Laman

Sabtu, 08 Februari 2014

Hijrah menuju derajat orang shalih.


Ibrahim bin adham
Abu Ishaq – Ibrahim bin Adham bin
Manshur (1616 H.778 M.), dari daerah
Balkh. ( Balkh adalah daerah di bawah
kekuasaan Khurasan, yang kemudian
menjadi pusat kebudayaan dan keagamaan
masa kerajaan Thakharistan.
Dibuka oleh
Ahmad bin Qais pada tahun 653m ). Ibrahim
merupakan salah seorang anak raja. Suatu
hari ia keluar untuk berburu. Ia sangat
menginginkan memburu kelinci.
Lalu ada
sebuah bisikan, “hai Ibrahim, apakah untuk
itu engkau diciptakan? Apakah dengan
(perburuan) itu engkau diperintah?”
Kemudian bisikan itu muncul kembali,
“Tidak untuk itu engkau diciptakan, dan
tidak pula untuk tindakan demikian
diperintahkan.”

Ibrahim langsung turun dari kudanya.
Ia menemui penggembala yang bekerja
untuk ayahnya. Baju won penggembala itu
diambil dan dipakai. Sementara kuda dan
apa yang dimilikinya diberikan kepada
penggembala itu. Ia pergi melintasi padang
pasir, sampai masuk di Mekkah.

Di sana ia
berguru kepada Sufyan ats-Tsaury dan al-
Fudhail bin ‘Iyadh.
Lalu mukim di Syam
dan meninggal di sana.

Ibrahim makan dari hasil jerih
payahnya sendiri, seperti bekerja sebagai
pengetam dan pekerjaan lain di kebun-
kebun, serta yang lainnya.

Suatu ketika ia pernah di pdang
pasir berjumpa seseorang yang mengajari
Asma Allah Yang Agung. Kemudian ia
berdoa dengan Asma Allah tersebut, setelah
itu tiba-tiba ia melihat nabi Allaah Khidhr, a.s. yang
berkata kepadanya, “Orang yang
mengajarimu Asma Allah Yang Agung itu
adalah saudaraku Daud.”
Kami
mendapatkan kisah ini dari Abu
Abdurrahman as-Sulamy,

“Ibrahim bin
Bisyar berkata : “Aku belajar kepada
Ibrahim bin Adham, dan aku bertanya
kepadanya, “Kabarkanlah tentang awal mula
perjalanan ruhanimu
” Lalu Ibrahim
menyebutkan kisah tersebut.”

Doa yang sering dibaca adalah : “ Ya
Allah, pindahkanlah diriku dari kehinaan
maksiat kepada-Mu menuju keagungan taat
kepada-Mu !.”

Suatu ketika ia pernah berkata
kepada seseorang yang sedang thawaf,
“Ketahuilah, Anda tidak akan memperoleh
derajat orang-orang saleh, sampai Anda
melampaui enam langkah ini 1(Pertama) ,
Anda menutup pintu nikmat dan membuka
pintu bencana.

2(Kedua) : Anda menutup pintu
kemuliaan dan membuka pintu kehinaan.

3(Ketiga) , Anda menutup pintu istirahat dan
membuka pintu ketekunan.

4(Keempat), Anda
membuka pintu tidur dan membuka pintu
jaga/tdak tdur.

5(Kelima), Anda menutup pintu kekayaan
dan membuka pintu kefakiran/kemiskinan.

6( Keenam ),
Anda menutup pintu angan-angan dan
membuka pintu persiapan kematian.”

Suatu hari Ibrahim sedang menjaga
tanaman anggur. Seorang tentara lewat, dan
meminta,
“Berikan kami anggur itu!” Ibrahim
menjawab, “Pemiliknya tidak menyuruhku
memberikan kepada Anda.” Seketika itu
pula tentara tadi memukul Ibrahim dengan
cemetinya. Namun demikian Ibrahim justru
menyodorkan kepalanya, sembari berkata,
“Pukullah kepalaku yang selalu maksiat
kepada Allah saw. ini(sambil menyodorkan kepala)”

Tentara itu pun
lunglai dan pergi berlalu begitu saja.

Sahl bin Ibrahim berkata : “Aku
bertemu dengan Ibrahim bin Adham, lantas
aku sakit. Ia memeberikan nafkahnya untuk
diriku. Suatu saat aku ingin sekali pada
sesuatu, lantas Ibrahim menjual kudanya,
dan uangnya diberikan kepadaku. Ketika aku
ingin minta penjelasan, “Hai Ibrahim, mana
kudanya? Ia menjawab, ‘Sudah kujual!’
Kukatan, ‘Lantas aku naik apa?’
Dijawabnya, “Saudaraku, engkau naik di
atas leherku.’ Dan benar, sepanjang tiga
pos ia menggendongku.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar