Laman

Senin, 21 April 2014

TUJUH NASEHAT SA’DI (murid Syekh Abdul Qodir Jaelani)


TENTANG KEBIJAKSANAAN DAN KEHIDUPAN
Kekayaan adalah diperuntukan bagi kesenangan hidup dan bukan hidup untuk memperoleh kekayaan. Mereka bertanya kepada orang bijak, “Siapakah yang beruntung dan siapa yang merugi ?” Orang bijak berkata.”Keuntungan ialah bagi siapa yang menabur dan menuai, sedang ketidak beruntungan ialah bagi yang meninggal(dunia) dan meninggalkan ketidak beruntungan dibelakangnya.
Suatu bangsa diperindah oleh orang-orang terpelajar dan suatu agama diperindah oleh para pemeluknya yang saleh.
Jangan membuka semua rahasiamu kepada teman-temanmu, karena suatu hari mungkin mereka akan menjadi musuh-musuhmu, dan jangan melakukan semua kejahatanmu terhadap musuh-musuhmu, karena boleh jadi mereka nanti menjadi teman2mu.
Sebuah gagasan yang ingin engkau rahasiakan, jangan diceritakan kepada seseorang, betapapun engkau mempercayainya, karena jika engkau sendiri tidak dapat menyimpan rahasiamu, jangan berharap orang lain dapat lebih darimu (dalam menjaga rahasia). Lebih baik berhati-hati pada keintiman seseorang daripada berkata pada orang lain, kemudian mehangharapkan agar mereka mau menyimpan rahasia. Jangan berkata kepada siapapun apa yang engkau tidak ingin setiap orang mengetahuinya. Ingat tempat terbaik untuk menghentikan aliran arusadalah pada mata airnya.
Untuk menguji mawar yang indah adalah terletak pada baunya, bukan pada perkataan pemilik kebun. Orang yang bijak seperti sekuntum bunga mawar yang mekar, meskipun diam semerbak harum baunya. Sementara orang dungu ibarat sebuah tong, nyaring bunyinya kosong isinya.
Jika engkau mendengar berita yang menyakitkan hati, lebih baik diamlah. Jadilah seperti burung Bulbul, membawa berita baik dimusim semi dan meninggalkan berita buruk bagi burung hantu.
Kesabaran mengantar kita pada keberhasilan, kekerasan mengantar kita pada kekecewaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar