 'mengapa anak tersebut tidak diajak makan bersama'. Abu Thalib menjawab 'menurut adat kebiasaan Mekah, seharusnya orang tua lebih dahulu makan dan minum kemudian anak-anak menyusul setelahnya'. tetapi pendeta Buhaira menampik dan mengatakan bahwa hal itu hanya adat kebiasaan Mekah, tidak berlaku di tempatnya dimana semua orang harus makan dan minum bersama.

    Kemudian Buhaira memanggil Muhammad atas izin pamannya, Abu Thalib. Dan ketika Muhammad bergerak menuju rumah tempat makan dan minum, awan diatasnya pun bergerak mengikuti langkah Muhammad, dan awan itu berhenti ketika menutupi rumah persinggahan. Buhaira semakin kuat keyakinannya, inilah utusan yang sudah ditunggu-tunggu selama puluhan tahun masa hidupnya.

    Biasanya, setelah kafilah makan dan minum mereka membayar biaya dan meneruskan perjalanan ke negeri Syam. Tapi Buhaira berpikiran lain, agar Abu Thalib menginap satu malam dan membatalkan perjalanan, maka Buhaira berdalil ada perampokan besar-besaran di malam hari, dan atas pertimbangan itu Abu Thalib menangguhkan perjalanan mereka dan menunggu keesokan hari.

    Setelah malam tiba, rombongan kafilah mulai beranjak istirahat sedangkan Abu Thalib masih berbincang dengan Buhaira. Kemudian Buhaira menanyakan pada Abu Thalib 'siapakah anak yang dibawanya itu'. Abu Thalib awalnya mengatakan bahwa itu adalah anaknya tetapi Buhaira tidak percaya, setelah didesak akhirnya dikatakan bahwa anak itu adalah anak saudaranya (Abdullah) yang telah tiada ketika Muhammad dalam kandungan ibunya (Aminah), dan ibunya pun telah tiada ketika dia berusia enam tahun.

    Untuk menyelidiki lebih lanjut tentang keyakinan Buhaira, dia meminta Muhammad mendekat kepadanya atas izin Abu Thalib dan berkata "Wahai anakku, siapa namamu?"
    "Namaku Muhammad" jawabnya.
    "Demi Latta dan Uzza, aku ingin bertanya kepadamu anakku" ucap Buhaira kepada Muhammad.
    Mendengar pendeta itu menyebut sesembahan Quraisy (Latta dan Uzza) maka Muhammad menjawab "Jika pendeta bersumpah dengan nama Latta dan Uzza, aku tidak akan menjawab pertanyaan itu!"
    "Baiklah. Demi Allah yang menciptakan langit dan bumi, aku akan bertanya kepadamu" Maka maksud Buhaira tak lain hanya menguji kebenaran ciri-ciri calon nabi akhir zaman, dan dia tidak sudi mendengar sumpah atas nama selain Allah, dan semakin jelas apa yang diyakini Buhaira.

    Buhaira juga bertanya mengenai hewan buas yang pernah menghampiri Muhammad ketika masih dalam asuhan ibu susu Halimatussa'diyah. Saat itu Muhammad sedang mengembala domba bersama teman sebayanya, datanglha seekor macan ke tengah-tengah kumpulan domba. Semua teman-temannya berlari ketakutan, tetapi Muhammad mendatangi macan tersebut dan mengelus-elus kepalanya, dan macan tersebut menjilat-jilat tangan Muhammad seperti anaknya sendiri.

    Demikian pula Muhammad menceritakan tentang dua orang yang datang kepadanya diwaktu mengembala domba, mereka membaringkan tubuh serta membelah dadanya, dimana peristiwa ini juga terlihat oleh teman-temannya yang lari ketakutan. Sejak itu dia dikembalikan oleh keluarga Halimatussa'diyah kepada kakeknya, Abdul Muthalib.

    Khatamannubuwah, Lambang Ke-Nabi-an

    Kisah yang diceritakan Muhammad semakin menambah keyakinan pendeta Buhaira, dan hanya tinggal satu bukti yang belum diperiksa yaitu bagian belakang diantara deua urat belikat, dimana tersusun rapi tanda ke-nabia-an terakhir (khatamannubuwah) "Allahu wahdahu laa syariika lahu wa Muhammadan 'abduhu warasuluhu, tawajjahu haitsu syi'ta fainnaka manshuro"

    Buhaira menaikkan jubah yang dipakai Muhammad, dia merinding, seluruh perasaan yang bercampur antara terpuaskan, terharu, takut dan berharap, karena dia melihat dengan jelas tanda ke-nabia-an. Buhaira menangis dan merangkul Muhammad seraya berkata "Wahai anakku Muhammad, engkaulah calon Nabi akhir zaman yang sedang ditunggu-tunggu orang seperti diriku, jika engkau telah diberi wahyu oleh Allah maka sampaikanlah padaku, akulah yang akan mengikutimu!"

    Khatamannubuwah, tanda nabi muhammad

    Sesungguhnya lambang Khatamannubuwah telah dilupakan hampir semua orang, dimana pendeta Buhaira mengatakan bahwa ciri-ciri lambang ke-nabi-an itu adalah kalimat yang tertulis dalam lingkaran dan segitiga yang berada dibawah setengah lingkaran.

    Buhaira berpesan kepada Abu Thalib agar rahasia ini jangan terbongkar sebelum Muhammad diangkat menjadi Nabi dan Rasul terakhir. Jika terbongkar maka Muhammad akan dibunuh kaum Yahudi dan Nasrani sebelum diberi wahyu. Menurut riwayat, Buhaira lebih dahulu wafat sebelum dirinya menjadi pengikut Muhammad, dengan kata lain dia tidak sempat menyaksikan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul akhir zaman.

1 komentar:

  1. subhanallah... sangat bermanfaat. saya minta ijin rencana tak posting di blog saya juga trims

    BalasHapus