Laman

Sabtu, 12 September 2015

Agama Kau Jadikan Untuk Menumpuk Uang!


Rasulullah Saw. Bersabda: “Jenguklah orang yang sakit, dan iringilah jenazah mereka, karena sesungguhnya hal demikian bisa mengingatkanmu akan akhirat.” (Hr. Ahmad)
Rasulullah Saw, bermaksud agar kalian mengingat akhirat, sementara menghindari mengingat akhirat, lebih cinta
pada dunia. Padahal dalam waktu dekat segala apa yang anda miliki akan diambil oleh Allah tanpa ada yang bisa menghalangi. Padahal anda sedang bersenang-senang dengan dunia, hingga yang muncul adalah rasa sakit hati sebagai ganti dari riang gembiramu.
Hai orang yang alpa, yang sedang berpuas-puas dengan dunia, anda diciptakan bukan untuk dunia. Anda diciptakan untuk akhirat.
Hai orang alpa, apa yang seharusnya anda lakukan dari Allah itu? Sedangkan hasratmu hanya demi menuruti syahwat dan kenikmatan-kenikmatan. Agama kau jadikan untuk menumpuk dinar. Engkau sibuk dengan permainan-permainan, padahal sudah di ingatkan akan kehidupan akhirat dan kematian. Namun anda mengatakan , “Aku masih susah hidupku dan masih berutang sekian dan sekian.” Padahal peringatan maut telah datang melalui ubanmu, sementara anda mencukur atau menyemir dengan warna hitam, ketika ajalmu tiba, mana amalmu?
Ketika Malaikat maut tiba dengan perangkatnya, dengan cara apa anda menolaknya? Jika rezeki-mu sudah habis dan usiamu sudah selesai, dengan cara bagaimana anda merekayasa?
Tinggalkan dirimu dari kerumitan ini. Dunia dibangun untuk kepentingan amal perbuatan baik, jika anda beramal akan ada pahala. Jika tidak apa yang akan diberikan padamu? Dunia adalah negeri amal dan negeri kesabaran atas bencana. Dunia negeri kepayahan dan akhirat negeri santai. Orang beriman itu menyibukkan dirinya, jelas akan ada istirahatnya. Sedangkan anda tergesa-gesa untuk santai, tetapi menunda-nuda taubat, berlarut-larut hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, hingga selesai ajalmu. Dalam sekejap jadi penyesalan.
Bagaimana anda menerima nasehat, bagaimana anda sadar dan benar, sedang anda tak pernah membenarkan? Hati-hati, atap rumah kehidupanmu telah terbelah. Hai orang yang tertipu, bengkak-bengkak tubuhmu kehidupanmu telah tiba. Negeri ini, dimana anda telah roboh, mestinya anda beralih ke akhirat. Carilah negeri akhirat dan langkahkan kakimu ke sana. Langkah apakah itu? Langkah amal yang saleh. Langkahkah apa yang anda punya menuju akhirat hingga bertemu denganNya.
Hai orang yang terpedaya dunia, hai orang yang terus berburu tanpa mendapatkan sesuatu. Hai orang yang meninggalkan pasukan, malah sibuk dengan pembantu-pembantu dunia. Hati-hati, akhirat itu tidak mau berpadu dengan dunia, karena akhirat tidak ingin menjadi pembantu dunia.
Keluarkanlah dunia dari hatimu, engkau akan melihat akhirat, bagaimana akhirat datang dan menguasai hatimu. Jika sudah sempurna maka dengarkan panggilan taqarrub dari Allah Azza-wa-Jalla, maka pada saat itulah lepaskan akhirat dan carilah Allah Swt. Disanalah kemudian qalbu menjadi benar dan rahasia qalbu menjadi bening.
Jika hatimu benar, maka Allah menyaksikannya, begitu juga para malaikat dan mereka yang diberi ilmu oleh Allah, yang menyaksikan kebenaran hati anda. Jika sudah demikian anda menjadi kokoh seperti bukit tak akan runtuh oleh badai, tidak pernah sirna karena gempuran dan di dalam hatimu tidak lagi terpengaruh oleh pandangan makhluk, tidak terpengaruh oleh pergaulan. Tidak ada haru biru di hatimu juga tidak ada kotoran yang merusak kebeningan rahasia jiwamu.
Hai kaumku, awas! Siapa yang beramal demi dipandang dan diterima makhluk maka dia adalah hamba yang minggat dan sekaligus musuh Allah Azza wa-Jalla. Ia telah mengkafiriNya dan telah terhijab dari nikmat, terkena dendam dan laknatNya.
Makhluk telah merampas hati, kebajikan, agama dan membuat diri kalian jadi musyrik, melupakan Tuhanmu Azza wa-Jalla. Mereka menginginkan kamu bukan membahagiakanmu. Sedangkan Allah menginginkan kamu untuk kebahagiaan dan keselamatanmu, bukan untuk mereka.
Carilah yang menghendakimu dan sibuklah bersamaNya. Karena sibuk bersamaNya itu lebih utama dibanding sibuk dengan yang menghendakimu untuk dirinya. Kalau toh anda harus mencari, maka carilah dari Allah, bukan dari makhlukNya.
Sebab yang paling dibenci Allah manakala hambaNya mencari dunia dari makhlukNya. Minta tolonglah kepada Allah, karena Allah itu Maha Kaya, sedangkan semua makhluk itu miskin dan fakir. Bahkan para makhluk itu tidak memiliki kekuasaan dan kemampuan terhadap dirinya sendiri, apalagi terhadap makhluk lain, baik suka maupun dukanya.[pagebreak]
Carilah kasih sayangNya, karena Dialah yang menghendakimu. Semula anda menjadi murid (yang berkehendak padaNya) dan Allah yang engkau kehendaki. Akhirnya anda menjadi Murod (yang dikehendakiNya) dan Allah yang menghendakimu.
Seorang anak ketika kecil selalu mencari ibunya dan ia dicari oleh ibundanya ketika besar. Jika Allah Tahu akan kebenaran hasratmu padaNya, pastilah Dia menghendakimu. Jika Allah mengetahui kebenaran cintamu padaNya pastilah Dia mencintaimu, meraih hatimu dan kedekatanmu. Bagaimana anda bahagia sedangkan tangan nafsumu, kesenangan dan watak alamimu, syetanmu justru anda biarkan di depan kedua matamu? Awaslah dengan penguasaan seperti itu, sementara anda telah melihat banyak kenyataan. Lawanlah dirimu dengan perjuangan dan kontra pada nafsumu. Buanglah kekuasaan mereka, hawa nafsu, kesenangan alamimu dan syetanmu, pasti anda menemukan Allah.
Buanglah semua itu, karena hijab telah tersingkap antara dirimu dengan Allah Azza wa-Jalla, hingga anda melihat segalanya dan selain Allah, bersama Allah Azza wa-Jalla.
Anda melihat aib-aibmu, hingga engkau menghindarinya, dan anda melihat aib selain dirimu dan engkau lari dari aib mereka. Bila semua sudah sempurna padamu, itulah taqarrubmu dan Allah memberikan sesuatu yang tak pernah terlintas pandangan, tak pernah terdengar dan tak pernah terbesit di hati manusia. Allah membentengi pendengaran hatimu dan rahasia hatimu, serta kedua matahatimu, meluruskan dan memberikan pakaian. Allah menghiaskan pakaian padamu melalui pakaian kemuliaanNya yang dilimpahkan padamu dengan kewalian dariNya. Memberikan penegasan nyata padamu, memberikan penguasaan padamu, memberikan kekuasaan ruhani padamu untuk seluruh makhlukNya, hingga engkau menjadi penjaga hatimu. Bahkan para malaikat pun menjadi pembantumu. Allah pun memperlihatkan ruh-ruh para Nabi dan Rasul padamu, maka tak ada yang tersembunyi padamu, sesuatu yang tersembunyi pada makhlukNya.
Anak-anak sekalian…Carilah posisi itu, berharaplah dan jadikanlah sebagai hasratmu. Tinggalkan sibuk ria duniawi, karena dunia tak pernah memuakanmu, apa pun selain Allah tak membuatmu kenyang. Maka sibuklah denganNya, Dia akan memberikan kenyang padamu. Jika sukses, berarti anda telah sukses dunia akhirat.
Hai orang yang alpa,kembalilah pada yang menghendakimu dan carilah yang mencarimu. Cintailah yang mencintaimu. Sibuklah dengan Dzat yang rindu kepadamu.
Dengarkan firmanNya:
“Dia mencintai mereka dan mereka mencintaiNya..” (Al-Maidah 54).
Maksudnya, “Aku lebih rindu untuk bertemu dengan kalian…” Allah telah menciptakanmu untuk ibadah padaNya, karena itu jangan main-main. Dia menghendakimu agar beserta denganNya, karenanya jangan sibuk dengan selainNya.
Jangan mencintai siapapun selain mencintaiNya, cinta yang penuh kasih, sayang dan lembut. Boleh mencintai selainNya hanya sebagai cinta nafsu. Tapi cinta hati, tidak boleh selain kepadaNya, begitu juga cinta sirri (rahasia hati paling dalam), tidak boleh kecuali kepadaNya.
Nabi Adam as, ketika mulai mencintai syurga dan posisi di syurga, tiba-tiba ia berpisah denganNya dan ia dikeluarkan dari syurga, melalui cara memakan buah (khuldi). Begitu juga ketika hatinya mulai cinta dengan Siti Hawa’, tiba-tiba malah berpisah dengan Siti Hawa’ dalam jarak tiga ratus tahun perjalanan. Adam as di Sarnadib sedangkan Siti Hawa di Jeddah.
Nabi Ya’qub as, ketika mulai sayang sekali pada puteranya Nabi Yusuf as, maka Allah memisahkan keduanya. Begitu juga Nabi kita Muhammad Saw, ketika ada sedikit pesona kepada isterinya Aisyah, tiba-tiba Allah memberlakukan takdir cobaan berupa tuduhan dan berita bohong dari orang munafiq yang menimpa Aisyah, berhari-hari Rasul Saw, tidak melihat Aisyah.
Maka sibukkah hatimu bersama Allah Azza wa-Jalla, bukan dengan yang lainNya. Jangan merasa mesra dengan selainNya. Jadikan makhluk itu tetap di luar hatimu, sebagai bagian dari upaya menuju kepadaNya.[pagebreak]
Hai orang-orang yang bergelimang kebatilan, hai orang-orang pemalas, hai orang-orang yang tak pernah datang kepadaku, jika anda menerima dariku dan mengamalkan atas ucapanku, maka semua akan kembali bagimu. Jika kalian tidak mengamalkan, maka itu juga resiko kalian akan mendapatkan amarah dan keterhalangan dengan Allah.
Allah Ta’ala sudah berfirman:
“Baginya apa yang telah dilakukan, dan (resiko) pada apa yang dilakukannnya..” (Al-Baqarah 286).
“Bila kalian berbuat baik, maka kebaikan itu kembali pada kalian. Bila kalian berbuat buruk, juga kembali kepadamu.” (Al-Isro 7)
Itulah esok akan bertemu pahalanya amal di syurga, sedangkan siksaan amal buruk akan bertemu di neraka.
Nabi saw, bersabda:
“Berilah makan pada orang-orang yang taqwa, dan berikanlah pakaianmu kepada orang-orang beriman.”
Jika engkau memberikan sajian makan kepada orang yang taqwa dan anda membantu urusan dunianya, berarti anda adalah kawan orang yang taqwa, dalam hal amaliyahnya, dan bahkan sama sekali pahalanya tidak berkurang. Karena anda telah ikut menolong dan meraih tujuannya dan ikut mempercepat jalannya menuju Tuhannya Azza wa-Jalla.
Namun jika engkau menyajikan makanan pada orang munafiq, kepada orang yang suka riya’, suka maksiat, dan menolong masalah dunianya, berarti anda adalah kawannya dan keburukannya kembali padamu.
Hai orang bodoh, belajarlah. Jangan sampai anda beribadah tanpa ilmu. Tidak ada kebaikan sedikit pun dalam keyakinan tanpa ilmu. Raihlah ilmu dan amalkan, maka anda akan bahagia dunia dan akhirat. Kalau anda tidak sabar untuk mencari ilmu dan mengamalkan ilmu bagaimana anda bahagia? Ilmu itu ketika diberikan, justru kita akan mendapatkan keuntungannya padamu.
Sebagian Ulama – semoga Allah merahmatinya – ditanya, “Bagaimana anda meraih pengetahuan yang anda miliki?” Ia menjawab, “Melalui upaya seperti bangau di pagi hari yang sudah terbang, seperti kesabaran unta, seperti semangat babi dan hasrat setia anjing. Sejak dini aku mendatangi pintu-pintu Ulama, seperti semangat diniharinya bangau untuk terbang, aku bersabar terhadap beban-beban seperti kesabaran unta memikul beban. Aku semangat mencari ilmu seperti semangatnya babi yang rakus pada makanan, dan aku dengan penuh kesetiaan menghamba pada pintu seperti anjing pada tuannya yang berharap memberikan makanan.”
Hai pencari pengetahuan dengarkanlah makalah sang alim itu, amalkanlah, jika engkau berkehendak terhadap ilmu dan kebahagiaan. Ilmu itu kehidupan, dan kebodohan adalah kematian.
Orang alim yang mengamalkan ilmunya, yang ikhlas dalam beramal, yang sabar dalam mengajar demi kebenaran Tuhannya azza wa-Jalla, tak akan pernah mati. Karena kalau dia mati, ia bertemu Tuhannya Azza wa-Jalla dan abadi hidup bersamaNya.
Ya Allah limpahilah kami rezeki pengetahuan dan ikhlas di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar