Laman

Sabtu, 12 September 2015

Memperbaiki Diri Sendiri


Sibuklah untuk memperbaiki dirimu dan kebaikanmu. Tinggalkan
bicara ini dan itu, tinggalkan kerumitan duniawi, maka anda akan lepas dari problemamu menurut kemampuanmu. Nabi saw, bersabda:
“Bebaskan dirimu dari kesusahan dunia menurut kemampuan maksimalmu.”
Hai orang-orang yang tolol karena dunia, seandainya anda tahu, pasti anda tidak memburunya. Dunia ketika datang padamu, justru akan melelahkan dirimu, dan jika ia berpaling, dunia akan membuatmu susah. Namun bila anda mengenal Allah Azza wa-Jalla, anda akan makhluk bersamaNya. Namun anda tidak mengenal Allah Azza wa-Jalla, para Rasul, para Nabi dan para WaliNya.
Waspadalah! Anda bisa mengambil pejaran dari kehidupan manusia terdahulu seputar dunia ini. Karenanya, bersihkan hatimu dari dunia, maka anda bisa melepaskan segala hal selain Allah Azza wa-Jalla dari jiwamu. Bila selain Dia Azza wa-Jalla masih mengikuti nafsu, maka tundukkan nafsumu, pada saat itulah anda melihat Tuhanmu Azza wa-Jalla. Pasrahkan semua kepadaNya, maka anda selamat. Mujahadahlah menuju DiriNya, maka anda meraih hidayah. Syukurlah padaNya, Dia akan menambah nikmatNya padamu, serahkan dirimu dan makhluk lain padaNya. Jangan sampai anda kontra padaNya dalam dirimu, juga jangan kontra pada selainmu.
Kaum Sufi tidak akan pernah berhasrat, ketika bersama Allah Azza wa-Jalla, dan tidak punya pilihan ketika bersama pilihanNya. Jangan sampai mereka berambisi mencari atau berebut bagian dariNya, begitu pula tidak mencari nikmat yang diberikan pada orang lain. Bila anda ingin bergabung dengan kaum sufi dunia dan akhirat, maka berserasilah dengan firmanNya, tindakan dan kehendakNya.
Saya melihat anda malah berbalik, dan berbuah kontra dan berbeda denganNya, malam dan siang. Ketika Allah Azza wa-Jalla berkata, “Kerjakan!” dan anda malah tidak mengerjakan. Seakan akan malah Allah Azza wa-Jalla jadi hamba dan anda menjadi yang dihamba.
Maha Suci Dia Azza wa-Jalla yang penuh dengan welas asihNya. Seandainya bukan karena rasa asihNya, pasti aku melihat semuanya yang kontra dalam dirimu. Bila anda ingin bahagia, diamlah di hadapanNya. Diam lahir dan batin pun sungguh merupakan su’ul adab bagiku, bahwa Dia menyilakannya karena sebagai bentuk keringanan belaka.
Karena itu lakukanlah perintahNya dan jauhi laranganNya, berserasilah dengan takdirNya, diamlah lahir dan batinmu di hadapanNya, maka anda akan melihat kebajikan dunia dan akhirat. Jangan minta pada makhluk, karena makhluk itu sangat lemah, sangat butuh, tidak memiliki apa pun, apalagi untuk lainnya, baik itu bahaya maupun manfaat.
Bersabarlah bersama Allah Azza wa-Jalla, jangan tergesa-gesa, dan jangan pula bakhil padaNya, jangan pula mencurigaiNya. Itu akan lebih bagus bagimu, darimu, untukmu. Maka sebagian sufi mengatakan, “Hai! Hati-hati padaku dan dariku! Kalian berserasi saja dengan Allah Azza wa-Jalla, karena Dialah Yang Maha Tahu pada kalian, bersama kalian. Karena tridak semua yang baik menurutmu, itu direkomendasi olehNya. Allah Azza wa-Jalla berfirman:
“Siapa tahu bila kalian tidak suka terhadap sesuatu, padahal itu lebih baik bagi kalian. Dan siapa tahu kalian mencintai sesuatu, sedangan hal itu lebih buruk bagi kalian. Allah Maha Tahu dan kalian tidak tahu.” (Al-Baqarah : 216)
]“Dan Allah menciptakan hal-hal yang kalian tidak tahu.” (An-Nahl : 8)
“Dan kalian tidak diberi ilmu, kecuali hanya sedikit.” (Al-Isra’ : 85)
Siapa pun yang hendak menempuh Jalan Allah Azza wa-Jalla, hendaknya ia membersihkan dirinya sebelum ia suluk. Sebab nafsu selalu su’ul adab, karena ia terus mendorong untuk keburukan.
Hati-hati, anda sedang beramal di sisi Allah Azza wa-Jalla, lalau bagaimana anda berjalan menuju kepadaNya?
Maka perangilah nafsumu, hingga ia tenang. Jika ia tenang maka ia akan mengikutimu menuju pintuNya. Jangan sampai berselaras dengan nafsu kecuali setelah anda membersihkannya, setelah mengajarinya, dan beradab yang bagus serta tenang pada janji Allah Azza wa-Jalla dan ancamanNya.
Nafsu itu buta, pekak, bisu, kotor dan lumpuh serta bodoh terhadap Tuhannya Azza wa-Jalla. Dan itu butuh kendali, butuh pembimbing dan waktu yang panjang, waktu demi waktu, hari demi hari, bahkan tahun demi tahun. Maka, beranikan dirimu dan jangan takut dengan pedang nafsu, tajamnya mata pedangnya dari besi yang keras kasar.
Nafsu hanya bicara tak pernah bertindak, dusta tanpa kejujuran, janji tanpa menepati. Tak ada cinta, dan ia mengembara tanpa negeri. Iblis adalah pemimpinnya. Dan nafsu tidak memiliki kekuatan untuk memusuhi dan kontra di hadapan orang beriman yang benar-benar dekat pada Allah Azza wa-Jalla.
Bagaimana mungkin? Karenanya jangan menduga bila Iblis masuk syurga dan mampu mengeluarkan Adam as, dari syurga itu semata karena kekuatannya. Namun karena Allah Azza wa-Jalla memberikan kekuatan, dan menjadikannya sebagai sebab belaka, bukan sebagai asal akarnya.
Hai orang yang akalnya picik, jangan sampai kalian lari dari pintu Allah Azza wa-Jalla, hanya karena cobaan yang menimpamu. Karena Dia lebih Tahu apa yang baik bagimu. Allah tidak memberikan cobaan padamu melainkan demi faedah dan guna. Bila Allah memberikan cobaan padamu, maka refleksikan dirimu akan dosa-dosamu, perbanyak istighfar, taubat, dan memohon kesabaran dan kekokohan. Tetaplah di hadapanNya, dan bergelayutlah pada belas kasihNya, dan mohonlah agar diberi jalan keluar dari cobaan itu, serta penjelasan arah kebajikan di dalamnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar